Title : She’s a He?
Author : Nadia. (shinstarkey)
Place : Unknown
Genre : Romantics.
Languange : Indonesian
Main Cast : 2Minstal (Taemin, Minho, Krystal)

Minho P.O.V
Aku sering melewati cafe ini, cafe yang bernama shineex. Dekorasi cafe itu cukup menarik, tapi aku belum pernah sama sekali masuk kedalamnya apalagi memesan makanan. Cafe itu ramai dipenuhi pengunjung. Entah mengapa dari cafe itu di bangun aku tidak pernah tertarik untuk masuk kedalamnya tapi baru kali ini aku tertarik dan terpaku melihat sesuatu di dalam cafe itu. jantungku berdebar melihat seorang gadis yang menurutku sangat cantik. Senyumnya yang memberi kedamaian, apakah aku jatuh cinta?
Semenjak melihat sosok gadis cantik itu, aku jadi sering melewati cafe itu dan memandanginya sejenak dibalik jendela cafe. Aku harus segera pergi ke bestcamp yang biasanya merupakan tempat kumpul sahabat2ku,yaitu onew, jonghyun, dan key.
Author P.O.V
“ya… kalian tahu shineex cafe yang ada di ujung jalan dekat rumahku?” minho berjalan ke arah teman temannya yang sibuk bercanda satu sama lain di bestcamp.
“ya, Aku tahu. Memangnya ada apa? Apa kamu mau mentraktir kami makan di sana? hahaha” Sahut jonghyun sambil tertawa terbahak-bahak.
“Tidak untuk mentraktir kalian. Tapi aku ingin memberi tahu kalau disana ada wanita cantik, mungkin dia pelayan disana.” Minho menjelaskan.
“ hahaha, kamu ga punya nyali yah buat berkenalan?.. tanya dong namanya, nomer telephone nya dan alamat rumahnya.” Teriak Onew yang sedang bercanda dengan key.
Sudah 4 hari aku melewati cafe itu dan memperhatikan sosok pelayan cantik. Tapi tidak ada keberanian untuk masuk apalagi berbicara dengan pelayan itu. benakku bertanya, siapakah namanya? Dan dimanakah rumahnya. Rasa ingin tahu mulai meraja.
Rasa penasaranku mendorong aku untuk berani masuk ke dalam cafe itu dan memberanikan diri untuk berkenalan dengannya. Ketika aku masuk, cafe itu sedang ramai didatangi pengunjung,itu berarti kesempatan untuk berkenalan dengan pelayan itu sangat tipis kemungkinannyya. Tapi mau ngga mau aku harus tau nama nya.
Aku mulai melihat menu makanan yang ada didepanku. Dan…..”permisi,ada yang bisa saya bantu?mau pesan apa?”. Bibirku terasa membeku, mungkin tanganku gemetar, sosok pelayan yang selama ini membuatku terpaku bila lewat didepan cafe ini sekarang ada dihadapanku. Aku bingung harus berkata apa, aku hanya ingin tahu namanya. Akhirnya dengan segala keberanianku aku bertanya “mmm…maaf,aku mau tanya,namamu taeyeon bukan?”. “bukan,aku Taemin” sahut taemin sambil menunjukan tanda pengenal yang tertempel diseragamnya. “oh maaf kalau begitu,aku kira kamu teman lamaku yang bernama taeyeon,soalnya kamu mirip dia” kataku sambil tersenyum padanya. Misi pertamaku berhasil,aku sudah tahu namanya, berikutnya aku pasti bisa dapat nomor telephone nya dan alamat rumahnya. Aku pun pulang ke rumah dengan hati gembira. Taemin, nama yang aneh untuk seorang wanita,tapi aku tetap menyukainya.
Semenjak itu aku mulai sering mengunjungi cafe shineex hanya sekedar memesan minum dan makanan ringan, aku hanya ingin menyapa taemin. Tapi aku masih belum berani mengajaknya ngobrol apalagi sampai meminta nomor telephonenya.
Krystal p.o.v
Aku mulai memperhatikan pria yg baru-baru ini berkunjung ke cafe. Karena aku sudahh cukup lama bekerja di cafe shineex, jadi aku tau pelanggan atau orang-orang yang sering berkunjung ke cafe ini. tapi rasa nya aku baru melihat pria itu beberapa hari ini. jujur, aku tertarik pada pria itu. pria yang agak aneh. Beberapa hari lalu dia hanya berdiri diluar cafe, memandang keramaian cafe dari luar. Apa yang dia lihat? Mengapa dia tidak masuk? Apa karena cafe sangat ramai jadi dia mengurungkan niatnya untuk masuk? Tapi apapun alasannya yang penting sekarang dia sudah sering berkunjung ke cafe ini.
“hey, apa yang kamu lihat?apa kamu melamun?” suara victoria mengejutkanku. “ah kamu mengagetkan aku! Victoria, coba kamu lihat pria yg duduk disebelah sana,aku rasa aku tertarik pd pria itu”sahutku. “iya aku tau,tapi aku saranin jangan tertarik pada pria itu”. “mengapa?!” aku dengan ekspresi bingung. “kaya nya dia itu pria yang suka sesama jenis, soalnya aku perhatikan sepertinya dia tertarik pada taemin”victoria menjelaskan. “masa sih?aku ngga percaya,kelihatannya nya dia pria normal.”aku tak percaya. “hai kawan,sedang gosip tentang apa kalian?” sahut taemin yang tiba datang menghampiri aku dan victoria. “taemin,menurutmu pria yang disana itu gay apa normal?soalnya kata victoria,pria itu tertarik sama kamu”aku masih tidak percaya. “mungkin saja,soalnya dia selalu tersenyum manis kalau ketemu aku,tapi kan kita tdk boleh berpikiran negatif”jelas taemin.
Aku masih tidak percaya pria itu gay, aku tertarik padanya tapi kalau dia memang benar seorang gay,aku jadi ilfeel. Sayang sekali kalau pria setampan itu adalah seorang gay.
Hari ini cukup banyak pengunjung yang datang ke cafe, jadi aku sangat lelah dan ingin tidur lebih cepat dari biasanya. Tapi perasaanku masih ada yang mengganjal. Jadi kuputuskan untuk menelfon taemin.
Aku: “halo,taemin..sedang apa?belum tidur kan?”
Taemin: “aku sedang nonton tv,belum tidur kok,ada apa krystal?”
Aku: “aku mau cerita, sebetulnya aku suka sama pria tadi,tp aku ga percaya kalau dia gay”
Taemin:”haha kamu masih memikirkannya?kamu benar-benar tertarik padanya?”
Aku: “iya aku tertarik pada nya.menurutmu bagaimana?”
Taemin: “yasudah,kamu coba selidiki dia dulu,kamu cari informasi tentang dia”
Aku: “tapi aku malu untuk menyapa dia.yasudah aku tunggu waktu yang tepat untuk cari informasi tentang dia.terimakasih taemin.”
Taemin: “iya sama-sama.selamat malam”
Taemin p.o.v
(pembicaraan di telephone)
Aku: “ selamat pagi sulli..sedang apa kamu pagi ini?”
Sulli: “pagi taemin..aku sedang siap-siap mau pergi sekolah.hari ini kamu ke cafe ya?semangat bekerja ya taemin”
Aku: “ iya terimakasih. Kamu juga semangat belajar disekolah. Oh ya nanti sepulang aku kerja,kita jadi jalan-jalan kan?
Sulli: “iya..aku tunggu di rumah jam 7 malam.see you”
Aku harus bulatkan tekadku untuk menyatakan cinta pada sulli. Sudah lama kami sering jalan berdua, dan sudah lama juga aku dekat dengannya. Dia sangat baik, manis, dan pintar. Tapi aku masih takut untuk menyatakan cinta, aku takut dia tidak terima dan menjauhi aku. Aku harus menggunakan kata-kata yang pas untuk menyatakan cinta. Rencananya saat istirahat makan siang aku ingin pergi ke toko buku untuk membeli buku mengenai trik-trik menyatakan cinta pada wanita.
(di toko buku)
Aku mulai mencari buku yang mengenai trik-trik jitu menyatakan cinta pada wanita. Aku ngga mau salah kata-kata sehingga sulli menjauh dari aku.
Dan akhirnya aku menemukan buku ‘how to show your feeling to the girl’. Aku buka dan kubaca dari halaman ke halaman.
Minho p.o.v
Aku pergi ke toko buku untuk membeli komik seri koleksiku. Ketika sedang melihat-lihat kumpulan buku yang ada di toko buku, tiba-tiba aku melihat taemin sedang berdirii membaca buku. Aku mendekatinya tapi langkahku terhenti ketika melihat buku yang sedang dibaca taemin. Suatu keanehan menurutku, wanita membaca buku tentang trik-trik jitu menyatakan cinta pada wanita. Apakah dia hanya iseng membaca atau jangan-jangan dia lesbi? Aku mengurungkan niat untuk menghampirinya. Aku ke kasir membayar buku yang kubeli dan bergegas ke bestcamp.
(di bestcamp)
“teman-teman,aku tadi habis dari toko buku dan aku bertemu taemin,pelayan cafe yang cantik itu,tadinya aku mau menyapa nya tapi aku mengurungkan niat,ada yang aneh dari taemin” seruku. “loh kenapa?bukannya itu kesempatan untuk ngobrol dan minta nomor telephone?kesempatan bagus kan!”sahut key. “iya tadinya aku berniat seperti itu.tapi ketika aku liat buku yang sedang dia baca,aku terkejut dan agak tidak yakin”kataku. “memangnya dia baca buku apa?”tanya jonghyun. “judul bukunya ‘how to show your feeling to the girl’ apa yang ada dalam pikiran kalian?apakah dia lesbi?atau hanya iseng membaca buku?”kataku berapi-api. Tidak ada jawaban dari teman-temanku,mungkin mereka juga mengira taemin adalah lesbi. “lebih baik kamu tanya teman kerjanya,kamu bisa dapat jawaban yang pasti dari mereka” sahut onew yang tiba-tiba menghampiriku.
Keesokan hari di bestcamp
“Teman-teman,aku mau kalian menemaniku ke cafe,aku ingin menanyakan tentang taemin pada teman kerjanya.”kataku memohon. “let’s go kita pergi kesana sekarang”sahut onew.
Krystal p.o.v
Cafe sore ini sedang sepi,aku pun mulai mengantuk.tapi ada pria itu datang ke cafe.dia bersama 3 orang temannya. “selamat sore,mau pesan apa?”sapaku. “maaf temanku ini mau menanyakan sesuatu,boleh tidak?sahut teman si pria itu. “iya silahkan,mau tanya apa?mmm kalau boleh tau,ini tentang taemin bukan?” jawabku. “iya betul sekali!”jawab pria tampan itu. ternyata dugaan victoria benar. Dia benar seorang gay,buktinya dia datang ke cafe hanya ingin menanyakan taemin. “mau menanyakan apa?hari ini taemin libur jadi dia ga masuk kerja”sahutku.
“aku mau bertanya,apa taemin waanita normal?atau lesbi?maaf menanyakan ini,aku hanya penasaran,aku menyukai taemin tp ada yang janggal dari dia”jelas pria tampan itu.
Ternyata dugaanku keliru,aku dan pria tampan ini sama-sama keliru. “hahaha dia bukan wanita normal,tapi pria normal”seruku. “maaf nama kamu siapa?”tanyaku pada pria tampan itu.
“aku minho, daan ini teman-temanku,jonghyun,onew,dan key.mm maksud kamu tadi apa?dia pria normal??”sahut pria itu. “namaku krystal.mm jadi begini,taemin itu seorang pria tulen,pria normal,baik,dan romantis.memang wajahnya mirip wanita,tp dia cukup gentle”jelasku pada minho.
“oohh jadi taemin itu pria,berarti selama ini aku salah menyukai orang.jadi aku tertarik pada pria,sungguh memalukan hahhahaa.terimakasih atas infonya nona krystal” sahut minho sambil tersenyum padaku. Senyumannya membuat dia makin terlihat tampan. Aku lega dan senang ternyata nama pria tampan itu minho dan dia bukan gay. Sungguh berbunga-bunga perasaanku.
Minho p.o.v
Kejadian yang sangat memalukan, aku menyukai pria. Tapi itu sudah jelas dan aku sudah tau siapa taemin. Semenjak kejadian itu,aku jadi dekat dengan krystal, aku pun mengakui kalau aku mengagumi dia. Aku menyukai krystal.
Keesokan hari
Aku, jonghyun, onew, key, krystal,dan taemin berkumpul di sebuah restaurant untuk makan malam bersama. Kami berbincang-bincang sangat akrab, dan krystalpun bercerita tentang kekeliruanku pada taemin,taemin tertawa terbahak-bahak. Aku malu tapi aku senang ada krystal disampingku walau aku masih blm berani menyatakan perasaanku padanya. Disela-sela perbincangan,taemin berkata “teman-teman,aku mau mengenalkan sesorang pada kalian”. Semua nya terdiam menunggu orang yang dimaksud taemin itu. dan muncullah sulli. “hai semua,namaku sulli” sahut sulli memperkenalkan diri. “ini dia orang yang aku maksud,dia adalah teman specialku dan lebih tepatnya lagi pacarku”jelas taemin bangga. “wah selamat ya buat kalian”seruku, krystal,dan victoria. “minho,kamu tidak patah hati kan?hati-hati kalau menyukai orang,harus jelas..hahahaha”seru jonghyun tertawa terbahak-bahak yang diikuti teman-temannya yang lain. Muka ku merah karena malu.
Pada malam hari nya aku menunggu krystal di luar cafe. Mungkin krystal sedang beres-beres dan bersiap untuk pulang.
“minho,sedang apa kamu disini?kamu sendirian? Seru krystal terkejut saat membuka pintu cafe
Aku: “iya aku sendiri,dari tadi aku memandangimu dari sini dan menunggumu keluar cafe”
Krystal: “ada apa memangnya?”
Aku: “sekarang aku diam disini memandang cafe dari luar jendela bukan untuk taemin lagi,tapi untuk kamu,krystal. Aku menyukaimu”
Krystal: “apa kamu sungguh-sungguh berkata seperti itu?”
Aku: “iya,sangat sungguh-sungguh. Krystal,would you be my girlfriend?please”
“mm iya,aku mau,aku sangat menyukaimu,minho.” Jawab krystal tersipu.
Beberapa minggu kemudian. Aku dan teman-teman,termasuk taemin,sulli,victoria dan krystal makan malam di cafe shineex merayakan ulangtahun taemin. Kami sudah sangat akrab dan sering berkumpul setiap ada acara. Menurutku,ini saat nya aku memperkenalkan pacarku pada teman-temanku. “semuanya,tunggu sebentar..aku mau memperkenalkan seseorang pada kalian”seruku. Keramaian gelak tawapun mulai berubah jadi hening. Lalu aku senyum pada krystal dan merangkul pundaknya dan berkata “teman-teman,dia krystal,teman specialku,lebih tepatnya lagi dia sudah resmi jadi pacarku” aku berkata menirukan gaya kata-kata taemin dan gaya bicaranya pada waktu dia memperkenalkan sulli. Keheningan beberapa saat dan….”selamat selamat akhirnya minho sudah sembuh dari kelainan nya hahaha”canda onew. Semua pun tertawa terbahak-bahak sembari memberi selamat untuk aku dan krystal.
[END]
Author : Nadia Novita .A (shinstarkey)
Place : Unknown
Genre : Romantics.
Languange : Indonesian
Main Cast : Taemin (Lamiere), Sulli

(Sulli P.O.V)
Aku memejamkan mataku sekali lagi, dan tetap saja di hadapanku berdiri seseorang dengan cahaya putih di sekitarnya yang membuat ia bersinar. Senyum yang merekah dari bibirnya, menggambarkan kesan ramah pada dirinya. Seperti seorang malaikat yang turun dari langit.
Aku terus memperhatikannya dan memperlambat mataku mengedipkan diri. Orang itu mendekat ke arahku, dan aku baru saja menyadari bahwa ia adalah laki-laki yang memiliki wajah tampan dengan senyum yang terus di pancarkannya.
“sss..siapa kau?” tanyaku padanya, agak tergagap-gagap.
Ia membuka bibirnya pelan dan berkata “ Aku Lamiere.. malaikat penjagamu.” Sahutnya sambil merekahkan lagi bibirnya yang semakin membuatku bingung. Dan sekejap semuanya berubah menjadi kegelapan.
“Ya!! Sulli!! BANGUN!”
Suara itu bergema di kupingku, dan aku mulai membuka kedua mataku perlahan. “mana dia?” sahutku secara spontan sambil mengingat bayangan yang ku lihat tadi. Aku meatap kakak ku Sooyoung yang menaruh kedua telapak tangannya di pinggang dan menatapku dengan mata yang hampir keluar.
“Dia? Dia siapa?” Sahutnya sambil menatapku bingung..
“Malaikat” sahutku yang juga merasa bingung dengan perkataanku sendiri.
“HEI SULLI!!.. apa kau masih bermimpi? Tidak ada malaikat disini..!!”
Sepertinya Sooyoung eonni benar. tadi hanya mimpi, tapi mengapa seperti nyata..
Aku tersenyum paksa ke arah Sooyoung eonni sambil menunjukan sederet gigiku yang belum sikat gigi itu.
__
Aku berjalan menuju halte bus yang terletak tak jauh dari rumahku. Ini adalah hari pertama masuk sekolah sehabis libur musim dingin yang panjang, dan sekarang aku baru saja naik ke tingkat SMA.
Aku menaiki Bus yang tak lama datang setelah aku sampai di Halte. Disana aku melihat sosok yang ku kenal. Yaitu Krystal, temanku sejak TK. Hingga sekarang tak pernah berpisah.
Aku berjalan pelan ke arahnya yang sedang mendengarkan ipod nya sambil memandang ke arah jendela
“Heii.. Krystal” sahutku yang sepertinya agak mengagetkannya hingga dia tersentak.
“Sulli!! Aku membuatku kaget…”
Aku hanya tersenyum kepadanya. Krystal berbalik arah menghadapku.
“Sulli… apa kau tahu!!!” sautnya semangat sambil menunjukan sederet giginya.
“Mana ku tahu.. kau belum memberi tahuku” sahutku santai sambil menggembungkan pipiku.
“Kemarin, Minho oppa menyatakan cintanya padaku!! Aku sangat senang!!”
“Minho? Lelaki yang baru lulus SMA itu? Yang bertubuh jangkung yang suka lewat di depan sekolah kita?”
“ Tepat!! Dan kau tahu.. dia menyukaiku juga.. dan yang pasti aku tidak akan menolaknya.” Krystal tersenyum lebar. Aku ikut senang melihatnya. Dari dulu ia memang sangat mendambakan Minho oppa itu sampai-sampai ia menempelkan semua semua foto-foto minho di sepanjang dinding kamarnya.
“Syukurlah.. aku ikut senang… kau sudah menemukan seseorang yang cocok dengan mu.” Aku tersenyum juga pada Krystal.
“bagaimana dengan mu ?” krystal menatapku tajam.
“a..aku?” Aku sedikit bingung dengan perkataan Krystal.
“kau sudah menemukan laki-laki yang cocok dengan mu?”
“ Belum..” sahutku agak melemas. Karena sampai sekarang belum ada seorangpun yang menyatakan cinta denganku, atau karena belum cocok. Apa aku begitu jelekanya sehingga tak ada yang mau denganku?
“Sudah.. kau pasti bertemu laki-laki yang terbaik..” Krystal mengelus-elus punggungku. Tak sadar kami sudah sampai di tujuan kami, di Chungdam high school. Sekolah baruku dan krystal.
__
Lamiere… Lamiere…
Aku selalu mengingat nama itu dan terbayang wajah seorang yang mengaku sebagai malaikat penjagaku dalam mimpi. Tapi wajahnya selalu terbayang, dan semakin aku membayangkannya aku selalu terpanah dengan wajahnya. Sampai-sampai aku tidak memperhatikan walikelasku berbicara panjang lebar di depan.
“Sulli.. kau kenapa? Dari tadi selalu melamun? Apa yang sedang kau pikirkan?” Krystal menghampiriku yang duduk memikirkan Lamiere.
“Krystal.. Aku mimpi aneh semalam.. “
“apa?”
“Aku bermimpi ada seorang yang menghampiriku. Wajahnya selalu membuatku terpanah. Ia mengaku sebagai malaikat penjagaku, dan ia bernama Lamiere.” Sahutku, aku berharap Krystal merespon sesuatu.
“itu hanya mimpi kan? Dan mana mungkin Lamiere..Lamiere mu itu nyata. Mana ada malaikat penjaga yang nampak. Kau tahu itu.”
“ Iya.. aku tahu. Tapi itu bukan seperti mimpi.. itu seperti kenyataan…” Aku berbicara agak serius pada krystal. Tiba-tiba Krystal memegang keningku dan bergumam.
“Sulli.. kau tidak sedang sakit kan?” katanya sambil menatapku lagi.
“Aku tidak sakit!”
“Oke.. sepertinya kau harus melupakan Lamiere mu itu dan mulai mencari laki-laki yang kau impikan.” Krystal membalikan badan dan duduk di tempat duduknya yang berada tepat di belakangku.
__
Beberapa malam berikutnya aku kembali memimpikan Lemiere, dan sekarang di tidak hanya berdekatan denganku, ia mengajakku ngobrol dan entah kenapa aku merasa sangat dekat dengannya, tapi ini kan hanya sebuah mimpi?
__
Aku kembali menunggu bis di halte bus, ini hari ke-15 aku masuk sekolah, dan selama itu juga setiap malam aku terus bermimpi Lamiere. Siapa sih dia?
Krystal juga sudah mulai jenuh mendengar cerita-ceritaku yang ia anggap semuanya itu hanya mimpi dan tidak akan menjadi nyata. Kalalu di pikir-pikir itu memang benar. Lemiere hanyalah mimpi.. tapi aku harap dia menjadi nyata.
Aku memasuki Bus yang sangat penuh. Berdesak-desakan ini sangat menyulitkanku untuk masuk kesitu. Tapi tetap aku paksakan karena aku akan telat jika menunggu bis yang selanjutnya. Aku menemukan Krystal di tengah-tengah kerumunan orang yang memenuhi bis, ia berdiri diam dan memancarkan tampang tidak nyaman.
“krystal!” sapaku. Ia menoleh ke arahku dan tersenyum. Aku mulai mendekatinya dan berharap bus ini akan secepatnya membawa kami ke sekolah.
__
Bus sudah berhenti di halte depan sekolah. Dan aku hendak berjalan turun bersama Krystal. Ketika aku ingin melangkah ternyata tali sepatuku terinjak orang. Oh Damn! Aku tersandung ke arah depan. Tiba-tiba seseorang menahan bahuku dengan tangan kirinya, ia seperti memelukku agar aku tidak jatuh. Aku tak sempat melihat wajahnya pada saat itu. Aku segera keluar dari bus yang sesak itu dan bisa menghirup udara segar. Krystal menghampiriku dengan tampangnya yang sedikit khawatir.
“ Sulli! Kau tidak apa-apa kan?” Krystal memegang bahuku.
“aku tidak apa-apa.. berkat orang yang menolongku tadi.. oh iya.. mana orangnya?” Aku bertanya pada Krystal yang menunjuk ke arah belakangku.
Aku membalikkan badanku hendak menatap dan berterima kasih pada orang yang menolongku itu.
“OH MY GOD” Di hadapanku berdiri seseorang yang sudah tidak asing di mataku dan membuat aku terpaku menatapnya. Seseorang yang bertubuh tinggi, badan yang kurus, dengan memakai seragam yang sama dengan seragam yang ku pakai. Dan aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat.
“LAMIERE..” sahut ku tiba-tiba, dan orang tersebut memandangku dengan tampangnya yang bingung. Ya, dia sangatlah terlihat seperti Lamiere dalam mimpiku, wajahnya, postur tubuhnya, hanya bedanya ia tidak punya sayap dan sekarang ia memakai seragam sekolah sepertiku (?).
Aku sangat terpaku dengannya sampai-sampai tidak ada kata-kata yang keluar dari bibirku, termasuk kata Terimakasih yang ingin aku ucapkan padanya.
Aku menatapnya dan sekali melihat segurat senyum yang sama dengan Lamiere. Apakah ia Lamiere? Dia Nyata?
“Heii!! Sulli… kau tidak mengucapkan terimakasih kepadanya?” Aku tersadar ketika Krystal mengguncang-guncangkan bahuku dan aku mulai menatap orang di depanku itu dengan serius. Walaupun rasa deg-degan masih terus terasa di dadaku.
“Te..terimakasih.. kau sudah menolongku” kataku agak gugup. Orang itu tersenyum ke arahku. Aku merasa sangat dekat dengannya.
“Sama-sama..” jawabnya singkat dan melangkah melewatiku sambil terus tersenyum seperti menebarkan cinta (mungkin)
Tak sadar aku berteriak ke arahnya. “HEEII.. SIAPA NAMAMU!!?”
Orang yang benar-benar mirip Lamiere itu membalikan badannya dan menatapku lagi sambil merekahkan bibirnya persis seperti Lamiere >.<
“Kau boleh memanggilku Taemin. Lee Taemin” sahutnya yang tak lama berbalik arah lagi menuju sekolah.
Aku terdiam sejenak dan masih terpaku dengan sosok Taemin yang berada di depanku tadi.
__
“Krystal!!! Aku sudah menemukan Lamiereku!!” Aku menghampiri krystal dengan rasa gembira yang masih melekaat pada diriku karena kejadian tadi pagi.
“apa maksudmu? Lamiere? Kau mau cerita tentang Angel mu itu?” Sahut Krystal agak sedikit ketus kepadaku, tapi aku tidak menghiraukannya.
“kau masih ingat dengan laki-laki yang menyelamatkanku tadi pagi?”
“ya, aku masih mengingatnya. Kalau tak salah namanya Lee Taemin kan?”
“TEPAT!! Dan kau tahu, wajahnya itu persis sekali denga Lamiere yang ada di dalam mimpiku.. Senyumnya, postur tubuhnya, rambutnya….” Aku berteriak histeris di hadapan Krystal karena aku tidak bisa menahan rasa senangku. Krystal menaikan sebelah alisnya dan menatapku dengan tampang heran.
“Oh..” jawab Krystal yang lama-lama semakin membuat rasa senangku berkurang karena sikapnya yang seolah-olah tidak percaya lagi denganku. Aku tidak memperdulikan lagi kata-kata Krystal. Dan aku beranjak pergi dari kelas. Mungkin mencari Taemin. Hehe.
__
Pertemuanku dan taemin sudah berlangsung seminggu, dan selama itu aku tidak pernah memimpikan Lamiere lagi. Seperti Lamiere keluar dari mimpiku dan menyamar sebagai Taemin.
Taemin terus sebagai malaikat di mataku. Setiap aku melihatnya seperti ada cahaya putih di sekelilingnya yang membuatnya selalu bersinar di mata semua orang, atau di mataku saja (?). tapi memang benar. Semua wanita di sekolah kini sangat mengagumi Taemin. Memuja Taemin, menggilai taemin dan sebagainya. Taemin kini berada satu Tingkat di atasku. Dia kelas 2, sedangkanku baru masuk kelas 1.
Setiap pagi aku dan Taemin selalu bertemu di bus menuju sekolah. Aku selalu melihat senyumnya. Senyumnya yang membuatku hampir pingsan di bus. Krystal sekarang makin menganggapku Aneh. Ia selalu menatapku heran karena aku menggilai Taemin. Memangnya aku salah (?)
Dalam seminggu ini, Taemin juga selalu muncul seperti malaikat Penjagaku. Dia selalu menolongku. Entah mengapa di setiap aku kesusahan selalu ada dia di hadapanku, selalu dia yang menolongku. Saat aku terpeleset, saat aku jatuh, saat aku membawa barang berat, selalu Taemin yang membantuku. Dan oleh karena itu saat ini aku menjadi bahan omongan orang-orang karena menurut mereka aku sangat dekat dengan taemin. Dan semakin hari omongan itu selalu menjadi-jadi.. ada yang bilang Taemin mengantarku pulang sampai rumah, ada yang bilang kami jalan berdua..
Itu semua sangatlah tidak benar, kami tidak pernah jalan berdua, bahkan mengobrol saja tidak pernah. Kami hanya sekedar tahu nama satu sama lain. Tapi karena dia selalu menolongku, menampakan senyum nya kepadaku. Aku selalu merasa dekat dengannya. Apa dia benar-benar malaikat pelindungku?
Haduh.. seharusnya aku tidak boleh meanggilnya hanya dengan nama Taemin, tapi Taemin oppa. Bodohnya aku.
__
Hari-hari terus berganti..
Saat ini aku tengah berjalan sendiri menuju rumah, aku tidak menggunakan bus, karena uang jajanku habis untuk membeli keperluan saat praktikum Biologi di sekolah tadi, biasanya saat uangku habis aku bisa meminjam uang kepada Krystal terlebih dia sering pulang bersamaku. Tapi karena sekarang dia ada yang antar jemput, yaitu Minho oppa, jadi sekarang Krystal tidak pulang bersmaku di tambah Minho yang hari ini baru membeli mobil baru dan mengajak krystal untuk mencobanya.
Aku berjalan terus sambil menundukan kepala. Aku sengaja menundukan kepalaku agar orang-orang tidak bisa melihat wajahku yang sekarang kelihatan sangat suntuk, kelelahan, kepanasan. Tiba-tiba seseorang menyentuh bahuku dari belakang. Seketika aku membalikan badanku.
“Sulli-ah.” Suara yang tak asing lagi bagiku. Taemin oppa.
Aku tak bisaa berkata apa-apa lagi setelah menatap taemin oppa yang tengah ada di hadapanku.
“Sulli-ah? Kau pulang sendiri? Mengapa tidak naik bus?” sahutnya sambil terus memandangku.
“emm..anu.. Aku tidak punya uang lagi untuk menaiki bus. Jadi jalan kaki.. hehe” jawabku agak sedikit gugup dan malu.
“ah~ kenapa kau tidak bilang kepadaku? Aku bisa meminjami mu uang, atau kau bisa ikut pulang bersamaku.” Taemin tersenyum kepadaku, dan mendengar kata-kata itu aku merasa seperti Taemin sangatlah dekat denganku, aku merasa taemin tidak menganggapku hanya sebatas teman. Tapi sebenarnya kami pun tidak pernah mengenal lebih jauh. Hanya sebatas nama. Bagaimana bisa aku bilang kepadanya kalau aku tidak mempunyai uang jajan lagi(?)
Aku hanya tersenyum memandang taemin.
“oke! Kalau begitu sekarang kau ku antar pulang. Agar kau tidak kelelahan. Mari kita naik bus bersama” Taemin menggandeng tangaku menuju halte bus yang tak jauh dari situ. Oh God.. pertama kalinya aku di gandeng taemin!.
__
Hari ini pertama kalinya aku di antar pulang dengan Taemin. Dan anehnya. Ia seperti hafal sekali jalan menuju rumahku, seperti sering sekali ke tempat itu. tapi itu tidak penting.
Karena kali ini aku sangat bahagia. Sampai-sampai aku terus memikirkan kejadian tadi siang. Dimana taemin mengantarku pulang, menggandengku, kami mengobrol dan… AAAAAA… aku hampir gila karenanya.
__
Hari ini aku tak enak badan. Badanku lemas. Tapi akan aku paksakan untuk ke sekolah, sebenarnya tujuan utama ke sekolah bagiku kini bukan untuk belajar. Tapi bertemu taemin. Heheheh.
Aku menutup pintuh rumahku sehabis memberi salam kepada ibu. Aku langsung berjalan menuju halte bus. Perasaanku kali ini tidak enak, mungkin karena aku kurang enak badan.
Tapi bukan karena hal itu. tapi karena aku merasa ada yang mengikuti dari arah belakangku. Aku tidak berani membalikan badanku. Aku hanya mencepat kaki ku melangkah.
Dan tiba-tiba ada yang menarik tanganku dari belakang dan membekapku memakai sapu tangan. dan semua hilang dari pandanganku.
__
Aku membuka mataku dan mendapatkan rasa nyeri di tangan, aku menyadari mulutku telah tertutup oleh sebuah lakban hitam, tangan dan kakiku tengah terikat pada kursi kayu tua yang aku duduki. AKU DI CULIK??!
Aku bingung. Aku tidak tau apa yang harus ku lakukan dalam keadaan tangan dan kakiku terikat seperti ini.Aku hanya bisa menangis. Ya, hanya menangis yang aku bisa dalam hal seperti ini.
Tiba-tiba dua orang pria menghampiriku, dengan pakaian serba hitam dan sepertinya membawa benda tajam. Salah satunya melepas lakban yang menutupi mulutku. Dan meletakan sebuah pisau ke arah leherku dan menjambak rambutku. Aku hanya bisa mengeluh kesakitan dan menangis.
“HEH! Kau anak pengusaha Choi kan? Seputkan nomer telephone ayahmu!!” pria itu menjambak rambutku semakin kuat.
Ternyata mereka mencuiku karena Harta ayahku yang lumayan berlimpah. Mengapa aku yang harus menjadi korban seperti ini ?
“Ahm.. Aku tidak hapal nomer telephone ayahku.. maaf” aku hanya berkata seadanya kepada pria itu. memang aslinya aku tidak hapal nomer telephone ayahku. Tapi orang itu menganggapku bohong dan semakin menyiksaku.
“KAU!! Berani BOHONG ya!!”
“A..Aku tidak berbohong.”
Kedua pria itu kini semakin menyiksa ku, menamparku, menjambakku, dan semakin membuatku tidak kuat. Ya tuhan, mengapa aku harus menerima semua ini?? apa salahku. Aku memejamkan mataku, menahan rasa sakit yang aku alami. Mungkin aku kan mati disini.. Aku pasrah.
Aku mendengar suara bantingan pintu dan merasa ada seseorang yang masuk disana. Tapi aku hanya terdiam dan terus menutup mataku.
“HEII!! Kalian!!!” orang itu berteriak. Dan membuatku membuka mataku. Disana berdiri sosok yang sangat ku kenal. TAEMIN.
Taemin membuat kedua pria yang tadinya ada di sebelahku menghampirinya sekarang dan bersiap untuk menghajarnya.
Aku melihat wajah taemin yang serus berkelahi. Tampangnya begitu serius dan aku tidak menyangka bahwa ia yang menolongku sekarang. Berkorban demiku untuk menyelamatkanku.
Taemin sudah membuat kedua pria tadi tidak brkutik lagi. Dan ia mulai mendekatiku dan membukakan ikatan pada tangan dan kakiku, aku melihat darah mengalir dari dahinya. Dan pasti itu akibat berkelahi. Aku masih terdiam menatapnya. Taemin menggendongku keluar tanpa berkata apa-apa.
Mungkinkah ini benar-benar taemin? Ia menyelamatkanku? Persis seperti malaikat pelindungku.?
Aku tak bisa menahan isak tangisku. Entah mengapa aku ingin sekali menangis dalam keadaan ini.
“Sudahlah… Jangan menangis. Kau sudah selamat sekarang.” Taemin berkata pelan kepadaku.
“taerimakasih.. oppa.. “ hanya ucapan itulah yang bisaku katakan padanya. Aku masih merasa bingung mengapa ia selalu menolongku, selalu ada di saat aku membutuhkannya. Selalu ada di mana aku berada.dia benar-benar seperti malaikat.
Taemin menurunkanku pada kursi panjang yang berada di samping sebuah taman kota. Aku tak henti menatapnya. Dan kali ini aku mencoba berani bertanya kepadanya.
“oppa, kau tahu.. dalam mataku kau selalu terlihat seperti malaikat penjagaku.. selalu menolongku, selalu ada di sampingku dan kau tahu semua kebiasaanku, rumahku dan segala tenatangku. Itu membuatku sedikit aneh.”
Taemin menatapku sambil menunjukan segurat senyum pada bibirnya dan tiba-tiba ia memeluku tepat di dadanya.
“ya, aku memang malaikat penjagamu, aku siap menjagamu, aku siap melindungimu, aku siap menemanimu kapan saja. Dan aku akan selalu ada di dekatmu. Tepatnya di hatimu.”
Kata-kata itu membuat aku terdiam. Tak bisa berkata apa2 dan diam terpaku. Walau aku tidak tahu apa maksud taemin. Taemin kembali mengeluarkan suaranya.
“asal kau tahu.. aku menyukai mu sejak kau masih duduk di tingkat SMP. Aku sangat tertarik denganmu dan menjadi stalker mu. Hehehe.. jadi jangan salahkan aku jika aku tahu rumahmu,, tahu kebiasaanmu..”
Aku tambah terpaku dengan kata-kata taemin. Ya jelas.. siapa yang tidak tercengang mendengar perkataan itu. aku masih terus diam dengan posisi sama. Berada di pelukan taemin.
“Ya!! Sulli.. mengapa kau terdiam terus…? kau menanggapi apa kataku kan?”
“ah.. iyaa.. aku ..” kata-kataku mulai terpotong, karena aku tidak tahu harus berbicara apa pada taemin.. Taemin melepas pelukannya dan langsung menatapku.
“Would you be my girlfriend? Forever?”
OH god!! Benarkah yang aku dengar? Taemin menyatakan cinta denganku?
Tanpa sadar aku menganggukan kepala pada taemin.
Taemin merekahkan senyumnya di hadapanku dan memelukku kembali.
INI SEPERTI MIMPI!!!
__
Hubunganku dengan taemin membuat hidupku seperti ada di surga.. Aku yakin dia memang benar-benar malaikat penjagaku di bumi ini. Setelah taemin menyatakan cintanya padaku, Aku kembali mendapatkan mimpi yang selama ini tidak ku temui lagi selama bertemu dengan taemin.
Mimpi Lamiere. Seseorang yang muncul dalam mimpiku dan berwujud persis seperti Taemin.
Dalam mimpi Lamiere kembali tersenyum kepadaku dan berjalan ke arahku.
“kini kau sudah menemukan malaikat penjagamu sendiri. Dan kini aku hanya menjagamu dari surga.. karena di bumi kau sudah punya malaikat penjagamu sendiri” Tiba-tiba, sekumpulan cahaya putih datang memnuhinya, dan sekejap ia menghilang.
Aku yakin. Lamiere memang benar-benar ada sebagai malaikat penjagaku, tapi sekarang aku punya malaikat sendiri, yang nyata, ada di hadapanku. Yaitu Taemin…
[END]
Title : Famous Girl
Main cast :
- Lee Taemin
- Sulli Choi Jinri
Minor cast : Hwang Chansung, f(x)
member
Length : Oneshot
Genre : Romantic
Rating : PG-13
Language : Indonesia
**
NOT FOR SILENT READER!
______
Taemin p.o.v
Aku menyusuri lorong-lorong sekolah
yang sudah sangat sepi, tentu saja ini sudah jam 7 malam tentu semua murid
sudah menuju rumahnya masing-masing atau malah berjalan-jalan dengan temannya.
Sayang aku tidak, Aku harus menyelesaikan tugasku yang menumpuk. Untung saja
sekarang sudah selesai aku kerjakan.
Aku dapat mendengar suara langkah
kakiku sendiri. Sekolah ini sudah begitu sepi seperti tidak ada orang lagi,
tapi ketika aku hampir sampai di depan kelasku aku malah mendengar suara
tangisan, tangisan seorang wanita. Eh masih ada murid yang ada di sini?
Yang benar saja?
Atau itu adalah….
Aish.. pikiranku sudah menuju ke hal
mistis itu. Jujur walaupun aku tidak takut hantu, tapi aku rasa jantungku
berdetak lebih kencang sekarang.
Aku mencoba membuka pintu kelas
secara pelan. Dan perlahan terlihat seorang wanita berambut coklat panjang yang
tengah meringkuk di sudut kelas sambil membenamkan wajahnya di antara kedua
lututnya, dan suara tangisan terdengar dari sana. Itu siapa?
Uhm, sepertinya aku kenal dengan
sosok itu. emm.. dia Sulli, bukan? Anak paling terkenal di kelas dan mungkin
terkenal di satu sekolah, karena yang ku tahu ia adalah seorang model . Sedang
apa dia menangis sendirian disini? Ini sudah malam. Mengapa dia tidak pulang?
Perlahan aku berjalan mendekatinya,
aku tidak mungkin membiarkan anak ini menangis sendirian. Walaupun aku memang
tidak kenal sama sekali dengannya, hanya tahu namanya saja. Itu di karenakan
status kami yang berbeda. Dia anak famous dan aku hanya anak biasa-biasa saja.
“Hey? Mengapa kau menangis?” Kataku
sambil menyentuh bahunya menggunakan ujung jari telunjukku. Sulli menoleh
kearahku dengan mata yang sembab dan airmata yang berjatuhan di pipinya. Dia
menatapku polos, mukanya sudah memerah sepertinya dia sudah menangis berjam-jam
disini.
‘brukk’
Tiba-tiba saja Sulli memelukku dan
menangis di bahuku, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Dia memelukku?
“he-hey.. to-tolong
lepaskan..” kataku sambil berusaha melepas pelukan itu secara pelan. Tapi Sulli
malah makin mendekapku.
“Tolong pinjamkan bahumu, untuk kali
ini saja.. aku mohon” Jawab Sulli di sela-sela tangisnya yang semakin
menjadi-jadi.
Baiklah mungkin dengan ini dapat
membuatnya lega dan berhenti menangis. Aku biarkan Sulli menangis di bahuku
walaupun sepertinya bajuku ikut basah karena airmatanya.
**
“minumlah ini…” Aku memberikan
sekaleng minuman pada Sulli yang terlihat sudah tenang sehabis 1 jam menangis
di bahuku.
“Terima kasih..” Sulli mengambil
minuman itu dari tanganku dan tersenyum hambar, ok, kesedihan masih terlihat
dari raut wajahnya.
Suasana hanya hening tanpa suara aku
menyesap minuman sodaku begitu juga dengan sulli. Aku tidak berani menanyakan
sesuatu atau mengobrol dengannya, mungkin karena aku memang tidak kenal dengannya.
“Kau teman sekelasku?”
Sulli tiba-tiba membuka suara dan
menoleh kearahku. Aku menganggukan kepalau sedikit dan tersenyum kearahnya. Dia
benar-benar tidak kenal denganku? Bahkan untuk memastikan aku sekelas dengannya
saja dia harus bertanaya? mungkin di karenakan aku yang selalu diam saat di
kelas dan tidak terkenal.
“Iya.. “ jawabku singkat pada sulli.
“uhmm.. maaf aku tidak hafal anak
sekelas..”
“Tidak apa-apa.. Aku memang tidak
begitu di kenal banyak orang.” Aku tersenyum pada sulli. Aku berkata hal yang
memang terjadi.
“Maaf, siapa namamu?”
“Namaku Taemin.. Lee Taemin”
“Aku Choi Jin-“
“Tidak usah perkenalkan dirimu,
semua orang sudah tahu namamu..” Perkataan Sulli langsung ku potong, aku tahu
sebenarnya dia ingin memperkenalkan namanya, tapi siapa sih yang tidak kenal
dengan Choi Jinri atau yang sering di panggil sulli?
Sulli hanya membalasku dengan
menundukan kepala sambil tersenyum. entah kenapa aku malah memperhatikannya.
Aku akui dia memang sangat cantik. Dengan kulit yang sangat putih seperti
snow white.
“Sulli, uhmm.. jadi mengapa kau
menangis?” Kataku memecahkan suasana hening yang tadi sempat melanda kami.
Sulli hanya terdiam, tidak
mengeluarkan suara apapun. Baiklah kalau dia tidak mau bercerita, ini juga
bukan urusanku.
“yasudah kalau kau tidak mau
bercerita.. “ Aku menoleh kearah jam tanganku sebentar, karena sepertinya ini
sudah terlewat malam.
Aku menoleh kepada Sulli sebentar,
gadis itu masih saja terdiam. “Sulli, Aku harus segera pulang.. Kau juga harus
pulang, keluargamu pasti khawatir. Sekarang sudah jam 9 malam.”
Aku hendak mengambil langkah pergi
dan tiba-tiba saja Sulli menggenggam tanganku kencang. “Aku tidak mau
pulang..” kata sulli sambil menangis lagi.
Heh? Tidak mau pulang?
**
Sulli P.o.v
“ Kau duduk disini dulu, akan ku
ambilkan makanan dan minuman untukmu, sepertinya kau lapar.” Sahut taemin yang
menyuruhku untuk duduk di sofa ruang TV. Aku sekarang berada di rumah Taemin.
Akhirnya dia membawaku kerumahnya, karena Aku mengatakan bahwa aku tidak ingin
pulang.dan Sepertinya dia laki-laki yang sangat baik, tapi mengapa aku tidak
mengenalnya dikelas.
Aku memandangi seluruh sudut rumah
dengan gaya sederhana, hanya ruang TV yang berhubung dengan dapur tanpa meja
makan dan satu kamar mandi dan juga satu kamar tidur. Apa dia tinggal sendiri
disini?
Taemin datang kearahku dengan
sebuaha nampan berisikan 2 mangkuk dan 2 gelas air mineral di tengah-tengahnya.
“Ini makanannya.. maaf hanya ramyeon
saja yang bisa aku buat. Hehe” Taemin menaruh nampan itu di meja ruang TV.
Enatah mengapa aku malah tersenyum menatap wajahnya.
“Makanlah..” kata taemin lagi sambil
langsung memakan ramyeon yang ada di hadapannya.
“Terima kasih, taemin maaf aku sudah
merepotkanmu.” Jawabku. Aku juga mulai memakan ramyeon yang ada di hadapanku.
“Sama-sama” Taemin tersenyum tanpa
menoleh kearahku.. “Sulli, mengapa kau tidak mau pulang ke rumahmu?” lanjut
taemin dan sekarang dia menatapku.
Aku yakin pasti dia sangat penasaran
dengan apa yang terjadi denganku, dari tadi dia selalu menanyakan sesuatu
tentangku.
“Aku tidak mau pulang karena…. Aku..
aku akan di jodohkan.. dan itu pula yang membuatku menangis.” Aku menundukan
kepalaku. Akhirnya aku menceritakan ini juga pada taemin, walau sejujurnya aku
tidak mengenal taemin, tapi aku rasa aku ingin bercerita dengannya.
Taemin menaruh alat makannya dan
menatapku terus, aku tetap menundukkan kepala dan tiba-tiba tangan taemin
mengelus pundakku.
“Kau harus sabar.. emm mungkin kalau
kau mau kau bisa menginap disini dulu”
Aku langsung menatap taemin, dia
membolehkanku untuk menumpang disini?
“K-kau membolehkanku untuk menginap
disini?” Tanyaku, meyakinkan perkataan taemin yang tadi.
“tentu saja.. lagian aku juga
tinggal sendiri disini.. tenang saja. Kau bisa menggunakan kamarku untuk tidur,
biar aku tidur di ruang TV” Taemin tersenyum padaku, senyum yang sangat manis.
Aku tidak pernah menyangka dia begitu baik denganku, padahal kami baru saja
mengenal satu sama lain.
Karena sangat senangnya tanpa
berfikir panjang aku segera memeluk taemin. Aku rasa dia memang orang yang
terbaik yang pernah aku temui.
Ups..
Sepertinya wajah Taemin memerah
saatku peluk.
**
Taemin P.o.v
Ini memang sesuatu keajaiban
menurutku. Aku dekat dengan Sulli, wanita terpopuler di sekolah. Tidak pernah
terbayangkan sama sekali. Padahal aku hanyalah laki-laki biasa yang tidah
banyak di kenal orang.
Dan menurutku Sulli itu baik, ramah
dan cukup menyenangkan. Tapi aku tidak tahu nantinya ketika di sekolah. Apa dia
masih mau berteman denganku? Mungkin saja dia malu berteman dengan orang
sepertiku yang Hanya diam di sekolah. Sedangkan Sulli punya banyak teman yang
begitu popular juga dan Beberapa laki-laki populer yang mengejar-ngejarnya.
“Taemin.. kalau boleh aku tahu..
mengapa kau tinggal sendirian?” Tanya sulli padaku dimana saat aku dan dia
sedang berjalan menuju sekolah.
“Karena umma sudah tidak ada lagi
dan Aku tidak mau merepotkan appa, jadi aku berusaha sendiri. Dengan bekerja
sambilan sepulang sekolah dan akhirnya mampu membeli rumah sendiri.” Kata ku
sambil tersenyum pada sulli.
“kau sangat mandiri.. Lain hal denganku..
Bisa di bilang Aku anak yang sangat manja dan selelu bergantung pada orang
tua.. sampai-sampai orang tuaku juga ikut dalam menentukan jodohku.” Wajah
sulli kini memurung.
“Apa kau tidak bisa mengelaknya?”
Aku terus memperhatikan Sulli yang kini tetap dengan dengan posisinya yang
menunduk.
“Aku tidak tahu.. “ jawabnya
singkat. Entah apa yang aku lakukan kini aku malah mengganggam tangan Sulli dan
membuat Sulli menoleh kearahku dengan wajah yang bingung.
“Kau harus kuat menghadapi hidup
ini, jangan mudah menyerah dan menangis. Hadapi saja dulu, maka kau akan tahu
apa kedepannya.” Kata-kata itu keluar dari bibirku. aku tidak tahu dari mana
kata-kata itu aku dapatkan, tapi sepertinya Sulli sudah sedikit tenang dengan
kata-kataku ini.
“Terima kasih taemin.”
“baiklah.. ayo berangkat “ kataku
dan kini menggandeng tangan sulli.
**
Sulli P.o.v
“Sulli!!! “
Kini aku dapat melihat Luna Dan
Krystal menghampiriku dan langsung memelukku ketika aku barus saja sampai di
Kelas.
“Ya! Kalian kenapa?” kataku mencoba melepaskan
pelukan dari Krystal dan Luna yang sepertinya mereka sangat Khawatir denganku.
“Kau Kemana Kemarin? Umma mu bilang
kau tidak pulang! Kau tidur dimana? Kau tidak tidur di jalan kan?” kata krystal
panik . Aku tersenyum pada Krysal. Pertanyaan Krystal itu membuatku teringat
pada taemin yang dari tadi di sebelahku. Aku segera menoleh kearah taemin yang
sepertinya sedang memperhatikanku dengan krystal dan Luna.
“Sulli, aku ke bangku dulu..” taemin
pelan dan kini berjalan meninggalkanku. Dia mengapa tiba-tiba jadi diam? Ada
apa dengannya? Apa dia Malu? Hmm?
“Ya!! Sulli! Sebenarna kau kenapa??
Dan mengapa tiba-tiba kau besama Taemin? Laki-laki pendiam itu?” Suara Luna
kini membuyarkan pandanganku yang dari tadi tetap melihat Taemin.
“Ah.. Aku tidak apa-apa.. nanti aku
ceritakan.. “ Kataku agak sedikit kaget karena suara Luna tadi. Aku segera
mengajak Luna dan Krystal untuk benar-benar masuk kedalam kelas.
**
“jadi kau tinggal bersama Taemin
sekarang?” Tanya Krystal ketika aku sudah menceritakan semua kejadian yang aku
alami padanya. Saat ini Aku krystal dan Luna sedang berada di kantin, Jam
istirahat.
“iya, dia yang menolongku kemarin..
Dia sangat baik. “ Aku tersenyum sambil melihat kearah Taemin yang duduk di
meja kantin paling pojok, dia memang menyendiri, pantas saja aku tidak
menyadari bahwa dia teman sekelasku, bahkan aku tidak menyadari dia bersekolah
disini.
“Diakan pendiam.. Bagaimana bisa..”
grutu luna. Aku hanya mengangkat bahuku mengisyaratkan bahwa aku tidak tahu.
“Dan bagaimana dengan perjodohanmu,
eh?” Krystal mengalihkan pembicaraan kami, pembicaraan yang langsung membuatku
‘down’ dan berhenti tersenyum.
“Aku tidak bisa mengelaknya..
kecuali aku bisa menunjukan pacarku pada Appa, tapi syaratnya Laki-laki yang
bersifat baik, tidak nakal dan sopan”
“Chansung? Kau dekatkan dengan
chansung? Dia saja!!” Luna mencolek bahuku dan menunjuk kearah Chansung yang
sepertinya dari kejauhan telah berjalan kearah mejaku.
Aku memutar bola mataku dan
memandang luna, yang benar saja? Anak seperti chansung? Pasti Appa langsung
menendangnya ktika bertemu.
“YA! Tidak mungkin Chansung! Dia
playboy, nakal dan ugh.. suka mempermainkan perempuan, kalau dia yang menjadi
jodohkupun aku tidak mau. Apalagi dia yang aku tunjukan pada Appa, bisa-bisa
aku di bunuh oleh appa karena pacaran dengan orang seperti dia!” Jelasku pada
Luna dengan sedikit emosi.
“tapi dia selalu mengejarmu..
mungkin rela melakukan apa saja untukmu..” ujar krystal. Aku mengendus poniku,
huh karena membicarakan chansung aku jadi emosi.
“Lupakan Chansung! Dia tidak masuk
kategoriku. Aku muak di kejar-kejar dia terus.”
Luna dan Krystal hanya mengangguk
dengan perkataanku
~
“Heii… cantik” Sapa chansung padaku.
Aku hanya tersenyum hambar padanya.
“Hey” Jawabku sekedarnya.
“Boleh aku bergabung disini?” Chansung
menjentikan matanya sebelah, dasar laki-laki suka tebar pesona!
“Silahkan” kataku angkuh. Sebenarnya
ku muak dengannya..
“Sulli, mengapa kau tidak mau
menjadi kekasihku sih?” Kata chansung dan dia menggenggam tanganku tiba-tiba.
Eh? Apa maksudnya ini?
**
Taemin p.o.v
Benar dugaanku, Sulli tidak sebaik
yangku kira. Ketika di sekolah dia tetap saja menjauhiku, apa mungkin dia malu
berteman denganku? OK, aku emmang seoarang anak yang tidak populer, pendiam dan
selalu menyendiri bahkan tidak mempunya teman. Jelas saja Sulli tidak mau dekat
denganku di sekolah. Mungkin aku di anggap anak aneh.
Dan sekarang sulli sedang bersama
laki-laki lain, laki-laki yang juga populer, hwang chansung. Aku memang tak
selevel dengan chansung tapi mengapa rasanya aku tidak suka sulli berdekatan
dengan chansung? Apa aku cemburu?
Ah, lupakan, taemin! Aku tidak boleh
cemburu, dan aku tidak boleh menyukai sulli, karena Aku tahu kami itu berbeda.
Dan aku yakin Sulli lebih dekat dengan chansung di banding denganku yang
mungkin baru berkenalan kemarin.
Aku meneguk air mineral yang aku
genggam sambil memandang kearah Sulli dan kedua temannya dengan chansung yang
berada tepat di depan mereka. Aku tidak bisa mengalihkan pandanganku dari situ,
sudah ku coba memandang yang lain, tapi tetap saja aku terus memandang Sulli.
Uh..
Dan tiba-tiba sulli bangkit dari
duduknya dia menatap kearahku juga, aku langsung menundukan kepala. Huh, dalam
arti aku sudah tertangkap basah tengah menatapnya.
Aku tidak berani menatap kesana
lagi. Aku malu bila ketahuan bahwa aku sedang menatapnya dari tadi. Dan tanpa
aku sadari sekarang sulli sudah berada didepanku dengan chansung yang di
sebelahnya. Dia mau apa? Apa dia dan chansung marah karena aku menatapnya dari
tadi?
“Taemin..” sahut sulli sambil
menarik tannganku agar aku berdiri. Aku tidak mengerti apa yang terjadi
sekarang tapi aku turuti sulli, aku segera berdiri di sebelahnya.
“A-ada apa sulli?” kataku gugup. apa
mau sulli sebenarnya.
Sulli tersenyum kepadaku dan
kemudian menatap chansung yang wajahnya kebingungan. Apa maksud sulli?
“dia pacarku.. Jadi jangan kau
dekati aku lagi, chansung! Aku muak” Kata sulli sambil menatap chansung dengan
emosi. Aku tersentak mendengar perkataan sulli itu. Apa yang baru saja dia
katakan? Aku pacarnya?
“Sulli.. apa maksud mu?” bisikku
pelan pada sulli.
Sulli berbicara pelan kearahku
dengan tetap menatap chansung emosi. “Sudah taemin, kau diam saja.” Mendengar
itu aku segera diam , walau aku tidak mengerti apa maksudnya ini!?
“YA! SULLI! Yang benar saja.. aku
mau pacaran dengan Laki-laki Bodoh seperti dia.. dia cupu dan tidak populer!!”
kata chansung sambil menunjukku, dia meremehkanku..Untung saja aku sudah
terbiasa di rendahkan oleh orang-orang seperti chansung itu, jadi aku
dapat menahan emosiku. Meski aku jadi menunduk karena malu pada sulli.
“Aku benar.. dia kekasihku! Perlu
aku buktikan padamu?” perkataan sulli itu seperti menantang chansung. Eh,
bagaimana dia membuktikanya?
Tiba-tiba sulli menatapku dan
tersenyum dengan senyuman yang sangat manis itu. dia menarik kerah bajuku dan…
‘cup’
Sulli menciumku tepat di bibir. Aku
tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain menatap sulli dengan penuh kekagetan,
mataku melebar menatap sulli.. Sulli menciumku dengan mata terpejam. Jantungku
berdegup sangat kencang. Dan aku sadari kini semua orang di kantin memandang
kearahku dan Sulli. Termasuk chansung yang memandangku dengan mulut terbuka
akibat kaget.
Sulli melepas ciumannya dan kembali
menatapku dan tersenyum. Ekspresiku masih belum berubah masih penuh dengan
kekagetan. Kemudian sulli menoleh pada chansung dan tersenyum evil.
“Sudahku buktikan.. “ kata sulli
pada chansung, kemudian sulli menarik tanganku dan berjalan pergi meninggalkan
kantin.
Apa sulli melakukan ini hanya untuk
mempermainkanku?
**
Sulli p.o.v
Entah apa yang ada di benakku tadi,
sampai aku berani mencium taemin di depan umum. Tapi mengapa aku tidak
menyesalinya sama sekali. Padahal itu adalah first Kiss-ku. Apa aku menyukai
Taemin?
Aku memandang taemin yang dari tadi
tertunduk. Aku merasa bersalah padanya. Apa dia marah padaku karena aku cium
dia?
“Taemin Maaf.. “ kataku dan terus
menatap taemin. Aku tidak ingin dia marah padaku.
“Apa kau melakukan itu hanya untuk
mempermainkanku?” Taemin kini memandangku dengan tatapan ketus. Dia menatap
kedua mataku.
“Tidak, taemin. aku melakukan itu
untuk menghindari chansung.. dia selalu mengejarku..” kataku . Aku sangat takut
dengan sikap taemin yang seperti itu. aku tidak mau dia membenciku. Walau kami
memang belum bisa di bilang dekat, tapi aku merasa bahwa aku tidak bisa jauh darinya.
“jadi sama saja kau menganggapku
Hanya sebagai alat untuk mengusir chansung?? Hanya sebagai alat? Aku tahu aku
memang tidak populer, aku bukan anak tenar dan aku memang cupu dan suka
menyendiri, tapi aku juga punya perasaan. Aku tidak ingin hanya di jadikan
alatmu saja.Aku tahu Anak-anak tenar hanya memanfaatkan anak-anak yang tidak
punya kelebihan. Contohnya kau sulli” Bentak taemin padaku, dia benar-benar
marah padaku. Apa yang harus aku perbuat?
“bu-bukan seperti itu, taemin.. kau
salah paham!! Bukan maksudku seperti itu!!” kataku dan kini aku sedikit
menitihkan airmataku. Aku tidak tahu perasaan apa ini, tapi rasanya sakit
ketika Taemin berkata seperti itu.
“sudahlah.. Aku tahu semua kelakuan
anak-anak tenar, sulli.!” Taemin berjalan meninggalkanku. Dia benar benar marah
dan sepertinya sangat membenciku.
Hati ini semakin sakit ketika
melihat taemin yang semakin jauh melangkah. Aku menangis
sekencang-kencangnya seperti waktu pertama kali aku bertemu taemin. Bahkan
rasanya ini lebih sakit di bandingkan waktu itu.dan kini baru aku sadari
sepertinya aku telah menyukai taemin…
“TAEMIN!! “ Teriakku memanggilnya di
sela-sela tangisku. Dan aku tahu dia menghentikan langkahnya.
“Apa kau selalu menganggap semua
anak yang populer itu selalu merendahkan orang?!! Kalau kau memang beranggapan
seperti itu! Kau salah besar taemin.. karena aku melakukan itu karena aku
menyukaimu… bukan karena hal lain!!!”
Kini aku berlari meninggalkan taemin
walau tangis ini masih belum bisa berhenti.
**
Taemin p.o.v
“Apa kau selalu menganggap semua
anak yang populer itu selalu merendahkan orang?!! Kalau kau memang beranggapan
seperti itu! Kau salah besar taemin.. karena aku melakukan itu karena aku
menyukaimu… bukan karena hal lain!!!”
‘deg’
Kata-kata sulli itu membuatku
sedikit tersentak. Apa yang baru saja dia katakan? Dia menyukaiku?
Aku membalikkan badanku mencari
sosok sulli, tapi aku tidak menemukannya sama sekali. Perasaan sangat bersalah
muncul dari dalam diriku. Aku merasa bahwa aku benar-benar menyakiti hati
sulli, aku tidak tahu bahwa sebenarnya dia menyukaiku dan itu mungkin hal yang
sama seperti yang aku rasakan. Aku menyukai sulli.
**
Sulli p.o.v
Air mata ini terus keluar dan tidak
mau berhenti sama sekali. Hatiku sakit, perih rasanya. Baru kali ini aku
merasakan sakit seperti ini. Dan semua itu hanya karena Taemin. Mengapa aku
harus menyukai laki-laki seperti dia? Dia memang aneh! Dia Autis, dia selalu
menyendiri…. tapi mengapa perasaan suka ini harus datang padaku?
Mengapa aku harus menangis hanya
karena Taemin…
“Sulli.. Apa yang terjadi?”
Krystal menghampiriku yang sedang terduduk sudut atap sekolah, tempatku
menangis.
Aku berusaha menghapus air mataku,
aku tidak mau krystal tahu, tapi airmata ini tidak dapat aku tahan lagi dan
tetap saja keluar. Akhirnya aku memeluk krystal dan malah menangis
sekencang-kencangnya…
“kau kenapa, sulli? Apa ada yang
menyakitimu? Atau ini soal perjodohanmu itu?” Kata krystal sedikit panik. Dia
mengelus punggungku agar aku tenang.
**
“Jadi ini semua karena Taemin?!”
teriak krystal kaget ketika aku menceritakan apa yang terjadi. Aku hanya
mengangguk pelan dan menghapus sisa air mata yang masih terlinang di pipiku.
“Kau tenang saja!! Aku akan membalas
Taemin.. apa dia tidak mengerti perasaanmu, huh? Menyebalkan!” wajah krystal
sepertinya sangat geram dan emosi. Aku menggelengkan kepala kearahnya.
“Jangan.. kau tidak perlu
membalasnya..” kataku pelan dan menundukan kepala. Aku tahu kini krystal
menatapku dengan tatapan heran.
“uhm.. baiklah..” krystal mengangguk
pelan. “emm.. kau jangan marah yah..Sebenarnya tadi aku ingin mengusulkanmu
kalau lebih baik kau bersama taemin saja.. dia orang yang baik dan tidak nakal
seperti laki-laki lain. Aku yakin dia pasti bisa membuat Appamu percaya padamu
dan kemudian kau tidak jadi di jodohkan. Tapi sayang dia jahat padamu.. dia
malah membuatmu menangis seperti ini” Lanjut krystal sambil menyingkirkan
helaian rambut yang sedikit menutup bagian wajahku.
Aku tersenyum sedikit mendengar
perkataannya. “Tadinya aku juga berfikir seperti itu.. Karena Aku rasa aku menyukai
taemin.” Aku menghela nafas sebentar dan kembali membuka mulutku. “ Tapi
sayang.. itu semua tidak bisa aku lakukan.. dan sepertinya aku menyerah dan
akan menuruti orangtuaku untuk urusan perjodohan ini.” Aku kembali menundukkan
kepalaku. Mungkin airmata ini kembali jatuh dari mataku. Dan aku kembali
mennagis.
“Tidak apa-apa kalau itu memang yang
terbaik untukmu, sulli…”
**
Taemin P.o.v
Perasaan ini masih tidak keruan, Aku
merasa bersalah dengan sulli.. aku telah menyakiti perasaannya, padahal aku menyukainya..
Aku bodoh…
Aku memandang kearah sebuah boneka
kecil milik sulli yang tertinggal di rumahku. Sulli tidak kesini lagi.. sulli
tidak menginap di rumahku lagi. Dia kemana? Dan bagaimana dengan masalahnya?
Perjodohan itu?
Aku tidak bisa menerima kalau dia
benar-benar di jodohkan.. Apa yang harus aku perbuat? Aku harus minta maaf…
Aku mengambil ponselku dari dalam
saku dan mencoba menghubunginya, tapi dia tidak bisa di hubungi, dan sepertinya
ponselnya mati.. Apa dia benar-benar marah denganku? Bagaimana aku bisa meminta
maaf padanya ?
**
Aku menatap kearah kelas yang memang
terlihat sudah sedikit ramai di penuhi anak-anak. Aku mencari sosok sulli di
antara teman-teman populernya itu, tapi tetap saja tidak ada. Dia kemana?
Mengapa tiba-tiba menghilang?
Aku berjalan kearah bangku yang
biasa aku duduki di kelas. Rasa penasaran masih menguasai diriku. Apa aku harus
bertanaya pada teman-teman sulli tenatang keadaannya? Tapi jujur aku tidak
berani bertanya.
Bell tanda masuk sudah di bunyikan,
tapi sulli tidak kunjung menampakan diri. Dia tidak masuk. Apa ini semua
karena-ku? Apa ini semua karena kejadian kemaren?
Dan pada akhirnya aku mulai berani
bertanya pada teman dekat sulli, yaitu Krystal. “Krystal.. emm.. boleh aku
bertanya sesuatu?” Kataku dengan sedikit ragu sambil menghampiri Krystal.
Krystal menoleh kearahku dan
memandangku bingung. “ Boleh, tentang apa? Apa tentang Sulli?” tanya krystal.
Aku seikit gugup untuk menjawab ‘iya’ pada krystal, karena seakan krystal bisa
membaca pikiranku.
“i-iya.. emm.. apa dia baik-baik
saja? Mengapa dia tidak masuk?” tanyaku sedikit gugup.
Krystal menghela nafas pelan.
“dia sangat terluka, dan asal kau
tahu, taemin. Itu karena mu!” krystal menatapku dengan jari telunjuknya yang
mengarah kearahku. Aku hanya diam menunduk. Inilah yang sudahku duga, Aku
melukai perasaan Sulli.
“Dan Sulli tidak masuk karena dia
sedang ke Amerika, untuk bertemu calon suaminya. Aku yakin kau sangat menyesal
dengan Apa yang kau perbuat pada sulli kemarin.” Kini Krystal meninggalkanku
yang masih terdiam di posisiku.
Aku masih belum percaya dengan apa
yang krystal katakan. Sulli menyetujui acara perjodohan itu? Bukankah dia tidak
mau?
Aku berjalan lemas kearah Bangku-ku
dan duduk disana. Masih dengan perasaan kacau yang menerpaku sekarang. Mungkin
memang aku benar-benar tidak bisa bersama sulli.
**
Seminggu sudah aku tidak melihat
Sulli sama sekali, semenjak kejadian itu. Aku tidak melihatnya dimanapun,
diapun tidak masuk ke sekolah. Sebenarnya apa yang terjadi dengan sulli?
Sepucuk surat tergeletak di depan
pintu rumahku saat akiu barus saja tiba di rumah. Aku segera mengambilnya
dan ku bawa masuk kerumah.
Kira- kira ini surat dari siapa?
Sebelumnya belum ada sama sekali orang yang mengirim surat padaku.
Dengan perlahan aku membuka surat
itu dan segera membacanya.
‘Taemin…
Terimakasih karena kau sudah membuat
hatiku tenang, membuat hidupku sedikit bermakna dan sudah menenangkan tangisku
saat itu.
Aku tahu, kau pasti salah paham atas
semua yangku lakukan di depan chansung itu. Tapi sungguh itu bukan sebuah
rencana untuk memanfaatkanmu, tapi itu aku lakukan karena mungkin aku
benar-benar sudah tertarik denganmu, taemin.
Terimakasih kau telah masuk ke dalam
hidupku. Dan sukses membuatku jatuh cinta padamau. Walau mungkin perasaan ini
tidak akan bisa bertahan lama… Kau tidak perlu memikirkan soal perjodohanku itu
lagi, karena sekarang aku sudah menerima perjodohan itu, walau sesungguhnya aku
tidak ingin itu terjadi.. tapi mungkin ini yang terbaik untukku karena padanya
nyatanya aku tidka bisa bersamamu.
Dan Malam ini aku akan bertunangan..
Terima kasih taemin.
Sulli
Choi
Aku menjatuhkan kertas itu begitu
saja. Entah perasaan apa yang aku rasakan. Tapi membaca surat ini hatiku
seperti tercabik-cabik. Rasanya sakit menerima kenyataan yang telah terjadi
ini.
**
Sulli p.o.v
Waktu sudah menunjukan pukul 06.00
PM dan sebentar lagi acara pertunangan itu akan dimulai. Hmm.. apa taemin sudah
membaca surat dariku? Tapi aku pikir dia pasti tidak akan perduli dengan surat
itu mungkin dia sudah membuangnya sebelum membaca surat itu karena tahu surat
itu dariku..
Aku memang sudah tidak ada harapan
lagi dengan Taemin. Aku juga tahu, aku bukanlah tipe wanita yang di sukai
taemin. Mungkin taemin masih tetap pada prinsipnya bahwa semua anak populer itu
jahat.
Hottel ini sekarang sudah penuh
dengan berbgai hiasan untuk acara pertunangan-ku nanti. Walau aku memang sudah
betemu dengan calon suamiku tapi rasanya dia aneh di mataku..
Aku mengitari seluruh sudut hottel
yang membentang. sebentar lagi bisa di bilang aku sudah ada yang punya.
Seandainya ada taemin disini.. Atau aku berharap bawa calon tunanganku itu
Taemin tapi itu sangat mustahil terjadi..
Sejujurnya Aku memang masih
mengharapkan Taemin, tapi harapan itu sudah mulai memudar mengingat kenyataan
yang harus aku lalui sekarang.
**
“Sulli.. Kau sudah siap?” Appa
menghampiriku yang masih duduk terdiam. Aku hanya mengangguk pelan tanpa
senyum.
Dan kemudian Appa menggandeng
tanganku untuk menemui calon suamiku itu. Aku menurut pada Appa.
Laki-laki tinggi sangat berwibawa
kini telah di hadapanku dan menatapku sambil tersenyum ramah. Yang ku bayangkan
sekarang ini selalu Taemin, sampai-samapai aku membayangkan bahwa di hadapanku
sekarang adalah taemin.
“Mari kita mulai acara tukar
cincinnya…” Kata Appa dan memberikan sekotak cincin pada laki-laki itu. Aku
memjamkan mata ketika laki-laki itu menggenggam tanganku untuk memasangkan
cincin tunangan di jari manisku itu.
Rasanya aku ingin menghindar dari
semua ini. Aku tidak mau bertunangan dengan dia… Aku tidak mau di jodohkan..
tapi apa yang bisa aku perbuat?
Aku hanya berharap seorang bisa
menggagalkan semua ini..
‘BRAKKK!!’
Suara pintu dengan keras terbuka.
Sontak aku segera membuka mataku dan menoleh kearah suara pintu berasal.
“Hentikan Perjodohan itu!!”
terdengar teriakan dari suara yang sudah tak asing lagi bagiku itu.
“Tae-Taemin?”
Aku masih terus memandang kearah
taemin yang kini dengan nafas yang sedikit tersenggal-senggal berdiri di
hadapanku. Aku melepaskan tanganku dari genggaman laki-laki itu dan segera
memeluk Taemin.
“Aku tidak akan membiarkan kau
menikah dengan laki-laki lain..Kau milikku Sulli…”
Tidak ada kata-kata lagi yang
sanggup keluar dari mulutku sekarang. Aku mempererat pelukanku dengan taemin,
seakan tangan ini tidak mau lepas dari tubuhnya.
“ya!! Apa-apaan in?! Siapa kau? Kau
menggagalkan acara pertunangan putriku?!” Teriak appa dan menghampiriku dan
taemin.
Taemin melepaskan pelukannya dan
langsung membungkukkan badannya kearah Appaku yang sepertinya sudah geram
melihat apa yang telah terjadi sekarang.
Aku menatap wajha taemin yang
terlihat begitu serius. Ini seperti mimpi melihat taemin yang begitu serius
membelaku. Apa dia mencintaiku juga?
“Maaf kalau ini membuat Anda marah…
tapi tolong jangan menikahkan Sulli dengan orang lain. Saya adalah kekasih
Sulli.”
Taemin menatap Appaku dan Appa
mengerutkan dahinya sambil terus memperhatikan taemin dari atas hingga bawah.
“Apa kau serius dengan Sulli?” kata
appa dengan suara beratnya.
“Saya sangat serius.” Kata Taemin .
Taemin mengguk dengan sangat yakinnya.
Dan kini Appa menatapku dan taemin secara bergantian. Aku berharap Appa dapat
menerima taemin.
Appa menoleh kearah Laki-laki calon
suamiku itu dengan wajah yang sangat kecewa. Dan laki-laki itu malah memberi
sebuah senyuman dan anggukan kepala.
Appa menghela nafas dan langsung
menatapku. “Baiklah.. Sulli.. jika kau memang benar-benar mencintainya, Appa
akan batalkan acara perjodohan ini.
Aku segera mengembangkan senyumku
yang akhir-akhir ini Hilan. Tanpa sadar ku peluk Taemin erat. Taeminpun
memelukku juga.
“Ehem” Suara Apa berdeham membuatku
dan taemin sadar dari kesenangan kami dengan keputusan Appa.
“Dan kau.. “ Lanjut Appa sambil
menunjuk Taemin. “Jaga Sulli baik-baik… Saya tidak ingin Sulli sampai sedih
karena kau!” Kata Appa dengan nada wibawanya dan menepuk pundak taemin pelan.
Taemin mengembangkan senyum indahnya
dan berkali-kali mengucapkan terima kasih pada Appa.
Aku tidak percaya Aku dan atemin
dapat bersama…
**
“Taemin.. Apaku boleh
bertanya?” Aku mendongakkan kepalaku dan menatap taemin yang sedang
memeluk tubuhku.
“Hmm.. boleh kau mau tanya apa?”
“Mengapa kau melakukan ini?” Aku
membenarkan posisi dudukku dan kini tidak dalam pekukan taemin lagi.
“karena aku menyukaimu.. kau sendiri
yang bilang kalau aku ini kekasihmu, bukan ?”
“Tapi kan kau tidka suka dengan
gadis populer sepertiku. Itu bukan tipe-mu, bukan? Itu prinsipmu.” Kataku
sambil membuat wajahku merengut.
Taemin tersenyum dan mengacak-acak
puncak rambutku. “kau itu pengecualian bagiku, Sulli.. Hanya kau yang aku
cintai..”
Perasaanku sangat sennag mendengar
perkataan taemin itu. Segeraku peluk dia lagi. Dia memang laki-laki yang
terbaik bagiku. Dan aku Yakin itu.
“I LOVE YOU!” kataku dan menciumnya
singkat.
“I LOVE YOU TOO..”
**
Dan pada akhirnya.. Taeminlah yang
jadi tunanganku dan kini kami resmi bertunangan…
Kejadian ini Tidak pernah
terbayangkan sama sekali olehku…
Cinta memang tidak pernah memandang
drajat atau ketenaran seseorang.. tapi cinta memang hati seseorang.
Seperti aku dan taemin..
Gadis populer dan seorang laki-laki penyendiri…
[END]
Author : Nadia Novita .A (shinstarkey)
Place : Unknown
Genre : FriendShip, Romantics
Languange : Indonesian
Main Cast : f(x) Sulli, SHINee Taemin, Kara Jiyoung

(Sulli P.O.V)
Aku menghela napas pada saat pelajaran matematika dimulai. Aku rasa aku benar-benar muak dengan pelajarin ini. pelajaran yang selalu membuatku bingung dan pusing. Tapi lain dengan sahabatku Kang Jiyoung. Dia sangat gemar berhitung dan itulah yang menjadi daya tariknya selama ini. sudah cantik, pintar dan banyak lelaki yang suka dengannya. Berbeda denganku. Aku tidak pintar, aku bodoh, aku malas dan selama ini tidak ada lelaki yang mendekatiku.
Aku berteman dengan jiyoug sudah sejak kami duduk di bangku SD. Dia adalah satu-satunya sahabat baikku, satu-satunya sahabat yang takpernah meninggalkanku walau aku terjatuh. Dan kamipun berjanji kami tidak akan terpisahakan sampai kami dewasa, sampai kami sudah tua.. haha sebenarnya itu janji yang konyol. Kami bisa mengendalikan emosi satu samalain, bila di antara kami ada masalah pasti ada yang mengalah duluan, entah aku duluan atau jiyoung, atau mungkin kami berdua sama sama mengalah. Begitulah kami. Tepatnya kami sudah seperti saudara kandung. Bahkan lebih. Orang tuaku juga sangat mengenal jiyoung. Begitu juga denganku, aku juga sangat mengenal kedua orangtua jiyoung.
__
Aku membuka buku matematikaku dan aku hanya menatapnya tidak membacanya atau menghitung angka yang ada di dalam sana. Bagaimana aku bisa mengerjakan semua ini bila aku tidaqk mengerti sama sekali caranya.
Aku merasakan seseorang melempar sebuah kertas ke arahku dari belakang. Aku segera membalikan badanku dan menatap jiyoung.
“Heii Sulli !!” sahutnya agak berbisik ke arahku. Aku mengerutkan keningku menatapnya.
“kau kenapa?” sahut jiyoung lagi. Aku segera menggelangkan kepala. Menandakan bahhwa tidak ada apa-apa. Aku tidak mau dia tahu aku lagi kesusahan mengerjakan semua soal ini. yang ada aku malah merepotkannya. Aku tahu dia paling tidak tega membiarkanku kesusahan sepeti ini. mungkin kalau saja aku bilang padanya, dia pasti akan langsung membantuku dan mengabaikan pekerjaannya sendiri.
“sulli-ah..Hwaiting!!” jiyoung memberikan semangat untukku. Aku senang dia sangat perhatian denganku. Dan membuatku ingin berjuang mengerjakan semua soal matematika ini.
__
Aku berjalan di lorong sekolah. Menuju sebuah perpustakaan. Aku tidak bersama jiyoun. Karena jiyoung sedang ada keperluan pada sains club yang ia tekuni. Dan selama jiyoung mengurusi keperluannya itu aku akan menuju perpustakaan untuk berdiam diri sambil mendengarkan ipod ku. Dan kemudian jiyoung akan menyusulku disitu.
Aku membuka pintu perpustakaan dengan sangat pelan, aku tahu disini tidak boleh berisik dan ternyata aku berpapasan dengan seseorang yang selama ini aku mengaguminya. Tapi tak pernah aku menyatakan perasaanku padanya. Karena ku pikir aku tak akan cocok dengannya. Sebenarnya ia sangat tertutup dan tidak banyak orang mengenalnya, tapi kalau sudah melihat senyum darinya mungkin semua wanita akan terpanah. Contohnya aku. Yang ku maksud adalah Taemin. Lelaki kurus tinggi yang sering ku lihat pada saat di perpustakaan. Ia juga sering Berdiam diri sambil mengenakan headset besar yang memenuhi seluruh kupingnya seakan tidak ingin di ganggu orang.
Aku berpandangan beberapa detik dengannya. Wajahnya sangatlah angkuh tapi aku menyukainya. Dan kemudian ia mengalihkan pandangannya dan berjalan keluar dari perpustakaan. Aku segera masuk kedalam perpustakaan masih dengan tampang tercengang karena taemin tadi.
Aku memang sudah menyukai taemin sejak lama tapi aku tidak pernah bercerita pada jiyoung. Mungkin dia akan marah kalau tau aku menyimpan rahasia yang tak dia ketahui. Maaf jiyoung mungkin untuk urusan taemin aku tidak berani cerita denganmu. Aku cukup memendam perasaan ni sendiri agar tidak ada yang tahu.
__
Aku duduk sendiri di sudut perpustakaan sambil memeluk kedua lututku. Ipod yang terpasang dengan lagu you are My destiny dari Krystal dan Luna f(x) membuatku terbayang sosok lelaki yang selama ini aku harapkan. Aku berfikir bisakah aku menjadi kekasih Taemin. Itu sepertinya mustahil. Dia sangat dingin, angkuh dan tidak mudah bergaul, itulah pengamatanku saat ini.
Aku memejamkan mataku dan terus terbayang Taemin di otakku. Tiba-tiba semuanya itu buyar karena sebuah sentuhan pada bahuku.
Aku membuka kedua mataku dan menemukan jiyoung di hadapanku.
“Sulli ?? Kau kenapa?” jiyoung menatapku dengan tampang yang sedikit khawatir, aku menggelengkan kepalaku sambil tersenyum ke arahnya. “aku tidak apa-apa.. aku hanya kelelahan..” jawabku sambil terus tersenyum kepadanya.
“baiklah mungkin kau butuh istirahat.. ayo kita pulang. “
__
Aku menjatuhkan diriku di sebuah sofa yag ada di kamarku. “lelahnya” keluhku pelan. Jiyoung menghampiriku dan duduk di sampingku. Ia memang sering sekali kerumahku, hampir setiap hari. Karena rumahku paling dekat dari sekolah di banding rumahnya.
“sulli-ah… Kau mau tahu ? “ jiyoung tersenyum ke arahku menunggu respon dariku.
“apa?” aku membetulkan posisi badanku menjadi terduduk.
“ tadi aku baru saja bertemu dengan cinta pertamaku waktu kecil, di depan perpustakaan?” jiyoung kembali memnunjukan senyumnya. “Cinta pertamamu? Siapa? Di juga sekolah di sekolah kita?” aku memancarkan tampang bertanya-tanya, aku memang sangat penasaran dengan seseorang yang di ceritakan jiyoung tersebut. Karena jiyoung sering menceritakan masa kecilnya bersama orang itu, seperti cinta sejati yang tidak pernah terpisahkan, dan aku rasa itu benar, selama ini mereka terpisahkan oleh jarak tetapi sekarang mereka bertemu lagi.
jiyoung menganggukan kepalanya, sepertinya dia sangat senang sampai-sampai tidak berhenti memancarkan senyumnya. “iya, dia satu sekolah dengan kita.. aku saja tidak menyangka.. kau mau tahu namanya?”.
Aku membalas dengan anggukan kepala dan wajah penasaran, jiyoung mulai membuka mulutnya. “namanya Lee Taemin…”
Sebuah nama yang tak asing bagiku dan aku sangat tercengang dengan perkataan jiyoung. Cinta pertama jiyoung adalah taemin ?? itu membuat napasku mendadak sesak dan tidak ada wajah penasaran lagi yang terlihat pada diriku.
“TAEMIN?” sahutku agak spontan dan langsung membuka mataku lebar-lebar. Jiyoung menganggukan kepalanya lagi. “iya.. Taemin.. atau jangan-jangan kau sudah kenal dengannya?” jiyoung terus menatapku dengan sedikit wajah penasaran menunggu jawabanku.
“Tidak.. aku tidak mengenalnya.. bahkan aku tidak tahu yang mana orangnya.” Aku sengaja berbohong pada jiyoung, aku tak mungkin bilang bahwa aku tahu taemin, apa lagi aku bilang bahwa aku suka dengan taemin. Itu pasti sangat menyakitkan perasaannya.
“Oke.. kalau begitu besok aku akan mengenalkanmu dengannya.” Jiyoung menunjukan sederet gigi nya dengan tampangnya yang terus-terusan memancarkan kesenangan. Aku hanya tersenyum kecil ke arahnya.
__
Aku tidak menyangka apa yang aku dengar tadi siang. Taemin cinta pertama jiyoung. Ini sedikit menyakitkan hatiku dan aku jadi selalu memikirkan hal itu. Aku rasa aku patah hati.. Aku sadar aku tidak dapat bersama taemin. Dia cinta pertama jiyoung, sahabat baikku sendiri. Dan lagi pula aku juga tidak lebih baik dari jiyoung. Aku urungkan niatku untuk mengejar taemin lagi. Aku rasa aku harus melupakannya. Dia adalah cinta sejati sahabatku, aku tidak akan mungkin menghianatinya. Aku akan mencoba mengalah.
__
Aku berjalan ke sebuah meja kantin yang terletak agak memojok pada tembok. Aku duduk di sana sambil membawa kotak makanku dan sebotol jus jambu kesukaanku. Jiyoung mengikutiku dari belakang yang juga sembari membawa kotak makannya. Aku duduk di kursi yang bersandar pada tembok dan jiyoung duduk tepat di depanku. Tiba-tiba jiyoung melambaikan tangan ke arah meja sebelah, dan aku mulai menoleh ke arah meja sebelah itu. Aku melihat Taemin yang duduk tepat pada meja yang ada di sebelah meja kami. Taemin tersenyum pada jiyoung, senyum yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Senyum itu di tunjukan untuk jiyoung, sungguh beruntungnya jiyoung.
Taemin berjalan ke arah kami dan duduk tepat di samping Jiyoung. Aku hanya menarik napas pelan saat memandang mereka berdua.
“Sulli.. ini yang namanya Taemin.. “ jiyoung mulai memancarkan kesenangannya. Aku menganggukan kepalaku ke arah taemin yang sebelumnya belum pernah aku lakukan padanya. “Aku sulli..” sahutku pada taemin. Taemin pun membalasku dengan anggukan kepala juga. “ Aku Taemin” sahutnya.
Aku hanya terdiam sambil memakan bekalku, sebenarnya aku tidak kuat melihat Taemin dan jiyoung yang sedang mengobrol sambil memancarkan kesan bahwa mereka saling merindukan selama berpisah.
“Sulli-ah.. kau mengapa hanya diam?” Jiyoung tiba-tiba mengalihkan pandangannya dari taemin dan menatapku. Aku tersenyum ke arahnya walaupun agak sedikit terlihat rasa terpaksa pada senyumku.
“Aku tidak apa-apa.. aku hanya tak enak badan.. sebaiknya aku ke kelas duluan.. dan juga kalian pasti ingin mengobrol tanpa di ganggu orang lain” aku merapihkan kotak makanku dan aku segera pergi dari situ.
__
Aku hanya terdiam dalam kelas sambil memandangi sebuah buku tulis di hadapanku. Aku menyadari seharusnya aku tidak boleh bersikap seperti itu di depan jiyoung dan taemin. Aku memang menyukai taemin tapi aku harus melupakannya. Sudah terbukti bahwa taemin sangatlah dekat dengan jiyoung, dan aku yakin mereka akan bersatu lagi. Aku harus melupakan taemin. Daripada aku terus merasa sakit melihat sahabatku sendiri bersamannya. Aku rasa aku agak sedikit Egois.
Bell tanda istirahan berakhir berbunyi nyaring di telingaku. Aku menoleh ke arah pintu yang sekarang berdiri jiyoung yang sedang berjalan ke dalam kelas sambil terus tersenyum. Ia menghampiriku dan duduk di bangku depanku.
“Sulli.. kau sudah tidak apa-apa?” tanyan jiyong sambil menatapku.
Aku hanya menganggukan kepalaku kearahnya dan agak menundukan kepalaku, aku tidak mau ia melihat wajahku yang sekarang sedang tidak jelas apa ekspresi yang di pancarkan disana.
“Aku sangat senang.. Taemin sangat baik denganku, ia masih sama seperti dulu.” Sahut jiyoung tiba-tiba yang mengapa agak membuatku lemas mendengarnya. Aku mulai tersenyum lagi pada jiyoung “selamat yah.. kau sudah menemukan cinta pertamamu lagi.. aku sangat senang mendengrnya.” Sahutku padanya. Walau agak berbohong tetapi aku sangat senang melihat sahabatku senang seperti ini.
__
Semua cara untuk aku melupakan Taemin sudah aku lakukan.. tapi tetap saja bayangan taemin selalu memenuhi seluruh pikiranku, aku bisa melupakannya, sosok taemin selalu sempurna di mataku dan itu membuatku tambah menyukainya. Dan begitu juga dengan jiyoung yang aku rasa dia juga semakin menyukai taemin. Ia setiap hari selalu bercerita tentang taemin kepadaku. Hal ini sangat membuatku bingung. Aku sepertinya terjebak di antara taemin dan jiyoung.
Jiyoung sering menunjukan kedekatannya dengan taemin di hadapanku, dan aku hanya bisa menghela napas dan menahan emosiku, aku harus bisa menerima ini semua.
Selepas adanya jiyoung aku dan taemin juga sering bertemu, tepatnya kami bertemu di perpustakaan. Tidak ada kata-kata yang kami keluarkan saat bertemu tidak seperti layaknya taemin dan jiyoung saat bertemu, kami hanya saling menatap, tidak ada kata sapaan atau semacamnya. Kami hanya melakukan kebiasaan yang kami lakukan dulu sebelum kami saling kenal. Bukan ini yang aku harapkan setelah berkenalan dengannya, mengapa ia selalu bersikap dingin terhadapku?
__
“Sulli, kau di panggil oleh guru olahraga, kau disuruh menemuinya di ruang guru.” Seorang Temanku menghampiriku sambil menyampaikan berita tersebut. Aku segera beranjak dari tempat dudukku dan hendak menuju ruang guru.
Aku berjalan pelan menyusuri lorong-lorong sekolah yang mengarah ke ruang guru. Dan lagi-lagi hal yang sama ku alami. Aku berpapasa dengan Taemin lagi. Taemin juga hendak masuk kedalam ruang guru. Awalnya kami saling bertatapan tapi taemin segera mempercepat langkahnya untuk masuk duluan ke ruang guru.
Aku terus memandang taemin dari arah belakang hingga kami berjalan berlawanan arah. Aku berjalan ke arah meja guru olahragaku dan sepertinya Taemin berjalan ke arah meja guru kesenian.
“Permisi pak,ada apa bapak memanggil saya?” sahutku saat aku sampai di depan meja guru tersebut. Guru olahraga itu membalikan badannya ke arahku, dia bernama pak Donghae.
“Oh Sulli, kau sudah datang menemuiku.. Nilai olahragamu kurang, sulli..dan banyak nilai yang di bawah rata-rata.” Pak donghae serius memandangi buku nilainya. Aku hanya terdiam sambil menndukan kepala. pak Donghae menatap ke arahku dan tersenyum ke arahku. Bukan senyum yang pernah aku lihat sebelumnya dari sosok guru muda tersebut. Aku jadi takut menatapnya, karena sepertinya senyum yang ia pancarkan adalah senyum yang terlihat ‘Genit’.
Aku terus menundukan kepalaku tanpa melihat ke arah pak Donghae. Tiba-tiba kedua tangan pak donghae menggenggam tanganku dan menarik ku hingga berdiri agak dekat dengannya. Ada apa dengan guru ini ?
“Sulli, kalau begitu kau akan mengikuti pengambilan nilai sendiri, karena hanya kau yang mempunyai nilai seperti ini.” Pak donghae kembali menunjukan senyumnya itu tapi itu malah semakin membuatku takut, sikapnya bukan seperti sikap yang biasa ia tunjukan kepada murid yang lain. Aku tak bisa berbuat apa-apa lagi, aku takut tetapi aku tidak berani melawan guruku sendiri.
Pak donghae kembali menggenggam tanganku, rasanya aku ingin berteriak minta tolong karena ini bukan sikap yang wajar. Tapi mulutku serasa tak bisa terbuka.
“Pak, bolehkah saya kembali ke kelas?” sahutku yang agak sedikit takut.
“Jangan.. Kau disini dulu, urusan kita belum seleai.” Sahutnya yang semakin membuatku takut. Aku sedikit memejamkan mataku. Aku takut melihat wajah pak donghae yang terus memancarkan wajah nakalnya. (?)
Dan tiba-tiba terdengar suara yang menghampiriku dari belakang dan melepaskan tanganku dari genggaman pak donghae. Aku membuka mataku dan mendapatkan Taemin yang sudah berdiri sambil menggenggam erat kerah baju pak Donghae.
“Anda adalah seorang guru disini. Apakah pantas melakukan Hal seperti itu pada muridnya sendiri?” sahut Taemin agak dingin ke arah pak donghae.
“Ya!! Lee taemin!! Lepaskan baju saya! Saya ini guru mu! Kau sudah bertingkah kurang Ajar.!” Pak donghae memasang Tampang marah nya pada taemin.
“Dalam kasus ini yang di anggap kurang ajar adalah bapak.” Balas Taemin yang langsung membalikan badannya ke arahku dan tiba-tiba ia menggandengku keluar dari ruang guru.
__
Taemin membawaku keluar ruang guru, aku tak percaya dia melakukan ini padaku. Yang aku tahu ia tidak perduli denganku. Taemin melepaskan tangannya ketika kami sampai di luar. Ia membalikan badannya ke arahku. orang yang selama ini aku kagumi sekarang tepat di hadapanku.
“Kau tidak apa-apa?” tiba-tiba taemin membuka mulutnya. Sambil terus memasang tampang dingin padaku.
“iya. Aku tidak apa-apa… terimakasih” balasku. Aku terus menundukan kepala, karena aku sadar bila aku terus memandanginya, rasa suka ku padanya tidak akan hilang. Aku tidak mau mengecewakan jiyoung, lagian taemin memang untuk jiyoung.
“Sama-sama.. lain kali kau tidak boleh takut pada guru yang berbuat seperti itu.” Taemin sedikit memberlihatkan senyum manisnya padaku, dan itu membuatku tidak dapat menahan perasaan suka ku padanya.
“Sulli~” dari arah belakang terdengar suara orang memanggilku, aku segera mebalikan badanku. Di sana terdapat jiyoung yang tengah berlari ke arahku dan taemin. Oh sial.. mengapa dia datang saat keadaan seperti ini, aku tidak mau di anggap sedang mengambil pacar temanku sendiri. Aku takut jiyoung akan salah paham denganku.
“sedang apa kalian berdua disini?” jiyoung mendekat ke arahku, sambil memasang tampang curiga.
“Aku habis dari ruang guru, dan ternyata aku bertemu dengan Sulli” sahut taemin tiba-tiba. Dia membuatku tenang setelah mendengar pertanyaan jiyoung yang tadi membuatku bingung.
“baiklah.. Ayo sulli, kita ke kelas.. pelajaran selanjutnya akan di mulai..” jiyoung tersenyum ke arahku dan merangkul ku berjalan menyusuri lorong untuk menuju ke kelas.
__
Semakin hari aku semakin menyukai taemin, ini memang salah dan sangat salah. Aku merasa telah menghianati temanku sendiri. Mengapa aku tidak bisa melupakan Taemin?? Padahal itu ingin sekali aku lakukan. Tapi mengapa sosok taemin di hadapanku selalu terlihat sempurna dan terus mebuatku menyukainya. Tapi selain itu jiyoung juga semakin menunjukan kerekatannya denngan taemin, mereka sering jalan berdua dan sering peri berduaa. Dan itu sedikit membuat aku iri dengan jiyoung, aku juga ingin seperti itu.
Tapi beberapa hari terakhir ini taemin sudah menunjukan perubahan saat bertemu denganku, ia sudah mau tersenyum padaku dan menyapaku, itu sudah menunjukan kemajuan yang pesat menurutku.
__
“sulli-ah apa besok kau mau ikut dengan ku dan Taemin.. kami akan berjalan-jalan di pusat perbelanjaan..?” tanya jiyoung saat meneleponku.
“Apa aku tidak mengganggumu dan taemin bila aku ikut?”
“Tidak.. kau kan sahabatku.. hehe besok kita bertemu langsung di sana yah..”
“Oke.. “
Aku segera menutup telephone genggamku, dan menjatuhkan diri ke arah tempat tidurku, apa aku salah yah bila ikut dengan mereka , yang ada aku hanya mengganggu mereka dan mungkin itu juga akan membuatku semakin iri dengan jiyoung. tapi tak apa-apa.. Aku harus kuat.
__
“Maaf aku terlambat..” sahutku sambil membungkukan badanku 90 drajat. Aku agak sedikit terlambat menemui taemin dan jiyoung yang sepertinya sudah menungguku dari tadi.
“tenang saja.. ga apa-apa kok.” Jiyoung menepuk pundaku. “ayo kita jalan!!” sahutnya lagi sambil menggandeng tangan Taemin.
Sekarang jiyoung tidak lagi merangkul atau jalan bersamaku ketika kami jalan-jalan. Karena kehadiran taemin dia jadi selalu bersama taemin. Terlihat sangat mesra di antara mereka berdua. Aku hnya mengikuti mereka dari belakang. Aku menghela napas dan tetap meneruskan langkahku mengikuti mereka. “Ayolah sulli, apa yang sedang kau pikirkan.. kau tidak boleh cemburu dengan jiyoung. Taemin memang milik jiyoung.. mereka saling mencintai..” sahutku pada diri sendiri.
Kemesraan mereka selalu nampak di mataku. Seharusnya dengan melihat seperti itu rasa suka ku pada taemin berkurang, tapi entah mengapa aku malah tetap menyukai taemin, aku merasa aku ingin sekali merebut taemin dari jiyoung. aku rasa aku sangat egois.
__
“sulli, taemin .. aku ke kamar mandi dulu yah.. kalian boleh makan duluan kok” Jiyoung meninggalkanku dan taemin di sebuah restoran. Rasa canggung menguasai suasana. Aku hanya terdiam menyantap makanan yang ada di depanku. Begitu juga dangan taemin. Rasa deg-degan menguasai diriku. Tiba-tiba taemin memecahkan keheningan.
“Sulli, kau sudah lama berteman dengan jiyoung?” tanya taemin tiba-tiba ke arahku.
“sejak kami SD.. “ sahutku agak tegang. Aku tak terbiasa mengobrol dengan taemin seperti ini. dan kalau jiyoung tidak mengenal taemin seperti ini mungkin aku tidak akan mengenalnya seperti ini juga.
“Kau sudah mempunyai pacar?” perkataan taemin itu membuatku tersentak dan hampir memuncratkan makanan yang ada di mulutku. Bagaimana tidak, ia bertanya hal yang tidak aku bayangkan sebelum nya. Aku hanya menggelengkan kepalaku ke arahnya. Dan ia hanya membalasku dengan senyuman.
Tak lama jiyoung datang menghampiri kami dan duduk tepat di sebelah taemin.
“wah kalian sudah berteman yah? Akrab sekali. Haha” jiyoung kembali menggandeng tangan taemin. Dan taemin hanya terdiam. Aku melihat mereka memang sangat serasi, jiyoung sangat cantik, pintar begitu juga dengan taemin, di sangat tampan , pintar…
__
Aku masih terbayang dengan perkataan taemin yang tadi, mengapa ia harus bertanya tenang pacar? Aku jadi menghayal yang tidak-tidak. Sayang aku tidk bisa mendapatkan taemin. Sepertinya aku harus mencari laki-laki lain. Aku tidak boleh terus berharap pada taemin.
__
Aku berjalan menuju perpustakaan seusai pelajaran terakhir. Seperti bisa aku menunggu jiyoung disana. Aku harap aku tidak bertemu taemin disana, karena aku ingin melupakan taemin.
Aku membuka pintu perpustakaan pean dan langsung berjalan ke arah sudut ruangan dimana aku bisa menyendiri sambil mendengarkan musik ke sukaan ku. Aku mengelurarkan ipod dari dalam tasku dan memasang headset di telingku. Lagu mulai mengalun di kuping ku. Aku mulai memejamkan mataku dan seperti biasa dalam ke adaan seperti ini aku akan berhayal.
Bayangan taemin muncul lagi dalam pikiranku, ya tuhan.. mengapa aku tidak bisa melupakan taemin. Mengapa aku tidak bisa melepaskan taemin untuk jiyoung? Aku bingung. Jiyoung adalah sahabatku, dan taemin adalah cinta pertamanya. Aku tidak mungkin menghancurkan hubungan mereka, dan kalau itu terjadi mungkin hubunganku dengan jiyoung juga akan berakhir. Aku bingung.
Seseorang menyentuh pundakku dan aku segera membuka mataku lebar-lebar. Aku menrira orang itu adalah jiyoung dan ternyata tebakanku salah. Orang itu adalah taemin, haduh mengapa harus taemin sih?
“Sulli.. ada yang ingin aku bicarakan denganmu.” Sahut taemin pelan ke arahku sambil membantuku berdiri dalam posisi yang benar. Aku menganggukan kepalaku perlahan, aku memasang tampang bingung ke arahnya, tapi sepertinya ia tak perduli. Ia menggandeng tanganku hingga keluar dari perpustakaan. Apa yang ingin ia lakukan?
Jantungku berdetak semakin kencang. Aku takut kalau taemin bisa merasakan juga detak jantungku ini. Tiba-tiba aku teringat pada jiyoung. Seharusnya aku tetap berada di perpustakaan. Ia pasti mencariku disitu.
“Taemin! Tunggu.. bagaimana dengan jiyoung? Aku berjanji menunggunya disana, dan ia pasti ia akan mencariku bila aku tak ada..” aku menghentikan langkahku sambil memandang taemin yang dari tadi terus menuntunku. Taemin membalikan badanya dan menatapku.
“baiklah.. kita bisa berbicara disini..” sahutnya pelan sambil tetap menatapku. Tatapan yang belum pernah aku lihat sebelumnya karena tidak ada kesan dingin di dalamnya. Dia bukan seperti taemin yang aku kenal.
“Sulli.. maukah kau jadi pacarku?”
Aku membuka mataku lebar-lebar dan menatap taemin. Oh God! Apa yang ku dengar ini benar? Ini sangatlah tidak mungkin. Aku sangat tercengang mendengar perkataannya. Tetapi aku masih teringat pada jiyoung. Aku tidak boleh berkhianat padanya.
“Taemin maaf.. Aku tidak bisa.” Tak terasa kata-kata itu keluar sendiri dari bibirku dan entah mengapa airmata jatuh di pipiku. Tiba-tiba taemin menggenggam tanganku.
“Mengapa? Kau tidak suka denganku? Dan mengapa kau menangis?” taemin menghapus airmataku pelan dan mengangkat wajahku agar aku menatapnya. Aku semakin tidak kuat menhan isak tangisku. Aku memang masih belum bisa menerima semua ini. Aku menyukai taemin tapi aku harus menolaknya.
“Jiyoung… dia sangat mencintaimu. Dan aku tidak mungkin merusak itu semua. Dia sahabatku.” Aku kembali menundukan kepalaku. Aku tidak ingin menatap taemin lagi karena itu semakin membuatku sakit.
“Jiyoung adalah masalalu bagiku. Dan sekarang aku menyukaimu. “ Aku tahu taemin sekarang sedang meyakinkanku tapi aku tetap saja tidak bisa. Walaupun sakit tapi ini yang harus aku lakukan.
Aku menepis kedua tangan taemin sambil menahan airmataku untuk keluar lagi.
“Taemin. Maaf aku tidak bisa. Sebaiknya kau tetap bersama jiyoung.”
Aku segera berlari meninggalkan taemin dan langsung menuju perpustakaan lagi.
__
Aku menemukan jiyoung yang tengah berdiri di depan perputakaan. Ia menghampiriku dengan tampang sedikit khawatir. Sepertinya ia melihat wajahku yang habis nangis itu.
“sulli? Kau kenapa? Siapa yang membuatmu menangis?” jiyoung memelukku saat aku tepat di hadapannya.
“aku tidak apa-apa.. aku ingin pulang. Bisa kita pulang sekarang?”
Balasku sambil sedikit menundukan kepalaku. Jiyoung menganggukan kepala sambil terus merangkulku.
__
“SULLI!! Mengapa kau masih terus menangis!! Lupakan taemin!!” Aku berteriak pada diri sendiri. Hatiku terasa sakit setelah kejadian tadi siang.
Ini adalah cobaan untukku, dan aku sudah mencoba untuk bisa kuat. Tapi tetap saja aku tidak bisa.. ini sangat menyakitkan..
Tiba-tiba suara telephone genggamku berbunyi aku segera melihat ke layarnya dan mendapatkan nama jiyoung yang melephone ku itu.
Aku segera mengangkatnya dan menghapus semua armataku.
“jiyoung-ah.. ada apa?” sahtku pelan.
“sulli? Mengapa dengan suaramu? Kau menagis lagi?” terdengar nada khawatir pada kata-kata jiyoung.
“aku tidak apa-apa. Hanya sedikit flu.” Aku berbohong pada jiyoung.
“kau harus minum obat yah.. jangan sampai kau sakit parah..”
“iya.. aku mengerti.. ada apa kau menghubungiku?”
“aku ingin bercerita.. tadi siang aku baru saja jadian lagi dengan taemin.. aku menyatakan perasaanku padanya. Dan ia menerimaku lagi…aku sangat senang…!!” terdengar nada gembira di balik perkataan jiyoung. Tapi itu malah menambah rasa sakit pada hatiku.
__
Semalaman jiyoung hanya bercerita tentang taemin padaku. Aku terus menanggapinya walaupun agak sakit. Tapi aku kuat untuk mendengarkan semua ceritanya.
Aku berjalan bersama jiyoung menuju kelas kami berdua. Tak sengaja kami bertemu taemin. Jiyoung langsung berjalan ke arah taemin dan menggandeng tangannya.
Taemin terus memadangku dengan tampang dinginnya lagi..
Aku tahu, pasti ia sangat marah padaku.
Tapi itu tidak masalah, aku bisa merelakan taemin untuk jiyong.
__
Hari-hari sudah berlalu semenjak taemin dan jiyoung menjalin hubungan cinta mereka lagi. Dan aku sudah mulai bisa menerima walalupun masih ada yang mengganjal dalam hatiku. Karena aku masih mencintai taemin. Taemin masih terlihat dingin padaku. Dia selalu mengalihkan pandangannya saat bertemu denganku. Seperti dulu pada saat kami belum kenal. Mungkin ini cara yang baik untuk aku melupakannya.
Hari ini jiyoung akan pergi untuk home stay di luar negri. Dan aku mengantarnya sampai bandara. Terasa aneh bagiku saat mengantarkannya pergi. Seperti tak rela ia akan pergi jauh. Padahal ia hanya pergi hanya untuk sebulan.
Aku memeluknya erat serasa tak mau pisah.
“jiyoung.. kau harus jaga dirimu baik-baik..” sahitku sambil terus memeluknya.
“iya.. pasti..kau juga yah.. “ jiyong tersenyum ke arahku. Mungkin aku akan rindu senyum dari sahabatku itu.
Jiyoung melepas pelukanku dan memeluk taemin yang ada di sebelahku.
“jagiya.. aku titp sulli padamu.. jangan sakiti dia.. mengerti.” Sahut jiyoung pada taemin, yang sedikit membuatku bingung dengan perkataannya. Tapi aku tidak menghiraukannya.
Jiyoung membalikan badannya dan melambaikan tangan ke arahku dan taemin. Kemudian ia berjalan mennggalkan kami berdua.
__
Aku terduduk di sofa sambil iseng menyalakan TV di kamarku.
Sebuah berita yang ku tonton.
Kecelakaan pesawat. Bayanganku sudah berarah ke hal yag negatif. Aku takut bahwa itu adalah pesawat yang jiyoung gunakan.
Aku terus memperhatikan dengan teliti berita tersebut.
Dan dugaanku benar. Itu pesawat jiyoung.
Airmataku terus mengalir kencang. Aku tak bisa menahan lagi. Dan di kabarkan bahwa tidak ada korban selamat di dalamnya.
__
Aku telah kehilangan sahabatku. Sahabat yang selama ini menemaniku. Dia adalah sahabat terbaikku. Dan aku belum bisa menerima kepergiannya.
Hari pemakaman jiyoung di selimuti oleh rintik-rintik hujan. Seperti langit juga menangis karena kepergiannya. Perasaanku bercampur aduk. Aku tidak henti-hentinya mengeluarkan airmata. Seseorang yang sangat aku sayang sekarang sudah tidak ada.
Tiba-tiba seseorang memelukku dan membelai halus rambutku. Aku tahu dia taemin. Taemin yang memelukku. Aku tak bisa menahan tangisku di hadapannya.
“sulli, kau pasti kuat.” Taemin membelai halus rambutku lagi. Aku hanya mencoba menahan tangisku.
__
Ibu jiyoung menghapiriku yang tengah terduduk di sofa rumah jiyoung bersama taemin yang terus menenangkanku,
“Sulli.. sebelum dia pergi. Dia sempat menitipkan surat ini untukmu..” ibu jiyoung memberikan secarik kertas padaku. Aku segera menerimanya.
Aku membuka kertas itu perlahan dan membacanya.
Untuk Sulli..
Sahabat baikku.
Aku ingin meminta maaf pada mu.
selama ini aku selalu menyusahkanmu
Aku selalu mempersulitmu. Kau selalu mengalah padaku.
Maaf aku telah merebut taemin darimu.
Sebenarnya aku tahu Taemin menyukaimu. Dan aku juga tahu kau menyukai Taemin.
Tapi karena ke-egoisanku aku merebut taemin darimu.
Hubunganku dan Taemin memang sudah masalalu yang tidak dapat kembali. Dan sekarang taemin menemukanmu, seseorang yang benar-benar di cintainya.
Seharusnya kau tidak usah mengalah, aku yang harusnya mengalah.
Aku sangat minta maaf padamu.
Dan aku berharap kau bisa menjalin hubungan baik dengan taemin.
Salam sayang jiyoung
-Kang JiYoung-
Airmata turun dengan derasnya di pipiku.
Taemin memlukku erat dan menghapus airmataku.
Dan aku hanya menangis di pelukannya.
__
Seminggu sudah kepergian jiyoung. Dan kemudian taemin menyatakan perasaannya lagi padaku. Dan aku menerimannya..
Aku tidak akan lupa dengan sosok jiyoung sebagai sahabatku..
Tidak akan pernah terlupakan untuk selama-lamanya..
Aku bersama taemin sekarang juga karenanya. Ia sudah banyak berkorban untukku.
Aku menyayangimu Jiyoung.. semoga kau pergi dengan tenang disana…
[END]
Because
A Candy
-Amber’s P.O.V.-
Namaku Amber. Aku salah satu murid
universitas yg terkenal di Seoul, ChungWoon University . Orangtuaku sudah
meninggal, jadi aku hanya tinggal berdua dengan kakakku Victoria. Dia sangat
menyayangiku, walau kadang dia terlalu cerewet. Kakakku bisa di bilang cukup
terkenal, fansnya saja banyak.. Onnie memang cantik sih, selain cantik dia juga
pintar .. Tapi jangan salah, pacar onnie juga tak kalah populernya .. Namanya
Lee JinKi, tapi orang-orang memanggilnya Onew . Fansnya juga banyak. Oke sekian
tentang kakakku dan pacarnya.
Sebenarnya, karena penampilanku ini
jadi banyak yg mengira aku cowok, malah sempat ada wanita yg menyatakan
perasaannya padaku. Tapi, walau penampilanku seperti cowok, aku sangat menyukai
makanan manis .. Makanya teman-temanku juga sering heran padaku. Aku punya 3
teman baik, Luna, Krystal & Sulli . Mereka bertiga ialah teman-teman yg
sangat kusayangi. Masing-masing dari mereka juga sudah punya pacar pastinya.
Mereka bertiga sangat cantik apalagi Krystal. Tapi walau paling cantik diantara
mereka bertiga justru dia yg paling terakhir mendapat pacar, malahan si ceroboh
Sulli-lah yg pertama. Pacar Sulli ialah TaeMin, ia sangat imut seperti Sulli.
Lalu Luna, pacarnya adalah JongHyun yg sering di sebut-sebut suara emas
ChungWoon University. Dan Krystal, pacaran dengan MinHo, Choi MinHo yg sering
disebut-sebut sebagai cowok paling cool se-ChungWoon, mungkin karena ia jarang
tersenyum. Kalian pasti berpikir diantara kami berempat hanya aku yg masi
jomblo, jika kalian berpikir begitu berarti kalian salah karena aku juga sudah
punya pacar. Namanya KiBum, tapi orang-orang memanggilnya Key. Semua itu bisa
dibilang karena sebuah permen
-Flashback-
“Duh! Gawat.. Aku harus cepat-cepat,
kalau telat aku bisa di hukum oleh Miss Han..” kataku sambil berlari sekencang-kencangnya.
BRUKK
Secara tak sengaja aku menabrak
seorang laki-laki. Semua buku di tanganku langsung jatuh berserakan di lantai.
“Ah~ Chonsanghamnida ..” kataku
sambil mebungkuk lalu mengambil buku-bukuku yg berserakan
“Deh~ Gwenchana….” katanya sambil
membantuku
Aku berdiri dihadapannya sekarang,
lalu ia menyerahkan beberapa bukuku yg terjatuh ..
“Ah~ Kamsahamnida..” kataku
“Lain kali hati-hati ya! Ini
untukmu..” katanya tersenyum sambil memberikan sebuah permen strawberry padaku
lalu langsung berjalan meninggalkanku. Setelah itu, aku langsung berlari ke
kelasku lagi, untung saja Miss Han belum datang
Aku duduk di bangkuku ..
“Telat bangun lagi?” kata Krystal
menyapaku
“Kind off ..” jawabku
“Kau ini benar-benar… Pasti maen
game sampai malam lagi ya..?” kata Luna menegurku ..
“Hehe …” aku hanya tersenyum
“Onnie, berhentilah maen game sampai
larut malam ..” kata Sulli menasehatiku
“Ah.. Araso, sullia-ah ..”
“Onnie selalu bilang seperti itu
tapi tidak pernah berhenti ..” kata Sulli lagi
“Benar kata, Sulli ..” lanjut Luna
“Semuanya kembali ke tempat
masing-masing” kudengar suara Miss Han yg baru saja masuk bersama seorang anak
laki-laki …
“Kita kedatangan murid baru hari ini
..” lanjut Miss Han “Ayo! Perkenalkan dirimu”
“Ah.. Annyeon Kim Ki Bum imnida ..
Kalian boleh memanggilku Key .. Bangaseupnida ..” katanya memperkenalkan diri .
Tunggu, bukannya dia cowok tg tadi pagi bertabrakan denganku
“Hmm,, kau duduk di bangku kosong di
sebelah Amber ..” kata Miss Han
Dia berjalan kearah bangku kosong di
sebelahku dan duduk
“Mohon bantuannya ..” katanya sopan
“Deh~” jawabku
“Mmm, kau cewek yg tadi pagi kan?”
tanyanya
“Deh .. Kau msih ingat ?” tanyaku
“Haha .. Tentu saja aku masih ingat
..” katanya seraya tertawa kecil
Aku bisa merasa tiba-tiba jantungku
berdegup .. Selama pelajaran aku benar-benar tak bisa konsentrasi .. Saat
istirahat aku memesan segelas es krim coklat & mint dengan wafel seperti
biasanya . Aku duduk bersama teman-temanku ..
“Amber, kau suka sama Key ya?” tanya
Krystal secara langsung
“Eh? T-t-tentu saja tidak ..”
“Mukamu merah tuh ..” kata Luna
“Onnie, mengaku saja ..” goda Sulli
“Aish~ Kalian ini .. Jinjja~” kataku
“Sulli-ah, mau ke perpus bersama?”
ajak TaeMin yg entah dtang drimna
“Araso .. Aku pergi dulu ya ..” kata
Sulli lalu meninggalkan kami
“Krystal-ah, ayo ketempat biasa”
ajak MinHo yg sekarang datang bersama JongHyun, Key & Onew
“Aku mau cari Victoria ..” kata Onew
meninggalkan kami
“JongHyun-ah, kau kenal dengan Key?”
tanya Luna
“Iya.. Dia sepupuku ..” kata
JongHyun
“Ouh .. Aku baru tau ..” respon Luna
“Luna, temani aku latihan yuk! Key
kamu ngbrol dengan Amber saja, oke?” kata JongHyun & Luna lalu meninggalkan
kami
“Hey, boleh duduk?” tanyanya
“Tentu sja ..” lalu ia duduk di
hadapanku
“Gayamu benar-benar seperti
laki-laki ya ..” katanya tertawa
“Memangnya tidak boleh?” tanyaku
sambil meneguk jus strawberryku
“Hey.. Aku tidak melarang.. Hanya
saja jarang bertemu wanita tomboy yg suka sekali dengan sesuatu yg manis
sepertimu ” katanya
Kami mulai mengobrol .. Setelah
kurang lebih 2 bulan kami mulai dekat. Sampai suatu pagi ..
“Amber ..”
“Eh Key, ada apa?” tanyaku
“Bisa bicara sbentar?” tanyanya, aku
menggangguk
kami pergi ke atap sekolah . disitu
tidak ada orang satupun.
“Apa yg ingin kau bicarakan?” tanyaku
“Emm .. Sebenarnya …” katanya “Aku
..”
“Kau kenapa?”
“Aku menyukaimu, amber ..”
Aku cukup shock dengan kata-katanya
“Hey! Kau sedang bercanda ya?”
tanyaku
“T-tentu saja tidak .. Buat apa aku
bercanda?” katanya lagi “Jadi apa jawabanmu?”
“Aku ..” dia menungguku jawabnku
“Aku juga menyukaimu..”
“Jadi kau mau jadi pacarku?”
Aku menggangguk
“Tapi.. Dengan gayaku yg seperti
ini, aku tidak bisa gombal-gombal seperti Luna & lainnya .. Apa kau bisa
menerima itu ?” tanyaku meyakinkannya
“Tentu sja .. Justru karena itu aku
menyukaimu ..” katanya mengelus kepalaku dan membuat rambutku berantakan
“Yha~ Kim KiBum ..” dia berlari dan
aku mengejarnya
-End of Flashback-
“Yha~ Amber Song .. Apa yg sedang
kau lamunkan?” tanya Krystal
“Tidak ada ..”
kataku tersenyum
kataku tersenyum
“Ya sudahlah .. Tuh pacarmu sudah
datang …” katanya
Aku melihat ke arah Key yg sedang
melambaikan tangannya padaku dari kejauhan dan melambai kembali. Dia
menghampiriku
“Hari ini mau kemana?” tanyanya
“Gimana kalo game arcade saja?”
kataku
“Baiklah .. Yg telat sampai di sana
harus mentraktir eskrim ya!” katanya lalu langsung berlari
“Tunggu ! Kau curang ..” kataku
mengejarnya
-End of P.O.V.-
“Dasar mereka berdua ..” kata
Krystal sambil menggelengkan kepalanya
“Krystal, sedang apa kau? Cepat
kesini!” kata Luna dari kejauhan
“Araso~” kata Krystal seraya berlari
ke arah teman-temannya
“Mereka berdua memang pasangan yg
aneh ya..” kata Sulli
Kami (Luna, Krystal, Sulli,
JongHyun, TaeMin, MinHo, Onew, Victoria) saling melihat satu sama lain dan
hanya tertawa
SORRY kalo jelek (terutama wat
Dreaming777)
Author: Cla
Genre: Love , friendship, MIstery
Rating: PG17
Length: Series
Language: Indonesian
Pairing: Minho/Krystal, Minho/Yuri, Onew/Hara, Key/Nicole, Jonghyun/Sulli, Mir/Sulli
Casts: Kara, SHINee, MBLAQ, 2AM
Summary: sekelompok remaja modern dari SEOUL melakukan perjalanan keluar kota tampa tujuan. Mereka bertujuan untuk melakukan liburan yang tak mungkin terlupakan. Tapi sesuatu merubahnya salah seorang dari mereka yang memiliki six sense merasakan akan ada hal yang buruk terjadi mereka. Tapi pemberitahuan dari Krystal tidak dihimbau oleh mereka. Karena merasa bahwa hal yang dikatakan Krystal sungguh tidak wajar. Saat mereka bermalam disuatu tempat. Salah satu dari mereka menghilang tampa jejak. Hanya meninggalkan tulisan tampa arti yang berwarna merah seperti darah. Dan petualangan mereka di City of silent dimulai..
PART 1
Setelah insiden itu ada perubahan pada diri Mir. Ia merasa perkataan Krystal benar. Mereka tidak harus masuk ke kota tampa nama ini. Ada banyak kejadian aneh. Tapi mir lebih baik menyimpan ini sendiri, dia tidak mau dianggap gila. Dan isyarat wanita kemarin benar benar membuatnya penasaran.
“Apa tidak ada penginapan?” Tanya Key yang membuyarkan lamunan Mir.
“Aku tidak tahu.”Jawab Mir, Jinwoon terkekeh melihat jawaban Mir yang tampa intonasi.
“Kau tahu Key? Mir jatuh ciinta pada gadis bisu tadi.” Ejek Jinwoon.
Nicole dan Key yang berada di jok belakang hanya terkekeh tapi Mir? Dia diam tidak tertarik.
*************
Minho putus asa, ia tidak menemukan sebuah rumah yang layak menjadi penginapan. Ia menatap Krystal yang tertidur dibahunya. Keringat didahinya membasahi kaus Minho.
“Hyung aku rasa kita berhenti dulu/” ujar Minho. Jonghyun yang pindah dari mobil Mir berdecak.
“Kita cari penginapan saja dulu sampai dapat ya?” tolak Onew. Minho menggeleng cepat rasanya keterlaluan membiarkan hyung-nya terus menyetir tampa istirahat dan Krystal juga ingin beristirahat.
“sudah terlalu malam. Kita berhenti dan tidur di dalam mobil saja. Aku akan tidur diluar kalau perlu .”
“ah baiklah.” Onew menepikan mobilnya didekat pohon besar dan rerumputan yang luas. Ia menyelimuti Hara yang sudah terlelap dari tadi, mungkin lelah. “mimpi indah sayang” ujar Onew, lalu ia mengecup hidung Hara dan menutup rapat pintu mobilnya.
Jonghyun ikut turun setelah itu. Ia membuka pintu mobil pelan pelaan tetapi sesuatu menahannya, tangan seseorang wanita itu Sulli.
“Sunbae.. aku mohon tetpap disini..”
“hah?” Jonghyun merespon permintaan Sulli, dia tidak mengerti apa yang dimaksud Sulli.
“Tolong tetap disini, aku takut.” Jonghyun menatap Sulli tajam meski ini sudah gelap tapi lampu didalam mobil dinyalakan, sehingga walau redup mata mereka masih bisa bertemu.
“Krystal dan Hara akan terganggu.” Kata Jonghyun sok keren tiba tiba. Sulli menatapnya aneh.
“Maksudnya mengganggu, memang apa yang akan kau lakukan padaku?” Tanya Sulli bingung.
Jonghyun menggaruk tengkuknya, ia bingung harus menjawab apa ini salahnya karena salah bicara. Sulli masih menunggu jawaban dari Jonghyun.
“Ah ani…! Aku mau keluar sekarang.. bye!” Jonghyun melepas tangan Sulli dan keluar dari mobil.
Jonghyun menekan dadanya. Gadis ini membuatnya gila, diam diam memang Jonghyun menyukai Sulli. Ia berjalan menghampiri Onew dan Minho yang duduk di rumput rumpur yang sedikit menanjak seperti tanjakan tapi tangan seseorang menyentuh pundaknya.
“YA! Jangan sentuh aku!” reflex Jonghyun, ia berbalik dan menemukan Sulli yang menunduk.
“ah! Sulli ani… aduh aku tidak berniat meneriakimu aku kira kau anak kelas 2 mian.” Sulli mengangguk kecil tapi tetap menunduk. Ia tiba tiba meraih tangan Jonghyun tiba tiba dan memeluknya.
“tolong aku benar benar takut.” Ujar Sulli pelan.
“Mir kau tidur diluar sama Minho!” perintah Jinwoon seenaknya. Jinwoon bersiap mendengar omelan Mir tapi tidak terdengar apapun Mir keluar menurut tampa protes satu katapun. Jinwoon melongo tidak percaya.
“Key dia kesurupan, benar benar kesurupan!” ujar Jinwoon sambil menepuk kedua pipinya bergantian, matanya masih mengamati Mir yang berjalan kea rah pohon besar. Key hanya tersenyum kecil.
“Jangan terus menggodanya, dia akan membunuhmu lama lama. Kenapa kau masih disini?”
Jinwoon berbalik ke jok belakang dan menatap Key lugu. “Memangnya aku harus kemana?”
“Keluar tentu saja.” Jinwoon mengganti ekspresinya menjadi kaget dan membulatkan matanya yang kecil.
“kau gila disitu dingin eh maksudku diluar dingin!” Jinwoon mencoba meminta bantuan dari Nicole tetapi Nicole telah tewas di bahu Key. Ia mendesah putus asa.
“Tunggu apa lagi?” ujar Key benar benar sinis.
“Ya kenapa aku harus keluar? Jangan jangan kaliaaan…..” jinwoon memandangi Key dan Nicole bergantian. Dan telunjuknya juga menunjuk keduanya bergantian.
“YA! Berisik! Sekali! Cepat keluar.” Ujar Key kehilangan kesabaran. “Aku hanya menjaganya.” Key membela diri, kau ini mesum sekali!”
“Tapi kan kata Mir kalau wanita dan pria berada di satu ruangan hanya berdua aka nada…” Jinwoo berteriak AW sebelum menyelesaikan kalimatnya, karena dengan sukses Key memukul kepalanya.
“Ah ara ara! DASAR TUKANG PUKUL!” kesal Jinwoon sambil mengelus kepalanya, ia keluar mobil dengan cepat takut Key bisa menggapai kepalanya lagi dan memukulnya lagi.
“Gila!” kesal Key.
“Panas yah? Eum..” Nicole mengigau dan sesuatu keluar dari mulutnya air. Key melotot tidak percaya.
*************************
Mir keluar dan duduk didekat pohon besar, menyadarkan kepalanya pada pohon itu. Ia bisa melihat tidak jauh dari tempatnya duduk Sulli sedang berbicara dengan Jonghyun dan terlihat seperti tertawa. Sial! Moodnya hancur seketika. Mir diam diam ternyata juga menyukai Sulli. Hanya saja Mir malu kalau ia harus mengatakannya duluan walaupun ia lelaki tapi gengsinya seperti anak gadis. Mir mencoba menetralkan pikirannya dan memejamkan mata, perlahan perlahan ia tertidur.
*****************************
Jinwoon tidak dapat tidur, ia mencoba tidur dekat Minho tapi posisinya tidak terlalu enak, punggungya akan sakit pikirnya. Ia berjalan pelan mendekati Mir yang terlihat pulas tidur di dekat pohon besar. Ia melewati Sulli yang tidur dibahu Jonghyun sambil berpegangan tangan. “Sok romantic banget!” umpat Jinwoon.” Ia melihat dua buah mobil yang terpakir sembarangan. “Ah aku insomnia disaat yang tidak tepat!”
Jinwoon berjalan mengelilingi mobil yang berisi Krystal dan Hara berulang ulang, lalu berjalan kedepan dan kebelakang secaara terus menerus. Ia terlalu bingung apa yang harus dilakukan.
Terdengar jejak kaki seseorang. Jinwoon menajamkan pendengarannya dan sembunyi di pohon besar disebelah Mir tidur. Ia menatap ke segala arah mencari sumber suara.
Tidak ada siapapun ia menarik nafas sedikit menggosok tengkuknya. “aneh sekali?” ujarnya, ia jadi paranoid dan takut setengah mati. Apalagi ini sudah benar benar tengah malam. Ia menghampiri Mir dan meraih tangannya memeluknya seperti apa yang dilakukan Sulli pada Jonghyun. Ia menutup mata dan menghitung domba supaya bisa tidur.
********************************
Minho bangun dari tidurnya, ia mimpi buruk. Ia bangun dan menghampiri mobil Onew. Ia harus mengecek Krystal pikirnya. Tetapi terdengar bunyi jejak kaki pelan. Ia terlalu penasaran dan mengikuti suara jejak kaki itu. Ia menemukan sosok perempuan cantik tersenyum padanya tubuhnya begitu sempurna. Entah apa yang ada dipikiran Minho tapi semenjak menatap gadis ini di pepohonan yang begitu menyejukkan dan membuatnya bergidik dalam waktu yang sama. Ia bisa lupa dengan Krystal, Minho membalas senyuman gadis itu dan menariknya mendekatinya.
“kau siapa?”
“Yuri, kwon yuri.” Gadis itu menjawab dengan senyuman maut. Minho menatapnya dalam ia sepertinya jatuh cinta pada gadis ini.
“Kau kenapa?”
“Aku?” gadis itu balik bertanya. Minho kembali diam, ia menatap wanita itu lagi dalam. Wanita itu mendekati Minho hingga Minho sedikit mundur, tetapi wanita itu menariknya mndekat. Minho bisa merasakan wangi gadis ini berbeda.
Gadis ini berjinjit dan meletakkan kedua lengannya yang melingkar dileher Minho, mendorongnya agar turun perlahan tampa disadari bibir wanita ini sudah menyapu bibir Minho, mereka melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan. Karena mereka tidak memiliki hubungan apapun. Minho seakan lupa bahwa ia memiliki Krystal, ia tetap melanjutkan ciuman mereka.
**********************************
Key bangun dari tidurnya, ia bisa melihat langit masih sedikit gelap tetapi sepenuhnya ini pagi. Bisa terlihat cahaya matahari yang mulai muncul. Ia tersenyum melihat Nicole disampingnya. Mengecup pipi pacarnya itu pelan pelan. Ia berniat untuk mengganti baju karena kaus yang iya kenakan pasti bahu karena air liur Nicole. Ia geli sendiri membayangkannya.
Key keluar dari mobil dan mendapati mobil Onew yang tidak terlalu jauh dari mobil Mir terparkir. Ia jadi ingin melihat Krystal. Ia berjalan pelan menuju mobil itu. Ia sedikit tersenyum kecil saat melihat Jinwoon memeluk tangan Mir. “kalian seperti kucing dan tikus tapi tidur berpelukan.”
Mir menemukan pintu mobil yang terbuka. Ia melihat kedalam dan mendapati Krystal yang tidur seorang diri di dalam mobil. Bukannya harus ada Hara? Minho memberitahunya kalau Hara tidur bersama Krystal. “apa mungkin pergi bersama Onew?” Key samar samar melihat Onew yang tidur lelap seorang diri. Ia mengelilingi tempat yang mereka jadikan untuk istirahat dan menyadari dua temannya menghilang. Hara dan Minho. Ia membangunkan Onew dan memberitahu hal itu. Onew terlihat kaget dan marah.
“APA MAKSUDMU KIBUM?”
“tidak ada Hara dan Minho, hyung!”
“kau gila!” Onew berlari menuju mobil dan memang hanya mendapati Krystal.
Onew meneriaki nama Hara dan Minho keras, membuat semua orang terbangun.
Mir menguap dan merasakan tangannya berat, ia melihat kesamping dan menemukan Jinwoon yang memeluknya erat. Ia memukul kepala Jinwoon dengan tangan yang lain.
“kau gila! Apa yang kau lakukan padaku tadi malam?” pekik Mir ia menarik tangannya secara paksa dan menyilangkannya pada dadanya. Jinwoon masih setengah sadar ia hanya tersenyum.
“mian hoaaaaaaaaaaaaaaaaam”
“KAU MELIHAT MINHO ATAU HARA?” Tanya Key khawatir. Mir menatap Key bingung dan menggaruk kepalanya. Jinwoon juga tampa sengaja melakukan hal yang sama.
“MEREKA HILANG!”
“MWO?” teriak Jinwoon dan Mir berbarengan.
Mereke melihat Onew yang berlari kesana kemari dan bajunya yang sedikit lepek karena basah oleh keringat.
“INI SERIUS?” Tanya Mir.
Jinwoon menelan ludah, ia takut ini ada hubungannya dengan suara jejak kaki seseorang tengah malam.
“Jinwoon apa kau tahu sesuatu?”Tanya Key.
Jinwoon masih bingung antara mau bercerita atau tidak. Jonghyun datang menghampiri mereka dengan Sulli yang menempel terus padanya. Sulli terlihat depresi akut. Ia memeluk pinggang Jonghyun erat sekali. Mir berdecak kesal.
“apa kau tahu sesuatu?” Tanya Jonghyun menuduh Jinwoon yang terlihat ragu.
“Apa maksudmu? Menuduh temanku? Begitu?” Mir berdiri dan menantang Jonghyun. Ia menghampiri Jonghyun lebih dekat tapi Key menahannya.
“Mir aku memang mendengar sesuatu tadi malam..”ujar Jinwoon pelan.
“ONEW! Kemari!” teriak Jonghyun.
Onew berlari kencang menghampiri mereka, ia terlihat benar benar berkeringat dan kesal, serta frustasi.
“APA?” tanyanya Emosi.
“ceritalah Jinwoon. Ayo..” pinta Key. Jinwoon menghela nafas dan bercerita apa yang terjadi tadi malam. Disaat Jinwoon bercerita Krystal dan Nicole berpelukan didekat mobil Onew, mereka harus selalu bersama pinta Key.
Jinwoon menyelesaikan ceritanya dan menatap Onew takut. Ia tahu bahwa Onew sensitive tentang Hara dan ia sedikit takut dihajar oleh Onew.
“DIMANA CHOI MINHO BRENGSEK ITU. INI SEMUA KARENANYA!” teriak Onew.
****************
”AH DIMANA AKU TOLONG AKU! ONEW! ONEW!”
Next Chap.
“KAU BAWA KEMANA HARA! KENAPA BUKAN GADIS MU YANG MENGHILANG BRENGSEK!”
“AKU TIDAK TAHU APA APA!”
———-
“Apa kau tahu sesuatu Minho?”
“ANI….”
———
“Minho jangan pergi, biarkan yang lain!”
“Aku harus bertanggung jawab Krystal..”
Author : Shinstarkey, Nanonadia
Cast : Jonghyun SHINee, Luna f(x) [Park Sun young]
Length : OneShot
Language : Indonesia
__
Jonghyun P.o.v
aku membuka mataku pelan. suara burung mulai terdengar di telinga. aku hendak membuka mata, melihat gadis yang aku temukan semalam.
Aku melihat kearah tempat tidurku dimana aku menidurkan gadis itu di sana. tapi tempat tidur itu kosong dan sudah rapih dengan selimut yang terlipat rapih seperti tidak habis di pakai. kemana dia ?
aku berjalan keluar, mencari gadis itu. gadis yang sama sekali tidak aku ketahui identitasnya. akupun menemukannya di pinggir sungai belakang rumahku. dia terkapar disana, tidak sadarkan diri.
“Hey!.. kau.. “
aku membalikan badan karena mendengar suara gadis dari arah belakangku. dan tenyata gadis itu.
“k-kau.. sudah sadar?”
gadis itu menganggukan kepalanya kearahku sambil tersenyum. aku baru menyadari wajahnya sangat manis.
“siapa namamu?” tanyaku sambil terus menatapnya..
gadis itu mengerutkan keningnya menatapku bingung, dan meletakan telunjukanya di dagu. “aku tidak tahu.. aku tidak tahu siapa namaku..malah aku ingin tanya padamu..” sahutnya dengan nada santai tapi itu malah membuat mataku terbelalak menatapnya. bagaimana bisa dia lupa namanya ? apa dia hilang ingatan?
“Tu-tunggu..?? kau lupa siapa namamu? “
gadis itu hanya mengangguk bingung. aku menghela nafas. bingung dengan apa yang terjadi sekarang. bagaimana dengan gadis ini ? sepertinya dia sangat polos tak tahu apa-apa. bagaimana dia bisa kembali kerumahnya bila dia tak ingat siapa dirinya sendiri.
“kalau kau? siapa namamu ?” tanya gadis itu tiba-tiba kearahku.
“aku Jonghyun.. kim jonghyun.. ” aku tersenyum pada gadis itu. sepertinya dia lebih muda dariku. gaya anak-anaknya masih sangat terlihat pada dirinya.
“mungkin kau dapat memanggilku Oppa.. karena sepertinya aku lebih tua darimu..” timpalku lagi padanya. dia tersenyum.
“oke Oppa.. ” dia menunjukan sederet giginya padaku, menundukan kepalanya tanda berterima kasih.
“baiklah.. mungkin aku akan mencari tahu tentang dirimu, keluargamu atau sesuatu yang berkaitan denganmu agar kau bisa kembali pada kehidupanmu yang sebelumnya..” sahtku dengan sedikit ragu. sbenarnya aku masih sangat ragu. aku bingung akan mencari kemana berita tentangnya. Mungkin saat ini dia akan tetap tinggal bersamaku, aku tidak mungkin mengusirnya pergi dengan keadaan yang hilang ingatan seperti itu.
“Oppa.. ternyata kau baik sekali. ” dia merekahkan bibirnya kepadaku.. “Oppa. aku sudah menyiapkan sarapan untukmu.. sebagai tanda terimakasih..” gadis itu menarik tanganku menuju ruang makan.
__
Aku Kim Jonghyun.. umurku 20 tahun.. pekerjaanku adalah seorang Juru masak di sebuah restoran kecil, hanya sebatas restoran rumahan saja.. inilah yang bisa aku kerjaan untuk memenuhi hidupku.. dan ini aku bertemu seorang gadis yang terdampar di sungai dekat rumahku.. ia Hilang ingatan.. jadi ku bolehkan untuk tinggal sementara bersamaku.
__
“Luna.. bisa kau bikinkan segelas coklat hangat untukku?” teriakku pada Luna dari luar rumah. Luna.. gadis yang aku temukan terdampar di pinggir sungai dan hilang ingatan. seminggu sudah berlalu saat aku menemukannya. Aku belum tahu siapa namanya dan kini aku memanggilnya Luna. Luna.. berarti bulan.. bulan selalu terlihat terang pada malam hari. dan begitu juga dengannya. sekarang dia telah menerangkan hidupku dari kesendirianku selama ini. makanya aku memanggilnya Luna, sebelum aku tahu siapa nama aslinya sebenarnya. diapun tidak masalah dengan nama panggilan yang aku buat untuknya.
“ini oppa.. ” Luna datang menghampiriku sambil menyodorkan segelas coklat hangat yang aku minta tadi.
“terimakasih..”
Luna duduk disampingku, mengikutiku memandang bulan dan hamparan bintang dari luar rumah. Aku suka melakukan ini.. ini kulakukan hampir setiap hari.
“jadi kau selama ini tinggal sendiri?” tanya luna sambil meneguk coklat panas di cangkir yang ia pegang.
“iya..” jawabku singkat tanpa menoleh ke arahnya.
“mengapa?”tanya luna lagi dengan nada penasaran
“karena aku tidak punya keluarga.. Aku di buang…” aku menundukan kepalaku sekarang. pertanyaan luna membuatku mengingat kejadian masa kecilku yang sangat menyakitkan.
“maksudmu?”
“ya, aku diabuang oleh keluarga sendiri.. aku di taruh di sebuah panti asuhan tanpa identitasku. aku juga mendapatkan nama ini dari tempat panti asuhan.” aku menatap kosong ke arah bawah dan aku tahu luna kini semakin menatapku. . maka aku lanjutkan ceritaku lagi padanya ” dan pada umur 8 tahun aku di adopsi oleh seorang laki-laki aneh.. dia awalnya berjanji pada ibu panti asuhan untuk menjagaku .. tapi hasilnya dia malah menyiksaku.. menyuruhku kerja, di perbudaki..”
Luna duduk semakin mendekat kearahku… “waw.. orang macam apa itu…” Luna sedikit merespon ceritaku dengan menganggukan kepalanya dan memancarkan ekspresi penasaran.
“ya, waktu itu aku masih bertahan di perbudaki sampai aku menginjak usia 15 tahun.. Aku kabur dari rumah laki-laki itu dan hidup sendiri, sempat aku menjadi gelandangan di jalan.. dan kemudian aku mencari kerja kecil yang dapat aku lakukan. Dan hasilnya sekarang aku bisa mempunyai rumah sendiri.”
“kau sangat mandiri Jonghyun oppa.. “ Luna tersenyum lebar ke arahku. Aku membelai halus rambutnya itu.
“terimakasih luna…”
Entah mengapa aku jadi merasa senang dia berada disini.. dia selalu menghiburku.. aku tidak merasa sendiri. Aku harap keadaan ini akan terjadi selamanya.
“Seandainya aku tahu masa laluku apa.. pasti sangat menyenangkan.. “ gerutu Luna sambil meengut menatapku.
“tenang saja.. aku akan membantumu mencari masalalumu itu..” aku tersenyum manis ke arahnya. Dia mendekat dan mencium pelan pipiku dan itu membuatku terdiam tidak bergerak.
“Kau adalah orang terbaik yang pernahku kenal Oppa..” katanya lagi dan kini ia menyender pada bahuku, menikmati indahnya malam dengan bulan dan bintang yang bertaburan.
__
semakin hari aku semakin dekat dengan Luna, hingga membuat perasaanku berubah kepadanya, aku menyadari diriku telah jatuh cinta padanya. Dia benar-benar seperti bulan bagiku.. dia selalu menemaniku setiap malam.. memberikan cahaya bagi kehidupanku, memberiku kebahagiaan dan ketenangan ketika bersamanya. Aku selalu tersenyum ketika melihat nya, melihatnya tersenyum dan bertingkah sedikit manja padaku. Dan kali ini aku mulai merasa bahwa aku tidak mau kehilangannya.. aku ingin bersamanya terus. Tapi hal itu tidak mungkin.. dia punya kehidupan sendiri begitu pula aku. Dia harus kembali ke masa lalunya….
__
“Lunaaa… aku membawa berita bagus untuk mu “ teriakku sambil membuka pintu rumah hendak masuk kedalam.
Tidak ada suara tanggapan dari Luna, serasa rumah ini begitu sepi. Tidak ada siapa-siapa di dalamnya. Mengapa ruamah ini begitu sepi? kemana luna?
Aku terus mencari Luna, dia tidak ada dimana-mana.. kemana dia ? bukankah dia belum pernah keluar sendirian seperti ini sebelumnya? Dia tidak tahu jalan.
Kemana dia? Padahal aku ingin mengasih tau tentang berita yang baru saja aku dapat tentang keluarganya. Aku menemukan selembaran kertas tentang di carinya seorang putri dari keluarga kaya yang hilang di sekitar bantaran sungai yang mengalir melewati rumahku itu. Nama putri itu adalah Park Sun young. Mungkin saja itu benar-benar Luna..
Luna tidak ada dimana-mana.. dia seperti menghilang. Aku putuskan untuk berhenti mencarinya dan menunggu nya di rumah, mungkin dia hanya pergi keluar sebentar untuk menikmati pemandangan di luar yang tergolong bagus.
Aku berjalan ke kamar, pandanganku tertuju pada sebuah kertas yang tergeletak di meja kecil samping tempat tidur. Aku langsung berjalan menuju kertas tersebut dengan meraihanya.
Oppa.. Mianhae.
bukan maksudku untuk membohongimu.. Aku hanya ingin keluar dari kehidupanku yang lalu..
Sebenarnya aku tidak hilang ingatan.. Aku ingat semua, aku ingat semua masalaluku.. Masalaluku yang tidak semulus yang di duga..
Aku adalah anak dari seorang pengusaha ‘park’ yang terkenal kaya, tapi kekayaan itulah yang membuatku muak. Mereka mengekangku, mereka selalu menyuruh-nyuruhku.. Aku ingin kebebasan..
Maka dari itu aku kabur dari rumah.. menelusuri sungai dan terdampar di dekat rumahmu..
Dan semenjak saat aku tinggal bersamamu aku merasa bebas.. tidak ada tekanan sama sekali, dan tau tahu oppa.. Kau membuat hidupku lebih bahagia dari sebelumnya.. Aku ingin melupakan semua kehidupan lamaku.. dan aku ingin Hidup bersmammu.. menjalani hidup sederhana seperti yang kita lalui kemarin…
Tapi…
Kenyataan mengubah semua impianku.. Aku harus kembali ke dalam kehidupan lamaku.. Aku harus meninggalkan semua ini.. meninggalkanmu…
Mianhae… Aku sudah merepotkanmu selama ini.. Aku sudah membuatmu susah.. Terimakasih atas semua perhatianmu padaku , Oppa.. Aku senang kau Panggil aku dengan sebutan Luna.. yang berarti Bulan..Aku ingin selalu menjadi bulan untukmu.
Dan asal kau tahu Oppa…
Aku Mencintaimu Oppa..
Dan akan tetap mencintaimu…
Luna..
Park Sun Young.
__
Aku duduk sendiri di tepi teras rumah. Memandang kearah langit yang sekarang sudah gelap. Aku seperti kembali ke kehidupanku sebelum bertemu dengan Luna.. kesepian.. hanya sendiri menatap langit yang berkilau karena bintang dan memandang Bulan yang bersinar terang. Aku ingin seperti kemarin.. Bersama Luna..
Kami selalu bercanda di malam hari bercerita, sama-sama mengagumi keindahan Langit. Aku ingin seperti itu lagi..
Aku memandangi langit, kali ini langit sangat gelap, tidak ada bintang atau pun bulan yang muncul. Mereka semua tertutup oleh awan hitam yang mendominasi langit sekarang. Langit seakan hatiku saat ini.. hatiku yang redup, hatiku yang gelap tidak ada cahaya bulan atau bintang. Hanya Hitam.. gelap..
Mengapa otakku selalu memikirkan Luna??
__
2 tahun sudah berlalu..
Kini aku sudah menjadi Koki handal di sebuah restoran besar, bintang 5.. wah.. ini memang sangat mengherankan. Pria biasa yang dulunya hanya menjadi koki retoran rumahan malah menjadi koki restoran bintang 5..
Karirku melonjak setelah kepergian gadis itu. Aku melupakan kejadian itu, melupakan gadis itu dan kemudian aku belajar keras untuk meningkatkan karirku.
Aku sekolah di sekolah memasak dan mendapat sertifikat. Mengikuti banyak ajang masak dan menjadi juara I , dan uang hasil dari ajang masak itu untuk membayar sekolah memasak itu. Dan… jadialah aku seperti ini.. menjadi Koki utama di sebuah restoran bintang 5. Akupun tidak percaya dengan karirku sekarang.
“chef Jonghyun.. “ Panggil sang pemilik restoran bintang 5 yang biasa aku sebut dengan Mr.Park Aku menoleh kearahnya dan membungkukkan badanku..
“bisa Aku minta tolong padamu?” sahutnya lagi padaku. Aku menganggukan kepalaku.
“ne, apa yang bisa saya bantu?”
“Malam ini aku akan menyambut kedatangan Putri ku satu-satunya yang telah lama kuliah di Amerika.. bisa kau datang kerumah untuk menghidangkan makanan-makan untuk pesta kedatangan putriku itu?”
Aku terdiam sejenak menimbang-nimbang permintaan Mr. park. Sebenarnya malam ini aku akan berniat pulang ke rumahku yang berada di desa itu. Aku rindu dengan pemandangan malam di sana. Tapi tidak mungkin aku menolak permintaan sang pemilik restoran tempat aku bekerja ini.
“Baiklah.. Aku bisa..” sahutku sambil tersenyum kearah Mr.Park
Tugasku ini lebih penting dibandingkan dengan melihat indahnya malam disana. Mungkin bisa besik lusa aku pergi ke rumahku itu.
__
Rumah yang sangat megah penuh dengan perabotan-perabotan yang aku tahu itu sangat mahal. Begitu juga dengan peralatan dapurnya. Sangat mahal dan berkwalitan tinggi. Mr.Park memang sangat kaya. Dia sudah membangun beberapa usahanya di segala bidang. Pantas saja dia menggelar acara kedatangan putrinya itu dengan sangat megah.
Aku mulai memasak masakan sesuai menu yang di siapkan. Dengan lihainya tanganku mengambil semua bumbu, meracikanya hingga menjadi sajian yang cukup untuk di bilang baik.
Aku memasak masakan ala Prancis..
Cream puffs, Apple Tart, soufflé, chocolate Éclair, Croque Monsieur… dan beberapa makanan lainnya yang ku masak.
Pekerjaan ini sangat melelahkan karena aku harus memasakknya untuk banyak orang, walau di Bantu beberapa assistenku dan beberapa koki di rumah ini tapi tetap saja rasanya sangat letih.
__
Kini tugasku sudah hampir selesai, hanya tinggal menjamu para tamu, menyediakan makanan yang aku buat. Urusan menata makanan dan yang lainnya aku serahkan pada assistenku saja.
Aku duduk di bangku yang tersedia di dapur. Salah satu assistenku yang kerap ku sapa Key ikut duduk di sebelahku. Dia adalah assisten pang paling sering mengobrol denganku.
“Ya! Key! Mangapa kau tidak mengerjakan tugasmu.. bukankah tadi ku suruh kau untuk menyusun kue-kue?” aku menatap Key kini melepaskan topi kokinya dan mengibas-ngibaskan topi itu ke arah wajahnya.
“Aku lelah hyung.. berilah waktu istirahat pada assistenmu ini.. jangan kau saja yang beristirahat..kami juga lelah.”
Perkataan Key yang terkesan kurang ajar itu membuatku mendesis pelan dan menoleh ke-arahnya. Tapi memang seperti itulah gaya bicaranya, se-enaknya saja.
“Dasar kau.. “ balasku singkat.
“Argh.. lagian apa pentingnya sih Park Sun young itu? Baru pulang dari Amerika saja pakai mengadakan Acara semeriah ini.” Timpal key.
Aku langsung menatap Key sehabis mendengar perkataan nya itu. Dia bilang ‘Park Sun young’? nama itu… Rasanya aku pernah mendengar nama itu.. tapi aku tidak ingat.
“ya! Hyung.. mengapa kau diam saja?” key menyenggol tanganku dengan sikutnya. Tanpa ku sadari, aku hanya terdiam dari tadi.
“tidak apa-apa.. emm.. apa Park Sunyoung itu anak dari Mr. park?” tanyaku pada Key.
“iyalah.. siapa lagi.. orang yang disambut hari ini.. bernama PARK SUN YOUNG”
Aku terdiam dan mencoba mengingat, Aku tahu nama itu, nama yang tidak asing lagi bagiku tapi siapa? Apa mungkin itu nama dari gadis itu? Luna?
Aku tidak ingat lagi pada Luna.. bahkan bayang-bayang wajahnya saja sudah samar-samar di otakku
__
Para undangan sudah memenuhi seisi Rumah aku melihat itu dari balik pintu dapur. Aku masih penasaran dengan putri Mr. Park yang bernama Sunyoung itu.
Acara sudah di mulai dan kami para koki serta assistennya ikut menghadiri acara itu. Kami berdiri berjejer di samping ruang makan. Memasang senyum indah agar terkesan ramah.
Berbagai pidato penyambutan terdengar dari speaker. Ini terkesan sangat lama. Bahkan kami menjadi mengantuk mendengarnya. Dan ketika saat putrid itu turun dari tangga suasana menjadi ramai orang-orang mendadak melangkah maju ke depan, untukl melihat sosok putri itu. Haruskah sampai segitunya?
Orang-orang itu berhasil menghalangi pandanganku untuk melihat ke-arah putri itu. Sejujurnya aku ingin lihat , tapi karena posisiku yang tak mungkin maju ke depan. Aku dan yang lainnya hanya berdiri tegap ditempat.
__
malam sudah semakin larut. Tamu-tamu sebagian sudah menuju ke rumahnya masing-masing. Dan giliran kami para pekerja dapur membereskan dapur dan peralatannya. Beruntungnya aku menjadi koki kepala dan mempunyai assisten, aku tidak perlu melakukan pekerjaan itu. Aku tinggal menyuruh asisstenku.
Aku berjalan ke luar rumah menuju halaman yang terbuka. Aku duduk di hamparan rumput hijau. Memandang ke langit.
Bulan terlihat dari sini dan kemudian aku teringat pada suatu nama, Luna.. yang berarti bulan.. dan Luna.. yang berarti gadis itu.. gadis yang sempat mencuri hatiku. Yang sempat membuatku jatuh cinta.
“Aku tahu itu Kau, Jonghyun Oppa…”
Suara itu membuatku menoleh kearah belakang. Menemui sosok seorang wanita dengan mini dress berwarna hitam. Wajahnya belum terlihat jelas olehku, karena ia bukan berdiri di bawah sinar lampu.
Wanita itu melangkah ke-araku dia duduk di sebelahku aku selalu berusaha melihat ke wajahnya dan kini wajahnya terlihat jelas dimataku…
“Lu..Luna?”
Aku tidak percaya dengan penglihatanku sekarang, gadis yang selama ini menghilang dari kehidupanku sekarang muncul tepat di hadapanku. Luna tersenyum ke arahku membuat aku tergugup dan diam menatapnya.
“ternyata kau masih mengingatku Oppa…”
Aku tersenyum sedikit ke-arahnya. Aku membuang rasa ke tidak percayaanku dan mencoba bersikap biasa.
“Apa kau benar Putri Mr. park.. ?” tanyaku tiba-tiba.
“ya, dia Appaku.. “
pandangan luna kinni berpindah ke langit. Sama dengan yang aku lakukan tadi.
Luna membuka suaranya lagi “Aku rindu keadaan seperti ini.. dimana aku dan Oppa berdiaan menikmati coklat panas di bawah hamparan bintang seperti ini.. Aku tidak bisa melupakan kejadian itu.. dan aku sangat senang dimana Kau memanggilku dengan sebutan Luna.. ”
Aku tersenyum lagi dan ikut memandang langit. “begitu juga denganku.. ketika aku melihat langit dan melihat bulan.. aku selalu teringan akan sosok mu.. karena sejujurnya kau adalah Bulan bagiku.. penerang bagi hatiku yang gelap..” kata-kata itu keluar sendiri dari mulutku.
“Jeongmal? Oppa menganggapku sebagai bulan bagimu?” Luna tersontak dan langsung menatapku dengan tatapan tidak yakin.
Aku menganggukan kepalaku. “Iya.. itu benar.. karena aku mencintaimu…” kataku dan sekarang menatap Luna. Luna terdiam dan tersenyum. “Apa kau masih mencitaiku, Luna?” kataku lagi.
Luna mengerutkan wajahnya. “tentu saja.. apa oppa tidak membaca suratku.. kan sudahku bilang aku akan tetap mencintai seorang KIM JONGHYUN walau kita tidak bertemu lagi..” gerutu luna sambil merengut. Wajahnya membuatku tertawa dan akupun mencubit hidungnya.
Akupun memeluknya sekarang. Aku sangat rindu sosoknya yang benar-benar bisa menghiburku. Dan kini hatiku kembali terang karena bulan ku.. Luna…
__
dan kini…
Luna alias Park Sun young menjadi kekasihku.. dan beruntungnya, hubungan kami di terima oleh Ayah Luna.. hahaha.. mungkin karena aku salah satu koki handal di restoran nya. Mungkin juga nanti aku akan mewarisi restoran ini. Hehe ini adalah impianku..
Dan aku harap…
Aku dan luna tak akan terpisahkan lagi.. karena hatiku akan selalu terlihat sangat gelap bila tak ada Luna di sampingku.. bila tidak ada sinar dari nya.. hidupkupun menjadi gelap.
You’re my moonlight in my heart…
[FIN]
Title : The Story Behind Jongkyung
cast :
- Kim Jonghyun
- Luna Park Sun young
- Shin Sekyung
Minor cast :
- Jino as Baby
Length : Drabble
Genre : (?)
Rating : G
Language : Indonesia
Cerita
ini hanyalah karangan dari Author. Maaf bila ada kata-kata yang selit di terima
para Reader
BE A GOOD READER PLEASE
__
Rahasia yang siapapun tidak
mengetahuinya. Kalian tahu itu?
ini tentang hubungan Kim Jonghyun
Shinee dengan aktris Shin sekyung….
**
“ya! Kim Jonghyun! kau harus
bertanggung jawab atas semua ini!!” Bentak sekyung pada Jonghyun di teleponya.
“Ya! Aku juga tidak tahu harus
berbuat apa!? Kau jangan marah-marah seperti itu!”
“Setidaknya kau melindungiku dan
berkata pada fans mu agar tidak menyerangku lagi.. “
“Aku tidak sudi berkata seperti itu…
Siapa suruh kau mau menerima tawaran S.M yang gila ini, huh?”
“YA! KIM JONGHYUN!!”
tuutt… tuttt…
Jonghyun mematikan ponselnya dan memasukannya
ke kantong celananya. Dia segera berbaring di kasur yang cukup besar di
kamarnya itu. Jonghyun memang sudah cukup kesal menanggapi semua ocehan dari
Sekyung. kalau bukan karena untuk menutupi sesuatu yang sangat penting dia
tidak akan melakukan ini semua.
Semua perhatian kini mengarah kepada
seorang Kim Jonghyun yang sekarang sudah di kenal orang sebagai kekasih dari
aktris Shin sekyung. Jonghyun memang mengagumi Shin sekyung, tapi itu sebelum
dia memiliki sesuatu berharga dalam hidupnya.
tililililit.. tlililililit…
Ponsel Jonghyun kembali berdering.
Jonghyun menghela nafasnya. Dia sangat kesal karena dia fikir yang menelepon
nya itu adalah nenek sihir yang setiap hari terus membentaknya.
Dengan kesal Jonghyun mengangkat
telepon nya itu tanpa melihat layarnya.
“YA!! Apa belum Puas kau memarahiku
terus!?”
“Ya! Jonghyun Oppa!? mengapa kau
marah-marah padaku!?” Sebuah suara yang di yakini Jonghyun bukan Shin sekyung
itu kini dapat meredakan amarah Jonghyun.
“Luna.. maafkan aku.. Aku fikir kau
sekyung..” Jawab Jonghyun dengan nada manis.
“tidak apa-apa.. bagaimana kasusmu
dengan sekyung unni?”
“dia menyebalkan.. setidaknya dia
tidak usah memarahiku terus setiap hari..” keluh Jonghyun.
“Oppa bersabarlah.. yang penting
rahasia ini aman, bukan?”
“iya.. Luna.. kau benar.. bagaimana
kabar Jonghyun kecilku?” Jonghyun tersenyum sambil terus memandangi sebuah foto
yang kini dia genggam.
“dia baik-baik saja Oppa.. hanya
saja sepertinya dia merindukanmu.. “
“Aku juga merindukannya.. jaga dia
baik-baik…dan aku juga merindukanmu..”
“iya oppa.. kau tenang saja.. “
**
“Jonghyun.. lebih baik kau jangan
keluar dulu.. kau jangan tapil di depan publik dulu..” sahut manager Shinee
pada Jonghyun. Jonghyun mengerutkan dahinya menatap manager Hyung.
“mengapa Hyung?”
“kau tahu bukan, berbahaya.. media
lagi gencar-gencarnya mencari beritamu dengan sekyung, ingat?:”
Jonghyun menghela nafas pelan.
Mengapa lagi-lagi kasus ini menghambatnya. Seakan kasus nya menjadikannya
seperti di penjara.
‘huh.. seandainya ini bukan cara
untuk menyembunyikan Jino dari publik.. aku tidak sudi harus direpotkan seperti
ini.’ Batin Jonghyun.
Sejujurnya inilah yang menjadi
faktor yang menyebabkan Hubungan Kim Jonghyun dan Shin Sekyung. Jonghyun sudah
memiliki anak dengan salah satu member girlband yang tak salah lagi adalah Luna
f(x) . Inilah yang di takuti oleh S.M Entertainment, seorang wartawan telah
mengetahui rahasia S.M tersebut dan mengancam akan membeberkan semuanya pada
publik tentang anak yang telah di peroleh Jonghyun. Untuk menutupi itu semua akhirnya
S.M Entertainment mengeluarkan sebuah berita yang tidak kalah heboh bila di
publikasikan. Yaitu berita tentang hubungan Jonghyun dan sekyung yang nyatanya
‘fake’.
Shin sekyung sudah di bayar S.M
entertainmen mengenai masalah ini agar dia tutup mulut dan mau bekerja sama
dengan Jonghyun.
**
“Oppa… jino rindu padamu.. dia
menangis terus..” kata Luna dengan panik sambil menghampiri Jonghyun yang
sedang duduk di sebuah ruangan gedung S.M. Luna menggendong seorang bayi yang
menangis.
“biarku gendong dia..”
Jonghyun segera menggendong bayi itu
dan di belainya perlahan. Tangisan bayi itu sudah mulai terhenti.
“Jino.. kau tenang saja.. Appa ada
disini… “
Jonghyun menatap buah hatinya itu
dengan penuh kasih sayang. Ya, itu adalah Jino.. anak Jonghyun dan Luna yang
sekarang sangat di jaga agar tidak terbongkar.
“Ternayta dia benar-benar
merindukanmu Oppa.. “ kata luna sambil tersenyum kearah Jonghyun yang sedang
menimang anaknya.
“mau bagaimanapun aku adalah
Appanya.. dia pasti rindu denganku..” jawab jonghyun sambil tersenyum manis.
**
3 tahun sudah berlalu dari kasus
yang sempat menggemparkan seluruh korea. Dan untung saja kasus itu tidak pernah
terbongkar lebih jauh. Orang-orang kini masih menganggap seorang Kim Jonghyun
Shinee masih berpacaran dengan Shin sekyung.
Tapi yang lebih menyulitkan lagi
saat sebuah berita asing datang kehadapan Jonghyun. Berita yang menyebutkan
bahwa Jonghyun akan menikah dengan sekyung.
“ya!! Barita darimana ini?” bentak
Jonghyun pada staff S.M
“kau harus tenang. dulu..” key berusaha
menenangkan Jonghyun yang sepertinya sedang emosi berat.
“tapi Key.. masalah ini jadi
bertambah rumit.. Jino sudah semakin besar.. aku rasa dia pasti sudah mengerti
tentang berita seperti ini…” kata Jonghyun frustasi.
“tapi berbahaya.. Apa kau tidak
kasihan pada Luna, istrimu.. kami takut dialah yang menjadi sasaran amuk
fansmu.. “ kata onew yang kini menghampiri Jonghyun.
Jonghyun masih menemukan kejanggalan
dalam hidupnya. Serasa hidupnya ini tidak bisa tenang. Penuh dengan kebohongan
yang mungkin dapat membuat dirinya, Luna, Jino akan sakit hatinya.
Ia bingung bagaimana harus keluar
dari semua kebohongan ini….
**
Sebuah kawasan di kota Seoul sudah
di penuhi orang, ratusan bahkan ribuan Fans yang setia mengantri demi
mendapatkan tanda tangan Shinee.
Sambil terus tersenyum pada fans
Jonghyun menoleh kearah ponselnya yang bergetar pelan.
Sebuah message terlihat disana.
‘Oppa.. Jino marah padamu.. karena
berita kau dan Shin sekyung akan menikah.’
From : Luna
Kini yang sudah ia takutkan sejak
lama terjadi. Jino memang sudah besar dan sepantasnya mengerti akan berita yang
sering di bicarakan seluruh orang di korea.
Jonghyun menundukan kepalanya
mencoba menenangkan diri.
“APPAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA~~
APPAAAAAAAAAAAAA~”
Sebuah suara anak laki-laki
terdengar menghapiri Shinee. Kini pandangan semua orang telah tertuju pada anak
laki laki itu yang ternyata langsung memeluk Jonghyun.
Seketika suasana menjadi ribut.
Baiklah, bayangkan saja seoarang anak memanggil Jonghyun dengan sebutan ‘Appa’?
Para fans telah menduga-duga bahwa
ini adalah anak Shin sekyung. Suasana menjadi semakin ribut.
“Appa.. Eomma ada disana.. “ Tunjuk
Jino kearah sebuah sudut tempat. Dan kini perhatian semua orang tertuju pada
seoarang wanita dengan pakaian Hitam-hitam, mengenakan kacamata Hitam.
Jonghyun tahu bahwa itu adalah Luna
yang sedang menyamar. Luna bingung dengan keadaan sekarang, semua orang seperti
melihatnya dengan tatapan tajam, penuh kecurigaan.
Jonghyun menghela nafas sekali. Dia
sepertinya sudah yakin dengan keputusannya untuk mengatakan yang sesungguhnya
pada Publik.
“Luna.. Kemarilah..” panggil
Jonghyun pada wanita itu. Luna berjalan kearah Jonghyun dengan menundukan
kepalanya.
“Saya Kim Jonghyun akan mengatakan
yang sebenarnya …. Saya dan Shin sekyung tidak pernah berpacaran sama sekali.
Dan anak ini…. adalah anak saya dengan Luna f(x)…” Jonghyun membuka topi dan
kacamata Luna. “Anak ini yang selama ini saya sembunyikan dengan kasus
shin sekyung dan saya…”
Semua orang di tempat itu dengan
kaget menatap Jonghyun yang kini menundukan kepalanya.
“Maafkan saya semuanya…… maafkan
saya…..”
“tapi saya Mohon… dengan beredarnya
berita ini.. jangan pernah kalian menyakiti Luna, memaki Luna seperti yang
kalian Lakukan terhadap Sekyung.. “ kata Jonghyun lagi, kata-kata permohonan
itu tidak pernah keluar dari mulutnya ketika beritanya dengan shin sekyung
dulu. Ini membuat Semua orang menyadari kejanggalan dari hubungan Jonghyun dan
Shin sekyung.
**
Seluruh Korea telah di hebohkan satu
berita lagi.. berita yang sangat menggemparkan seluruh korea tenatang ‘Jonghyun
Shinee, Luna f(x), dan seorang anak laki-laki yang diakui adalah anak mereka’
Apa kah kali ini para fans Jonghyun
bisa menerimanya?
END
Title : I Love You Baby
Main cast :
- Amber Josephine Liu
- Key Kim Kibum
Minor cast : shinee Member, f(x)
Member, Nicole Kara
Length : Oneshot
Genre : Romantic, Friendship
Language : Indonesia
__
“Josephine”!
Aku menoleh kearah asal suara yang
memanggil Nama Feminimku itu. Hmm.. Aku pikir siapa lagi yang memanggilku
seperti itu kalau bukan Key, Makhluk Kucing itu.
Kini aku dapat melihat sosok Key
yang melambaikan tangannya kearahku. Key berjalan mendekatiku dan menyesuaikan
tubuhnya untuk berjalan di sebelahku.
“Ada Apa, hmm ?” Tanyaku sambil
meneruskan langkahku yang tadi terhenti karennya.
“Tidak apa-apa.. Aku hanya ingin
berangkat sekolah bersmamu.. masa aku tidak boleh berangkat sekolah bersama
sahabatku sendiri” Key menunjukan sederet giginya dan langsung merangkul
pundakku.
Hmm.. Ini lah yang terjadi, dia
hanya menganggapku sebagai sahabatnya saja , tidak lebih. Padahal bisa di
bilang aku telah jatuh cinta padanya, jatuh cinta pada sahabatku sejak kecil
itu. Huh, aku piker key mana mungkin menyukai wanita yang berpenampilan
laki-laki sepertiku. Pastilah dia hanya menganggapku sebagai sahabatnya saja.
Dan aku tahu, sekarang key sedang dekat dengan Nicole, murid baru di sekolah
kami. Aku rasa Nicole juga menyukai Key. Hmm.. Mungkin memang tidak ada
kesempatan lagi untukku. Aku piker aku suah sangat beruntung menjadi
sahabatnya.
**
“baby, apa kau sudah mengerjakan PR
matematika?” key mencolek pundakku saat aku menaruh tas di bangku kelas.
“Sudah, mengapa? Kau belum
mengerjakan PR lagi ?” Aku meatap key dengan Muka yang seperti Mengejeknya
sambil mengeluarkan buku matematikaku
“kau tahu sendiri otakku bagaimana
kalau melihat angka-angka seperti itu.. Aku tidak mau tahu, kau harus meminjamkannya
padaku!!” Key merampas paksa buku matematika yang Ku genggam, kebiasaannya
memang memaksa seperti itu. Aku hanya menggelengkan kepala sambil menatapnya
membuka buku itu.
“thanks, baby.. “ Key tersenyum
padaku sambil mengacungkan jempolnya dan mengedipkan sebelah matanya.
Oh iya, Jangan salah sangka soal
panggilan ‘baby’ yang sering dia ucapkan padaku itu. Itu memang terdengar mesra
tapi itu hanya panggilan antar sahabat, tidak lebih. Aku juga sering
memanggilnya dengan sebutan ‘Boo’ dan juga panggilan kami berdua itu sudah
banyak yang tahu, jadi tidak aneh lagi. Tapi sialnya aku dan key sering di kira
Gay karena penampilanku.
“Amber!” Sahut key di sela-sela
kegiatannya menyalin PR matematikaku.
“hmm?” Aku menoleh kearahnya dengan
muka bertanya.
“Apa kau ada waktu Minggu ini? Aku
baru saja beli game baru. Dan kau harus mencobanya!! Lagian tidak seru kalau
aku main Hanya sendirian.” Aku tersenyum melihatnya, setidaknya dia selalu
mengajakku ketika mencoba hal baru yang membuatnya senang.
“ Baiklah.. nanti sepulang sekolah
aku akan kerumahmu.. “
key mengarahkan High Five nya
kearahku dan aku menyambutnya sambil tertawa Kecil.
**
“Key.. Aku lelah.. Berhenti dulu yah
mainnya…” Keluhku pada key sambil melepas Stick Wii-ku dari genggaman.
“Yah, Amber sebentar lagi..
Tanggung!” Key melempar stick Wii itu lagi padaku. Dia tidak membiarkanku untuk
menyelesaikan permainan ini lebih dulu.
“Ya! Aku lelah! “ Bentakku pada Key
dan menaruh stick Wii itu di samping key, dan aku mulai merebahkan tubuhku. Di
karpet bulu yang terbentang di dekatku.
“tapi aku belum bisa mengalahkanmu!
Sedangka kau sudah menang 13 kali dari tadi.” Key memajukan bibirnya dan
menatapku dengan tatapan minta di kasihani.
Aku menghela nafas melihatnya “
Sekarang kau menang! Kalahkan saja punyaku itu.. dan cepat istirahat dulu
disini!” Kataku pelan dan menutup mataku. Ok, aku memang benar-benar sangat
lelah sekarang.
“baiklah.. selesai mainnya..
keliatannya kau memang lelah. “ Kata key sambil membereskan Wii nya itu. Akupun
tersenyum sambil memperhatikannya. Akhirnya dia mau mengalah juga.
Tak lama, Key ikut merebahkan
tubuhnya di sampingku. Taksadar mataku terus saja menatapnya.
“ya! Mengapa kau melihatku seperti
itu?! “
Suara Key kini membuyarkan lamunanku
tadi yang terus menatapnya. “uh? Em.. tidak..” Kataku gugup dan langsung
mengalihkan pandanganku pada langit-langit rumah Key.
Beberapa saat heningpun menguasai
suasanan. Kami berdua hanya terdiam sekarang. Entahlah apa yang sedang key
pikirkan samapi dia yang tadinya begitu heboh sekarang menjadi terdiam. Kalau
aku yang jelas memikirkannya. Apa key memikirkan Nicole?
Aku berusaha memecahkan keheningan
ini.
“Key.. emm… Sepertinya kau sangat
dekat dengan Nicole..?” Kataku sambil menoleh kea rah key. Ini memang
pertanyaan yang bodoh.
“ya, begitulah.. Dia lumayan asik,
dan mungkin cantik, pintar….” Key tidak menatapku dia masih tetap dengan
pandangannya menatap langit-langit rumahnya dan tersenyum. Aku rasa key
benar-benar menyukai Nicole.
“Apa kau menyukainya?”
“Entahlah. Aku juga belum berniat
mempunyai pacar, jadi aku tidak terlalu memikirkan itu. “ Jawab Key dengan
santainya dan tiba-tiba dia menatapku , membuatku sedikit tersentak. Oke,
walaupun kami memang sudah bersahabat tapi aku tidak terbiasa di tatap
laki-laki sedekat ini.
“Memang kenapa? Uh? Apa kau cemburu?
Hahah”
‘deg’
pertanyaan key itu membuatku
berhenti bernafas sejenak. Ah tapi aku yakin itu hanya sebuah pertanyaan
Candaan saja. Kami hanya bersahabat bukan?
“Hahhah.. Tidak mungkinlah aku
cemburu, aku kan sahabatmu.. aku akan mendukungmu bila kau menyukai wanita..
lagian kau belum terlihat menyukai wanita. Yang aku tahu kau sekarang dekat
dengan Nicole.”
Aku tersenyum hambar kearah key,
kata-kataku tadi memang sangat menykitkan bagiku.. tapi aku piker itu yang
terbaik. Lagian key dan Nicole memang terlihat cocok dibandingkan aku dengan
key.
“ Sudahlah.. aku Juga tidak perduli
dengan hal itu.. yang penting kita masih tetap bias bermain kan.. hahahha”
Key tertawa terbahak-bahak di akhir
kalimatnya.
**
Aku melangkah memasuki gerbang
Sekolah dengan Key yang tepat berada di sebelahku.
Aku Tercengang melihat keadaan
sekolah yang, uh? Terlihat Aneh. Kali ini sekolah terlihat berbeda. Dengan
tampilan serba Pink dan Lambang Hati yang berhias dimana-mana.. Ada apa dengan
sekolah ini ?
“Huaaahh… Pink semuaaaaa….”
Aku menoleh kearah Key yang
tiba-tiba membuka suara sambil menatap takjub kearah tatanan gedung sekolah
ini.
“ Sepertinya di sekolah ada acara… “
Gumamku dan key menjawab dengan sebuah Anggukan.
“HEY!! Kalian berdua…”
Tiba-tiba Dua orang menghampiri Aku
dan Key. dan kami tahu siapa itu.. tidak salah lagi itu adalah Onew selaku
ketua osis dan Victoria wakil ketua Osis. Apa mereka yang mengadakan Acara Ini
?
“ Ada Apa yah?” kataku dengan muka
datar. Kedua orang itu masih menatapku dengans enyum yang mengembang dan mata
yang berbinar-binar. Key menaikan sebelah alisnya menatap kedua orang osis itu.
“kalian pasti tahu Bukan.. kalau
sebentar lagi hari Valentine?” Kata Onew. Aku dan Key sama-sama mengangguk
pelan.
“nah, itulah tema sekolah kita sekarang….
Dan kami membuat satu acara.. Namanya ‘Show Your Love’ setiap siswa di sarankan
untuk berpartisipasi dalam acara ini.. “ lanjut Victoria sambil memberikan
sebuah brosur pada kami.
“Show your Love?” gumamku pelan
sambil membaca judul dari Brosur itu. Eh. Acara Apa ini?
“Jadi kalian dapat menyatakan cinta
kalian pada orang yang kalian cintai di sebuah surat, dan surat itu akan di
kirimkan langsung pada orang tersebut mealui cupid-cupid sekolah (Anggota
osis).” Jelas onew panjang Lebar.
“bagaimana? Kalian mau ikut?” Tanya
Victoria pada kami. Aku tidak berniat sama sekali untuk ikut. Karena, emm… Aku
tidak mungkin menyatakan cintaku pada Key, oke. Aku memang tahu kalau aku
nyatakan cinta padanya pasti akan berakhir dengan bertepuk sebelah tangan. Tapi
bagaimana dengan key? Apa dia mau ikut?
Aku menoleh kearah Key yang sedang
baca dengan teliti Brosur itu. “AKU AKAN IKUT!” teriak Key tiba-tiba, dan
hampir saja membuatku hampir jantungan.
Aku menatap Key lagi dengan tampang
tidak percaya. What? Key Mau ikut?
“key? Apa ku tidak salah dengar? Kau
mau ikut?” Aku meyakinkan perkataan key tadi. Aku tidak percaya dengan tindakan
Key ini.
Key mengangguk dengan sangat
yakinnya dan merekahkan senyumnya. “ Iya! Kau juga harus ikut! Kau bisa
nyatakan cintamu pada laki-laki yang kau suka bukan. Ini kesempatanmu, Amber..
“
Aku tahu Key menyuruhku untuk ikut
ini agar aku bisa menyatakan cintaku pada laki-laki yang aku sukai, karena dia
tahu aku tidak pernah berdekatan dengan laki-laki lain selain dengannya. Dengan
kata lain dia menyuruhku mempunyai pacar. Tapi laki-laki lain.. uh, saying dia
tidka tahu kalau laki-laki yang aku sukai adalah dia sendri..
“ehmm.. terserahmu, Key” kataku
sambil tersenyum hambar.
“baiklah, kalau kalian berdua
mauikut berpartisipasi, isi data-data ini. Dan ini kertas surat yang akan
kalian tulis” Onew dan Victoria menyerahkan dua kertas, yang satunya kertas
biasa dengan tulisan Formulir disana, dan yang satunya adalah kertas berwarna
Pink dengan lambing hati di tengahnya.
“Terimakasih.. “ Kata key sambil
menerima kertas itu. Begitu juga dengan ku. Yang aku heran mengapa Key begitu
antusias mengikuti acara ini.
“baiklah, bila sudah selesai
menulisnya, kalian bisa berikan surat itu pada Anggota Osis. Bisa pada
Jonghyun, Luna, Minho atau Krystal.. sekarang kami tinggal dulu yah.. “ dan
pada akhirnya onew dan Victoria meninggalkan aku dan key.
**
Aku menatap lagi kertas berwarna
Pink itu. Kira-kira Apa yang akan aku tulis disitu? Apa aku harus menulis Aku
menyukai Key? Aku juga tidak yakin sendiri aku akan menulis itu. Hmm.. Aku
takut.. sebenarnya di balik peampilankuyang seperti laki-laki ini Aku menyimpan
sifat penakut. Apa lagi kalau soal cinta.
Baiklah.. mungkin aku akan benar
menyatakan cinta pada key di kertas itu. Tapi mungkin tanpa nama.. Aku tak
mungkin mempermalukan diriku sendiri dengan menulis namaku di surat itu. Dan
aku rasa Key tidak akn mengetahui kalau surat ini berasal dariku.
Baiklah.. Aku tulis…
‘to: KEY.
Aku mencintaimu..
From: no name.’
Aku melipat surat yang sudah ku
tulis itu. Sekarang waktunya aku kasih pada osis.
“ya! Amber! Apa kau sudah menulis
surat itu?”
terdengar sebuah suara yang
membuatku tersentak, karena aku tahun kalau itu adalah suara Key.
“su-sudah. K-kau sudah Key?” Kataku
gugup sambil menoleh kearah key yang sekarang tepat di belakangku.
“Sudah. Ayo kita kumpulkan.. !!” Key
manrik tanganku dan melangkah pergi, mencari osis.
**
“Surat ini akan di bagikan pada yang
bersangkutan saat Valentine.. ” Kata Jonghyun, osis yang bertubuh pendek tapi
terkenal Playboy itu.
“terimaksih sudah mengikuti acara
ini” lanjut Luna, osis yang selalu berada di sebelah Jonghyun, apa mereka
pacaran? Uh, tidak usah di bahas, tidak penting.
Aku dan key menganggukan kepala
kepada mereka dan kini kami berjalan pergi meninggalkan kedua osis itu.
Hening seketika ketika perjalanan
kami menuju kelas. Aku berusaha memecahkan suasana hening ini dengan bertanya
pada key.
“Key, kau menulis surat itu untuk
siapa?” Kataku dengan menatapnya.
key menoleh kearahku dan tersenyum.
“kau tidak perlu tahu.. nanti bisa-bisa kau terkejut. Heheh”
Key mulai membohongiku, dan tidak
mau jujur. Aku rasa dia menulis itu untuk Nicole.. oke, siapa lagi gadis yang
beberapa saat lalu sampai sekarang menjadi perhatian para laki-laki itu.
“Apa untuk Nicole?” tanyaku lagi.
Key kembali tersenyum menatapku. “
Sudahlah.. nati kau juga tahu.. kalau kau sendiri bagaimana? Siapa laki-laki
yang beruntung mendapat surat dari wanita seganteng kau. Hahha”
Aku memajukan bibirku menanggapi
perkataan key itu. Aku tidak kesal sih.. tapi aku tidak suka dengan kata-kata
yang sepertinya mengejekku itu.
“Tidak untuk siapa-siapa.. kau juga
tidak tahu orangnya.. sudah tidak usah di bahas” kataku mengalihkan pembicaraan
yang pasti menjurus kepada suratku itu.
“uh, dasar kau…hahahha” key
merangkulku dan kini kami memasuki kelas.
**
14 Desember… Valentine Day..
Dan kini waktunya sura-surat cinta
itu di bagikan satu-satu pada orang yang di tuju. Mungkin juga untuk suratku
pada Key yang tanpa nama itu.
Aku melirik pada key yang sepertinya
kewalahan dengan banyak surat yang dia terima. Banyak wanita yang mengirimkan
surat cinta untuk key. Ah, mungkin saja suratku tidak sampai padaku,
terkalahkan oleh surat-surat cinta dari banyak wanita yang menyukai key. Lagian
mengapa aku menghawatirkan suratku, kalau key bacapun dia tidak akan tahu kalau
yang mengirim itu aku.
“Amber.. “ sapa seorang dari arah
belakangku. Dan aku melihat taemin, osis yang kini mengenakan pakaian ala cupid
itu.
“ya? Ada apa ?”
“ini ada surat cinta untukmu..”
taemin memberikan sebuah amplop warna Pink padaku. Eh, surat cinta?
“baiklah amber.. aku harus pergi
mengantarkan surat-surat ini.. “ kata taemin lagi dan kini berlari
meninggalkanku, menghampiri sulli yang sudah menunggunya dengan baju cupid yang
sama.. hmm.. dasar pasangan yang lucu.
Perhatianku kembali fokus pada
sebuah surat yang kini aku genggam. Aku tidak menyangka ada yang memberikan
surat cinta padaku. Aku kan seperti laki-laki.. apa ada yang mau menyatakan
cintanya padaku.
Aku membuka amplop itu pelan dan
membuka lembaran kertas yang terlipat itu.. membaca setiap kata yang terurai
disana.
Untuk : Amber.. wanita yang paling
tampan.
Aku menyukaimu Amber. Walaupu Kau
terlihat tampan seperti itu. Dan bila kau ingin tahu siapa aku.. Nanti malam
kau harus dating ke taman dekat sekolah. Aku akan menunggumu disana.
I Love You, Baby..
From: xxx
Itulah yang tertulis di surat itu.
Aku sangat tertegun membaca surat itu. Ada laki-laki yang menyukaiku? Ini
sungguh? Apa mungkin key? Ah tidak mungkin dia.. dia tidak suka padaku.. pasti.
Tiba-tiba seseorang menepuk
pundakku, aku segera melipat kembali surat itu agar tidak ada satu orangpun
yang membaca surat itu.
“Wah! Kau mendapatkan surat cinta!!”
teriak key sambil melihat kearah surat yang aku genggam. Aku tahu sekarang
mukaku pasti memerah.
“bolehku lihat?” Key menunjuk
suratku itu.
“TIDAK! Ini RAHASIA KEY!’ teraikku
sambil menyembunyukan surat itu di belakang punggungku.
“baiklah.. baiklah.. Aku tidak akan
melihatnya.. “ Key tersenyum ramah ke araku.
Walau ada orang yang mengirimkan
surat cinta ini padaku, tapi aku masih berharap bahwa yang mencintaiku itu
Key.. bukan oranglain.
**
Aku menoleh kearah jam tanganku,
kini sudha pukul 07.03 PM sudah malam.. dan aku tahu.. ada seorang yang
menungguku di taman dekat sekolah. Orang yang menyukaiku.
Apa aku harus pergi? Aku kita iya..
aku harus pergi.. walau mungkin akhirnya aku aan menolak laki-laki itu.. tapi
aku tidak boleh menyakiti hatinya bila aku tidak dating.
Aku segera mengambil jaket yag
terganting di pintu kamarku dan aku berlari keluar rumah menuju taman dekat
sekolah.
**
Aku tidak menemukan sesosok orangpun
ditaman itu. Taman yang sangat terlihat sepi. Apa orang itu hanya
mempermainkanku? Kalau begitu aku sangat bodoh telah mempercayai surat itu.
Aku membalikkan badan dan hendak
melangkah pergi dari taman dengan wajah yang tertunuk akibat kecewa.
Tiba-tiba saja matuku menangkap
sosok orang yang tengah duduk di pinggir taman. Dan aku tahu siapa itu. Tidak
salah lagi itu Key.
“ya! Key! Sedang apa kau disini?!”
sapaku pada key yang terduduk itu. Key menoleh kearahku dan kini tersenyum
menatapku.
“Aku menunggumu amber! Mengapa kau
lama sekali?! Apa kay tidak tahu kalau disini banyak nyamuk!!” kata key dengan
wajah sedikit kesal terhadapku. Dia menungguku? Untuk apa? Bukankah yang
harusnya menungguku adalah orang itu?
“kau menungguku? Untuk apa key?”
kataku meyakinkan lagi kata-katanya.
Key tersenyum padaku dan kini dia
menggenggam tanganku membuatku terdiam dengan denyut jantung yang makin lama
semakin cepat.
“Aku ingin mengatakan bahwa.. Aku mencintaimu
Amber!”
kata-kata key itu tidak bisa ku
cerna dengan baik di otakku. Apa maksudnya? Apa yang terjadi sebenarnya saat
ini?.. Key menyakatan cinta padaku? Oh God.
“Aku yang menulis surat cinta itu
untukmu…”kata key lagi. Aku masih saja terdiam membisu. Tidak ada kata-kata
yang bisa keluar dari bibirku. Aku tidak percaya ternyata laki-laki yang selama
ini aku cintai menyatakan cintanya padaku.
“dan, aku tahu kau juga mencintaiku,
kan?”
eh, darimana key tahu kalau aku
mencintainya?
“da-darimana kau tahu?” kataku
dengan nada gugup.
Key mengeluarkan selembar kertas
warna pink dan membukanya di hadapanku. Aku snagat terkejut dengan apa yang ku
lihat. Kini key menggenggam surat cintaku untuknya. Surat tanpa nama itu.
“darimana kau tahu kalau itu dariku?”
tanyaku panik kearahke dan langsung meraih kertas itu dari tangan key.
Tiba-tiba key tertawa dan
mengacak-acak rambut pendekku.
“hhahaha dasar amber.. dari dulu aku
tahu tulisanmu bagaimana, aku sudah hafal tulisan yang seperti jejak kaki
dinosaurus ini.”
Wajahku terasa panas. Dan perasaan
malu kini menguasai diriku. Tiba-tiba key meraih tubuhku dan memeluknya.
“jadi bagaiman? Kau menerimaku jadi
pacarmu, tidak?” Tanya key yang berbisik tapt di kupingku. Tubuhku terasa kaku.
Tapi dengan cepat aku mengangguk pada key.
“you’re Always my baby, Amber…”
**
Hidup ini sulit untuk di tebak,
kadang sesuatu yang aku rasa tidak mungkin terjadi kini benar-benar terjadi.
Seperti kisah cintaku dengan Key.
Seorang wanita setengah pria yang
jatuh cinta pada sahabatnya sendiri…
[END]

__
Title : Please Don’t go
Main cast :
- Key Kim Kibum (Shinee)
- Amber Josephine Liu (f(x))
Minor cast : Jonghyun Shinee, Luna
f(x), Daniel / Drama Dalmatian
Length : Oneshot
Genre : Romantic
Rating : PG-13
Language : Indonesia
___
NOT FOR SILENT READER
___
Sudah aku bilang padamu.. bahwa ini
bukan salahmu.. ini bukan karenamu..
Aku tidak perduli apa kata orang
tenang sifat dan gayamu…
Aku akan tetap menicntaimu apa
adanya..
Dan kau harus ingat…
Jangan pernah pergi dari sisiku….
**
[Key P.O.V]
“Baby.. eommaku ingin sekali bertemu
denganmu.. kau maukan datang besok malam?”
Aku menaruh ponselku di dekat kuping
untuk mendengarkan suara kekasihku di sebrang sana, amber.
“uhm.. tapi Key.. “ amber tidak
melanjutakan perkataannya dan terdiam. Suaranya terdengar terbata-bata.
“ya?! memangnya kenapa? Sudah
seharusnya aku mengenalkanmu pada eommaku.. kita sudah berpacaran selama dua
tahun tetapi eommaku belum kenal sama sekali denganmu.” Kataku dengan nada
kesal.
“tapi aku takut.. aku tidak bisa di
terima di keluargamu.. “
“Sudahlah… kau tidak perlu
memikirkan itu..”
Aku melirik kerah jam dinding di
kamarku yang sekarang sudah menunjukan pukul 01.22 AM.
“Amber… Aku rasa sekarang kau harus
tidur. Aku tidak mau besok aku melihat lingkaran hitam di bawah matamu.”
“Ah.. oke.. bye boo…”
“bye baby..” jawabku sambil mencium
ponselku sendiri sambil tersenyum.
Aku segera menarik selimutku untuk
bersiap-siap menuju ke alam mimpi sambil membayangkan wajah amber. Hh..
membayangkan wajahnya saja aku sudah tersenyum-senyum sendiri. Aku sendiri
tidak mengerti mengapa aku sangat menyayanginya.. melebihi apapun. Dia tidak
bisa di bilang cantik dan image nya sangat jauh dengan ‘wanita sempurna’ pada
umumnya, tapi walau begitu dia berhasil membuat hatiku jatuh sepenuhnya pada
wanita yang bisa di sebut tampan itu. Aku tidak perduli dengan semua anggapan
orang tentang hubungan kami. Dia memang tomboy, tapi di mataku dia adalah
wanita paling sempurna. Dan setelah aku mengenalkannya pada eomma besok. Aku
berniat untuk melamar amber.
**
Aku mengambil minuman soda yang
terletak di meja kamarku yang baru saja di beli Jinki dan Jonghyun, sahabatku.
“kau masih berhubungan dengan Amber,
wanita tampan itu huh?” kata Jonghyun dengan wajah bengal nya.
“Tentu saja.. “ jawabku dengan nada
sangat yakin.
“kau aneh.” Tiba-tiba suara jinki
terdengar. Aku segera menatap jinki yang sekarang pandangannya sedang menuju
kearah ponsel yang di genggamnya.
“Ya! apa maksudmu?”
“Jelas-jelas dia tidak seperti
wanita Key! Kau lihat saja gayanya.. tidak ada feminimnya sama sekali.. kau
yakin kau merasa cocok dengannya? Aku rasa tidak.”
Aisshh! Aku benci perkataan Jinki
itu. Apa maksudnya di berkata seperti itu tentang amber? Perkataan Jinki itu
membuat emosiku meningakat drastis.
“Ya! jangan sekali-sekali kau bilang
seperti itu lagi.” Aku menunjuk Jinki dengan emosi yang meluap.
“Key! Perkataan Jinki itu tidak
salah.. kau pertimbangkan saja sendiri…Apa kau tidak malu mengenalkan Amber
pada Eommamu dengan keadaan amber yang seperti itu. Memalukan. ch” timpal
Jonghyun sambil merdecak pelan. Perkataan Jonghyun itu benar-benar membuat
emosiku memuncak.
“YA!! KAU!!” Bentak-ku pada
Jonghyun.
Jinki kembali bersuara. “Key! Santai
sedikit.. kami hanya bicara sesungguhnya.. orangtua mana yang mau anaknya
menikah dengan wanita seperti itu. Pastilah mereka menginginkan wanita yang
sangat feminim, cocok untuk anaknya. Apalagi kau anak tunggal.”
‘brug’
Kepalan tanganku ini berhasil
mengenai wajah Jinki yang sekarang telah terjatuh akibat tonjokanku.
“JANGAN SEKALI-KALI KAU BILANG
SEPERTI ITU LAGI!”
**
Apa kau tidak malu mengenalkan Amber
pada Eommamu dengan keadaan amber yang seperti itu. Memalukan. ch
orangtua mana yang mau anaknya
menikah dengan wanita seperti itu. Pastilah mereka menginginkan wanita yang
sangat feminim, cocok untuk anaknya.
Argh! Mengapa perkataan Jinki dan
Jonghyun itu masih terus meracuni otakku. Aku tahu Amber memang bukan wanita
yang terbaik. Tapi dia selalu terbaik untukku dan aku yakin itu. Dan Eomma juga
tidak akan bersikap tidak enak pada amber. Eomma pasti menyukai Amber.
“Key.. kau melamun?”
Suara amber kini memecahkan
lamunanku tadi. Aku menatap nya yang kini memasuki mobilku. Wajah cantiknya
kini mampu membuyarkan semua pikiran yang mengancamku tadi.
“Emm.. tidak.. aku tidak melamun..”
kata-ku sambil ternyum. “Kau cantik amber.. dan aku yakin pasti eomma sangat
menyukaimu” lanjutku lagi.
Amber tersenyum malu sambil
mengalihkan pandangannya dariku.
“Tapi aku malu key… kau bisa lihat
dari pakaianku.”
Celana Jeans, sepatu kets, kaus dan
blazer putih. Ya.. aku tahu itu yang sering dia kenakan. Memang bukan seperti
wanita umumnya.
“Kau tetap cantik.. “ aku
mengacak-acak rambut pendekanya dan dia tersenyum dengan cerianya. Senyum manis
yang sangat aku suka darinya.
“Baiklah.. kalau begitu
sekarang kita menuju rumahku.. Eomma sudah menyiapkan berbagai masakan untuk
makan malam kita nanti.” Lanjutku sambil tersenyum dan mulai memacu mobilku
kearah rumah.
**
“Eomma… ini Amber.. wanita yang selama
ini aku ceritakan pada Eomma..”
Eomma menatap amber dengan senyum
yang memancar dari dirinya. Tapi aku melihat sesuatu yang aneh dari raut wajah
Eomma.
“ohh.. Amber.. ayo silahkan masuk..”
Eomma menyuruh Amber masuk kedalam rumah. Amber tersenyum dan mengikuti langkah
Eomma masuk kedalam rumah begitu pula denganku.
**
“Jadi sudah beberapa lama kalian
berpacaran?” Tanya Eomma sambil menyantap makanan yang sudah di sediakan di
meja makan.
“sudah 2 tahun.. “ jawabku santai.
Aku menatap amber yang masih tersenyum
cerah kepada Eomma. Aku harap Eomma manyukai Amber apa adanya. Walau wanita ini
memang bergaya seperti laki-laki tapi kalau melihat senyumnya pasti setiap
laki-laki akan terpanah olehnya. Sepertiku.
“Key.. boleh Eomma berbicara
sebentar denganmu.. “ Suara Eomma tiba-tiba terdengar. Aku segera menoleh
kepada eomma.
“tentu…” jawabku singkat dan menaruh
alat makanku di samping piring. Aku menoleh kearah Amber yang kini menatapku
dengan mata bulatnya.
“Amber.. aku tinggal dulu sebnetar.”
Kataku sambil mengacak-acak rambutnya. Amber mengangguk singkat dan kemudian
tersenyum.
[Key P.O.V]
**
[Normal P.o.v]
Amber menatap tubuh key yang lama
kelamaan manjauh dan tidak dapat terjangkau oleh matanya lagi. Amber menghela
nafas pelan dan berusaha berfikir apakah yang dia rasakan itu benar. Dia merasa
bahwa ibunda Key menatapnya dengan tatapan yang aneh. Sebenarnya dia takut.
Takut akan kenyataan yang bisa saja terjadi. Amber menyadari bahwa dirinya
bukanlah wanita yang mungkin terbaik. Dia merasa dirinya aneh.
Amber merasa bahwa dia perlu kekamar
kecil. Tapi dia bingung karena Key tidak ada. Dia hanya sendiri di ruang makan
yang cukup luas. Amber akhirnya memutuskan untuk mencari kamar kecil sendiri
walau ini terkesan tidak sopan, menyusuri rumah orang tanpa permisi.
Amber berjalan terus menelusuri
ruangan-ruangan di rumah key yang tergolong besar dan mewah. tak sengaja amber
menangkap dua buah suara dari balik tangga. Amber tahu suara itu. Suara Key
dengan ibunya. Amber tidak bermaksud menguping tapi dia dengar semua percakapan
mereka.
“Key, Eomma rasa Amber tidak cocok
denganmu.. Kau yakin dengan dia?”
“Mengapa Eomma berkata sepertu itu?”
“bukan apa-apa Key.. tapi menurut
eomma ada yang lebih baik dari dia.. apa kau tidak menginginkan wanita yang
cantik.. yang feminim dan pintar berdandan…”
“Eomma! Amber cantik!! Dan aku bisa
menerima dia apa adanya…”
“tapi eomma tidak cocok dengannya..
apa kau tidak mencoba berkenalan dengan anak teman eomma.. nicole.. dia cantik
bukan!!”
Amber mendengar semua.. amber
mendengar semua yang di katakan key dengan ibunya itu dan itu cukup membuat
hati amber sakit. Sangat sakit. Amber tidak kuat lagi untuk mendengar semua
yang di katakan mereka.. itu semua serasa dapat membunihnya pelan-pelan.
Dengan airmata yang berlinang. Amber
berlari pergi meninggalkan rumah Key. Tanpa pamit.
[Normal P.o.v End]
**
[Key P.o.v]
Apa sebenarnya yang dipikirkan oleh
Eomma? Mengapa eomma berkata seperti itu? Hatiku sakit mendengar semua
perkataan eomma. Mengapa eomma tidak bisa menerima Amber? Dia… Dia adalah
wanita yang memang paling aku cintai. Bukan Nicole atau siapapun. Aku tidak
perduli dengan semua perkataan Eomma. Mau bagaimanapun aku akan tetap bersama
Amber. Walau tanpa restu Eomma sekalipun.
Aku terus berjalan menuju ruang
makan setelah beberapa lama aku meninggalkan amber disana. Tapi eh? Tidak ada
Amber disana?
Amber dimana?
Hanya tertinggal ponsel yang
tergeletak di atas meja. Aku berusaha mencari Amber. Aku yakin dia tidak akan
pergi tanpa pamit seperti ini. Kecuali ada sesuatu yang terjadi.
Apa Amber mendengar semua perkataan
eomma?
**
Tok tok tok…
Aku mengetuk pintu rumah Amber pelan
dan tak lama kemudian seorang laki-laki yang sangat aku kenal sekali muncul.
Dia Donghae, kakak kandung Amber.
“Hyung, apa Amber ada?”
Donghae hyung hanya terdiam.
kemudian aku mulai membuka suara lagi.
“Apa aku boleh menemui Amber?”
Donghae hyung menghela nafasnya dan
menatapku tajam. Aku rasa donghae hyung seperti menaruh emosi dari kedua
tatapan matanya.
“Key! Aku mohon Jangan ganggu Amber
lagi. Aku memang tidak tahu Apa yang terjadi Antara kalian. Tapi Aku tidak
menyangka Amber akan pulang dengan keadaan menangis seperti ini dan aku tahu
pasti ini adalah ulahmu!” donghae hyung kini menggenggam kerah bajuku dengan
emosi yang sepetinya tidak tertahankan lagi.
Apa aku salah dengar? Amber
menangis? Dan ini semua salahku.. hati Amber pasti sangat tersakiti
sampai ia menangis. Dan mungkin saja aku tidak akan mengampuni diriku sendiri
karena telah membuatnya menangis.
Aku menatap donghae hyung lagi
dengan rasa bersalah.
“hyung.. ini milik Amber..” Aku
menyerahkan sebuah ponsel di tangan donghae. “Tolong katakan pada amber, jangan
menangis lagi.. Aku akan tetap mencintainya..” kataku lagi dan kini aku
membalikan badanku menjauh dari kediaman Amber.
**
Sudah seminggu berlalu sejak
kejadian malam itu.
Aku terus memandangi kotak kecil
yang kini ku genggam. Berisi sebuah cincin yang sudah ku pesan beberapa bulan
yang lalu. Dengan lambang ‘K&A’ di tengahnya. Ya, ini adalah cincin untuk
Amber. Cincin untuk melamarnya menjadi pengantinku.
Entah bagaimana caranya untuk
memberikan ini pada Amber, untuk menyatakan bahwa aku ingin dia yang menjadi
pengantinku, istriku, wanita yang paling aku cintai.
Amber kini seperti tak menganggapku
lagi. Selama seminggu ini kami tidak berhubungan. Dia tak pernah menjawab
teleponku, membalas sms-ku, bertemu denganku. Seperti kami tak ada hubungan
apa-apa lagi.
Aku sampai rela setiap hari datang
ke rumahnya demi bertemu dengannya. Demi melihat wajahnya tapi itu sia-sia. Dia
tak mau menampakan dirinya di depanku sama sekali. Seakan aku adalah monster
yang membuatnya takut.
“Key.. Kau sudah berusaha
menghubungi Amber?” sahut Luna, sepupuku. Dia adalah sepupu terdekatku dan
mungkin sudah menjadi tempat curhatku setiap hari.
“Sudah.. tapi dia tidak menanggapiku
sama sekali.” Kataku sambil menunduk.
“uhm.. kau harus terus bejuang.. “
Luna menepuk pelan bahuku untuk memberi semangat.
“ini tidak jauh beda dengan
hubunganku dan Jonghyun dulu… “ kata luna lagi. Dia memang mantan pacar
Jonghyun, sahabatku. Mereka putus mungkin hanya karena sebuah masalah sepele.
Perbedaan pendapat dalam memilih cincin tunangan.
“setelah kami bertengkat kami tidak
berkomunikasi lagi.. aku berusaha menghubunginya tapi dia tidak pernah menjawab
semua telepon atau sms-ku. Tahu-tahu dia sudah jalan dengan wanita lain…
pengganti-ku.” Luna menundukan kepalanya. Aku tahu, Luna memang sangat
mencintai Jonghyun. Tapi Jonghyun sangat mudah menemukan pengganti Luna, si
wanita yang berpakaian terlalu terbuka bernama Shin sekyung, Sedangkan Luna
mungkin sulit untuk melupakan Jonghyun di hatinya.
Satu yang terlintas olehku. Aku
takut bahwa hubunganku dengan Amber ini sama seperti Luna, aku takut Amber
dengan mudah melupakanku. Hatiku mulai sakit membayangkan apa yang terjadi pada
hubungan kami nanti. Jujur aku memang sangat tidak kuat jauh dari Amber.
**
Suara getaran ponselku terdengar di
atas sebuah meja di sebelah tempat tidurku. Aku menoleh kearah jam dindingku.
Ini sudah pukul 02.34. siapa yang mengirim sms pada jam segini, huh?
Aku segera bangkit dari tidurku dan
meraih ponsel. Aku membuka message yang sudah terteta di layar ponselku.
‘From: Baby Amber
Key. Lupakan semua hubungan kita.
Aku ingin kita menjalani hidup
masing-masing saja.
Aku yakin pasti ada wanita yang jauh
lebih baik dariku.
Aku memang bukan seorang yang tepat
untukmu.
Banyak yang menentang hubungan kita.
Lebih baik kita akhiri saja sampai
disini.’
Ponselku lepas begitu saja dari
genggaman. Dadaku sesak, tubuhku melemah seakan tak ada tenanga lagi untuk
hidup. Hatiku seperti tercabik-cabik. Apa benar yang baru saja aku baca ini?
Aku masih belum bisa menalar semua
yang terjadi padaku sekarang. tidak habis fikir bahwa Amber mengakhiri hubungan
kami yang sudah berjalin selama ini… Amber mangakhiri hubungan ini dalam
keadaan aku yang masih sangat menyayanginya, mencintainya bahkan melebihi
hidupku. Apa ini serius?
Aku tak bisa berkata-kata lagi,
lidahku kelu dan aku tidak tahu apa yang harus aku perbuat. Mengapa semua harus
menjadi seperti ini?!
**
“Key.. bagaimana tawaran eomma? Apa
kau mau bersama nicole?”
Suara eomma bergeming di sudut ruang
makan. Aku tidak perduli dengan semua perkataan eomma. Bahkan aku sudah muak.
Mengapa eomma selalu ingin bahwa aku bersama wanita itu? Wanita yang sama
sekali tidak aku cintai. Bahkan aku tidak tertarik sama sekali dengan wajahnya.
Mengapa Eomma tidak bisa menerima Amber?!
“Key.. Eomma yakin kau dan Nicole
akan cocok. Dia calon istri yang baik untukmu..”
“bisa memasak..”
“Cantik”
“pintar”
“Apa yang kurang darinya?”
Aku tidak kuat lagi dengan semua
perkataan Eomma. Mengapa eomma selalu membanggakan pilihannya itu?! Mengapa
eomma tidak bisa menerima wanita yang nyatanya adalah pilihanku sendiri.
‘BRAK’
Aku memukul meja makan dengan
emosiku yang mulai menaik.
“Apa eomma bisa hentikan ini semua!!!
Aku tidak ingin Wanita lain Selain Amber!! Jangan coba-coba eomma menyuruhku
untuk menikah dengan wanita lain!!”
Aku bergegas meninggalkan ruang
makan dan pergi dari rumah.
**
Pintu rumah itu masih tertutup rapat
tapi aku tetap saja memandangi pintu itu sampai seseorang membukanya. Aku
sengaja datang ke rumah Amber. Aku ingin melihatnya dan ingin bertemu
dengannya.
Ku ketuk pelan pintu rumahnya. Tak
lama pintu itu terbuka dengan perlahan. Dan kini menampakan sosok yang selama
ini aku cari, sosok yang sangat aku rindukan. Amber memandangku dengan tatapan
kaget dan ingin segera menutup pintu rumahnya. Tapi segera ku cegah.
“Amber tunggu! Mengapa kau seperti
ini?!”
Amber masih berusaha menutup pintu
rumah walau kini aku menahannya.
“Amber! Ada apa dengan mu?! Aku
mohon dengarkan aku dulu!” Aku mencoba menggenggam tangan Amber agar dia
berhenti memberontak.
“Key! Lepaskan!!”
“Tidak sampai kita berbicara
serius.” Kataku dengan ketus.
“Ya!! Lepaskan Amber!!” tiba-tiba
sebuah suara datang dari arah belakangku. Dan sebuah tangan melepaskan tanganku
paksa dari tangan Amber.
Aku menoleh kearah Suara itu dan
menemukan sosok lelaki yang kini menatapku dengan tatapan beremosi.
“Daniel..” gumam amber pelan sambil
menatap laki-laki itu.
“Amber kau tidak apa-apa?” laki-laki
itu menghampiri Amber.
Amber menggelengkan kepalanya.
Siapa Laki-laki itu? Mengapa ..
mengapa dia sangat dekat dengan Amber? Apa dia? Ya tuhan.. Apa kini Amber sudah
menemukan penggantiku?
Aku masih tidak bergerak dengan
posisiku, menatap Amber dan laki-laki itu yang kini sudah berjalan berdua
meninggalkan rumah. Mereka bergitu akrab. Dan sangat akrab.
**
Apa Hubungan mereka? Apa mereka
benar-benar sudah berpacaran.. Mereka begitu dekat. Apa Amber benar-benar sudah
melupakanku. Dia sudah menganggap hubungannya denganku tidak ada lagi. Apa dia
sudah melupakannya.
Jujur ini membuat hatiku bertambah
sakit. Perih.
Aku tetap saja tidak bisa
melupakannya. Aku tidak bisa melupakan Amber begitu saja.
“Key, Ada apa dengan mu?” suara
Jonghyun terdengar di sebelahku. Aku menoleh kearahnya. Dia manghampiriku yang
sedang duduk di sofa kamarnya.
“Amber.. “
“Ada apa dengan wanita enah itu?”
“dia menganggap hubunganku dengannya
sudah berakhir.. padahal aku masih tetap mencintainya… “ Aku menundukan
kepalaku mencoba menenangkan diri.
“Aissh.. sudahlah.. lupakan saja
wanita itu.. bukankah eomma-mu sudah mengenalkan wanita baru untukmu..”
”JONG! Hentikan! Aku tidak suka dengan wanita itu..” Aku mengancam jonghyun untuk diam. Ah, aku muak dengan semua yang orang-orang bicarakan tantang Nicole itu.
”JONG! Hentikan! Aku tidak suka dengan wanita itu..” Aku mengancam jonghyun untuk diam. Ah, aku muak dengan semua yang orang-orang bicarakan tantang Nicole itu.
“Tapi sayangnya Wanita itu sudah ada
di depan. Dia menjemputmu pulang”
Aku langsung menatap Jonghyun dengan
mata terbelalak. Yang benar saja Nicole datang kesini? Untuk menjemputku?
“Ya! Jjong! Jangan Bercanda!!”
“Aku tidak bercanda Key.. lihat saja
di depan.”
“Aku tidak ingin menemuinya.. bilang
saja kalau aku tidak mau pulang…” Aku mengacuhkan Jonghyun yang masih
menungguku untuk keluar menemui nicole.
“oke..”
Jonghyun kemudian keluar dari
kamarnya.. hmm.. Aku harap wanita itu mau pergi.
‘Brak’
Suara pintu kamar Jonghyun terbuka
sangat kencangnya sampai membuatku sedikit tersentak.
“Ya! Jjong! Bisakah tidak membuatku
kaget..” Kataku tanpa menoleh kearah pintu.
“Key…”
Suara wanita? Suara wanita datang
dari pintu dan kemudian terdngar suara langkah high heels yang mendekat
kearahku.
“Key.. Eomma-mu sudah menunggumu di
rumah.. dan dia menyuruhku untuk menjemputmu. Jadi pulanglah..”
Aku merdecak pelan sambil menatap
wanita yang kini berada di depanku. Dia nicole.. wanita yang di jodohkan
denganku.
“Kau saja yang pulang.. dan bilang
pada Eomma bahwa aku tidak mau di jodohkan denganmu..”
“Ya! Key! Memang apa yang kurang
dariku sehingga kau tidak mau menikah denganku?” ucap Nicole sambil menangis.
Sayangnya aku tidak terpengaruh dengan tangisannya.
“Kau dengar Nicole. Kau cantik, kau
baik dan mungkin Eomma sangat menyukainya. Tapi aku tidak menyukaimu
sedikitpun. Aku sudah punya wanita yang paling aku sayangi yang paling pantas
untuk menjadi istriku.. bukan kau..” Aku berusaha berbicara tanpa emosi. Jujur
aku tak suka melihat wanita menangis. Aku tidak mau membuat nicole malah
menangis tersedu-sedu karenaku.
“Amber?! Benarkah?! Wanita
jadi-jadian itu?! “ Bentak nicole kepadaku.
Aish.. wanita ini! Serasa aku ingin
menamparnya karena kata-katanya itu, tapi ku tahan. Aku berusaha menahan
emosiku.
“Sudah! Lebih baik kau pulang! Dan
tolong, jangan berharap padaku lagi. Sampai kapanpun aku tidak akan memilihmu.”
“Kau jahat Key!!”
Nicole membalikan badannya dan
meninggalkanku sambil menangis. aku tidak perduli dengan dia.
**
[Normal P.o.v]
“Amber.. apa dia laki-laki yang
menyakitimu?” sahut daniel di sebelah Amber sambil menatapnya. Amber hanya
terdiam menatap sahabatnya itu.
“Ya!! Jawab! kalau memang dia, Biar
aku hajar habis-habisan.”
“Cukup!! Dia tidak salah apa-apa
Daniel!” Kata Amber dengan nada ketus. Daniel menatap amber dengan wajah Heran.
“Tapi dia kekasihmu itu kan? kalau
memang tidak ada apa-apa antara kau dan dia.. kau tidak akan menjadi seperti
ini… dia pasti menyakitimu kan.. biar saja akan ku balas diaaa!” kata daniel
dengan emosi.
‘BRAK’
Tiba-tiba saja amber memukul meja
cafe dengan keras dan menatap daniel lurus.
“Jangan pernah kau menyakiti Key!
Kau tidak perlu membalas apapun pada Key” Bantak Amber pada Daniel dan itu
sukses membuat daniel kesal.
“Ya! Amber!! Mengapa kau masih mau
membela laki-laki itu?! Lupakan saja dia!”
“Aku tidak bisa melupakannya.. “
Amber menitihkan airmata dengan suara yang terdengar sangat frustasi. Ia merasa
bahwa ia tak sanggup melupakan key yang sangat dia cintai.. walau daniel,
sahabatnya sendiri yang menyuruhnya.
Daniel berdeham pelan tiba-tiba
tangannya meraih Amber dan memeluknya. Amber sedikit tersentak dengan perlakuan
sahabatnya itu. Amber berusaha berontak tapi di tahan oleh Daniel.
“Kau harus melupakannya! Ada aku
disini Amber.. apa kau tidak tahu seberapa cintaku padamu? Aku menyukaimu sejak
kita bersahabat. Tapi kau tidak pernah tahu itu. “
Amber hanya terdiam. Dia tidak
menyangka apa yang terjadi sekarang. Sahabatnya sendiri menyukainya. Tapi amber
tidak bisa begitu saja menerima cinta daniel karena hatinya telah sepenuhnya
untuk Key.
Amber melepaskan pelukan daniel
dengan segera dan beranjak dari hadapan daniel dengan tatapan angkuh.
“Aku tidak bisa menerimamu.. kau
sudah tahu sendiri bahwa aku sudah sangat mencintai Key, walau key yang membuat
hatiku sakit. “
Amber maninggalkan Daniel begitu
saja.
**
[Key P.o.v]
“Key.. Apa kau meu menemaniku ke
toko buku?” sahut luna sambil menghampiriku.
“Toko buku?”
“Iya.. kau mau kan? ” tanya luna
lagi padaku.
“Baiklah..” kataku dengan tersenyum.
walau sedikit malas. aku berusaha
memenuhi keinginan Luna, kasihan sepupuku ini.. dia tidak mendapatkan kekasih
pengganti Jonghyun, hh.. itu di karenakan dia masih mencintai Jonghyun. sampai
seperti itu kah cinta luna untuk Jonghyun? kalau begitu Jonghyun sangat Bodoh
telah meninggalkan Luna. gadis yang sangat mencintainya.
**
“Key.. Aku mau mencari buku di
bagian sana.. aku pergi kesana dulu yah..”
Aku mengangguk pelan pada Luna dan
membiarkan Luna berjalan meninggalaknku.
Toko buku ini…
Tempat yang terakhir kali aku
kunjungi bersama Amber.. berdua dengan Amber. Aku rindu dengannya. Aku ingin
dia kembali bersamaku. Walau semua orang tidak setuju dengan hubungan kami,
tapi Aku ingin tetap ingin bersamanya. Tidak perduli apa kata orang-orang.
Aku melangkah sedikit kearah bagian
tengah Toko buku. Mencari tempat duduk sambil menunggu Luna mencari buku yang
dia cari.
‘Deg’
Pandanganku sepenuhnya tertuju pada
seorang wanita tang sangat aku kenal. Dengan gaya yang berbeda dari wanita
lain. Tidak salah lagi itu Amber. Wanita yang sangat aku Rindu.
Jantungku berdegup kencang melihat
sosoknya disini. Tidak ada pikiran lain selain ingin memeluknya. Aku segera
menghampiri Amber dan langsung saja memeluknya.
“Amber.. “
Amber terlihat kaget dengan
kedatanganku ini. Aku sangat senang bertemu dengannya. Dan untuk sekian kali
aku ingin meminta maaf padanya. Aku tahu aku telah melukai perasaannya.
“Key..”
Aku mendengar suara Amber memanggil
namaku. Suara yang sudah beberapa lama ini tidak aku dengar.
Dengan tiba-tiba Amber mendorong
tubuhku untuk menjauh darinya. Amber menatapku dengan tatapan ketus.
“Pergi dariku , Key!”
Amber berdiri dari duduknya dan
hendak meninggalkanku. Aku menarik tangannya dan mengganggamnya kuat.
“Mengapa kau seperti ini Amber! Aku
mohon! Kau harus mendengarkan aku dulu..”
Amber masih tidak mau menatap
wajahku. Amber masih tidak mau menatap mataku. Dia selalu mengalihkan
pandangannya dariku.
“Key.. hubungan Kita sudah
berakhir.. Lupakan aku..Aku tidak mencintaimu lagi Key. Aku mohon lupakan
aku..” Suara Amber terdengar samar-samar. Aku tidak bisa menerima apa
yang di katakannya.. sampai kapanpun aku tidak akan bisa melupakan semua yang
terjadi antara aku dan dia.
Aku menarik tubuhnya dan langsung ku
peluk dan tidak akan ku biarkan dia melepasnya lagi.
“Aku tidak akan bisa melupakanmu
Amber.. Tidak akan pernah. sampai aku mati…”
“tapi aku tidak mencintaimu lagi.. “
suara Amber semakin menipis. Aku tahu dia menangis. Dia berbohong pada dirinya
sendiri.
Aku melepaskan pelukanku dan menatap
Amber lurus, menggapai wajahnya agar dia menatapku, menatap mataku.
**
[Normal P.o.v]
“Katakan bahwa kau tidak mencintaiku
lagi, Amber. Kau pasti berbohong!”
Key terus saja menatap Amber dengan
serius. Berharap bahwa wanita yang dia cintai itu tidak mengatakan hal yang
tidak ingin dia dengar lagi.
Airmata Amber menetes di jari Key.
Ya, Amber menangis. Dia tidak kuat berhohong pada dirinya sendiri. Dia masih
sangat mencintai Key. tapi dia takut pada orang-orang yang tidak bisa menerima
hubungannya dengan Key.
Key mengusap airmata yang terlinang
begitu saja dari mata Amber. Tiba-tiba Amber memeluk Key dengan erat dan suara
tangisan terdengar dari bibir Amber.
“Aku mancintaimu Key…tapi aku
takut.. “
“Apa yang kau takutkan ?” Key mengusap
rambut Amber pelan.
“Semua orang tidak menerimaku.. aku
memang tidak pantas untukmu Key.. aku bukan wanita yang sempurna..” isak tangis
Amber semakin terdengar.
Key menatap Amber dengan kedua
matanya yang tajam. Ia ingin meyakinkan amber bahwa yang di katakan Amber itu
salah.
“dengarkan aku.. Semua wanita memang
tidak sempurna.. tapi menurutku.. kau adalah wanita yang paling sempurna. Tidak
yang lain.”
Amber hanya terdiam mendengarkan
perkataan Key.
“Aku tidak perduli apa kata Eomma..
apa kata teman-temanku. Aku hanya perduli pada mu.. aku hanya perduli dengan
hubungan Kita yang tidak boleh berakhir.”
Amber tersenyum mendengar semua
pernyataan dari key sesungguhnya membuat dia bahagia. Membuat hatinya tenang.
Key merogoh saku celananya dan
mengeluarkan sebuah kotak kecil yang di dalamnya terdapat sebuah cincin indah.
“Would you marry me?” Key membuka
tutup kotak itu dan memperlihatkannya pada Amber.
“I do..”
Key segera memasangkan sebuah cicin
yang berlambangkan ‘K&A’ di jari manis Amber.
“I Love you Amber.. so Much..” Key
memeluk Amber dan segera mencium bibir Amber dengan lembut.
**
“Eomma… Aku hanya mau Amber yang
menjadi istriku.. bukan siapapun..”
Key berlutut di hadapan ibu nya yang
selama ini menentangnya untuk menikah dengan Amber.
“Aku yakin Amber yang terbaik
untukku.. “
Ibu key masih saja memandangi Amber
yang kini ikut berlutut di samping Key. ia sadar bahwa anaknya memang sangat
mencintai wanita bergaya laki-laki ini.
ibu key menghampiri Amber yang terus
menunduk dan memeluk wanita itu. “Kalau memang Key sangat mencintaimu.. Eomma
juga akan mencoba menerimamu apa adanya.”
Amber tidak menyangka apa yang
terjadi padanya. ia tidak menyangka bahwa ibu Key akan menerimanya. Key
tersenyum melihat ibu dan wanita yang dia sayangi bersama seperti itu.
**
[Key P.O.V]
Aku menatap amber dari atas
hingga bawah. dia sangat cantik. walau orang – orang menganggapnya aneh, dengan
gaun putih yang di pakainya, tapi menurutku dia sangat cantik dan sempurna.
Aku memasangkan cincin di jari
manisnya dan dia tersenyum sangat manis.
“I Love you Amber.. “ bisik-ku di
telinganya. Dan aku mulai menciumnya dan suara tepukan tangan terdengar begitu
meriah.
**
jangan pernah kau meninggalkanku..
karena sesungguhnya aku tidak bisa
hidup tanpamu…
**
“key.. Selamat yah.. Aku tidak
menyangka bahwa kau benar-benar jadi menikah dengan Amber..” Sahut jonghyun
sambil mengucapkan selamat padaku dan amber atas pernikahan kami.
“Thanks.. jjong.. lalu bagaimana
denganmu? apa kau akan menyusulku untuk menikah”
“ya.. Aku rasa.. Aku akan melanjutkan
hubunganku yang sempat tertunda.”
“eh? maksudmu?”
Jonghyun menoleh kearah belakangnya
dan kemudian Luna muncul dari baik Jonghyun sambil tersenyum
“Aku akan melanjutkan hubunganku
dengan Luna.. dan kami akan segera menikah..”
Aku sangat senang mendengar kabar
ini. Aku fikir Luna tidak akan murung lagi seperti kemarin. karena cintanya dan
Jonghyun bersatu kemabali
FIN
Title : The bad Anniversary
Main cast :
- Krystal Jung SooJung
- Choi Minho
Length : Drabble
Genre : Romantic
Rating : PG-12
Language : Indonesia
NOT FOR SILENT READER!
**
“Krystal… kau sudah sadar?”
“Syukurlah.. kau sudah sadarkan
diri….”
terdengar beberapa suara yang
sepertinya berada di sekitarku. Aku mencoba membuka mataku walau semua
pandangan masih sangat buram. dan.. uhm.. kepalaku.. sakit sekali.. seperti
habis di tertimpa benda berat. Aku mencoba bangkit tapi rasanya badan ini
berat. oh tuhan. apa yang terjadi..?
“kau jangan banyak bergerak..” sahut
sebuah suara lagi dan kini ada sebuah tangan yang menahanku agar tidak bangkit
dari tidur.
“Dimana aku?” tanyaku sambil
berusaha lebih membuat diriku sadar seutuhnya.
“kau ada di rumah sakit..”
aku mengenali suara itu, itu pasti
Sulli. sahabatku. Sulli menggenggam tanganku dan suaranya tadi terdengar
sangat khawatir.
Kini pandanganganku mulai jelas. aku
melihat Luna Eonni, Amber Eonni , Victoria Eonni yang juga berada di
sekelilingku. mereka sahabat satu dorm-ku.
“Apa yang terjadi dengan… Ahw,..
kepalaku” rintihku karena rasa sakit yang sangat menusuk di kepalaku. dan baru
aku sadari kini kepalaku sudah berbalut perban.
“kau tidak boleh banyak bergerak..
lukamu belum kering” kata Victoria Eonni dengan panik.
“Kau kecelakaan, Krystal.. dan
lukamu cukup parah.” kini suara amber yang terdengar khawatir menatapku.
‘deg’
“kecelakaan? … Minho Oppa“
Kini yang terlintas di kepalaku
adalah Minho Oppa. Aku ingat aku bersamanya tadi. makan siang bersama,
jalan-jalan untuk merayakan anniversary kedua kami. kemuadian kami tertawa
bersama di mobil dan Aku ingat… sebuah bisa menabrak mobil kami dan.. semua
gelap.
Aku segera bangkit dari tidurku mencoba
mengangkat tubuhku walau ini rasanya berat, sakit, pusing.. tapi aku tidak
perduli..
“AKKHHH…” aku mencabut infus yang
menempel pada nadi-ku. Aku tidak perduli keadaanku sekarang. yang terlintas
hanyalah bayangan seorang Minho Oppa.
“Krys.. Krystaalll!!.. kau mau
kemana” teriak Luna dan Sulli kepadaku. Aku tidak perduli semua teriakan
mereka. Sulli menggenggam tanganku mencegahku untuk meninggalkan Ruangan.
“Kau mau kemana Krystal?”
“minho Oppa… Dimana dia? bagaimana
keadaannya?” Aku berteriak pada Sulli.
Sulli hanya diam dan menangis. aku
rasa memang ada yang tiak beres dan forasatku mengatakan bahwa ada sesuatu yang
buruk menimpa Minho Oppa.
Aku tak perduli yang lain lagi. aku
terus berlari keluar kamar menyusuri lorong rumah sakit yang sempit. air mata
ini selalu keluar dari sudut mataku.
‘brukk’
Tubuhku terpental kebelakang karena
sepertinya aku menabrak seseorang dengan keras.
“Krystal?…”
Aku mendongakkan kepalaku, terlihat
Key Oppa yang sepertinya kaget melihat wujudku. Key Oppa membantuku berdiri.
“mengapa kau disini? kau belum
sembuh Krystal!” sahut Key Oppa hendak menarikku menuju kamar rawatku lagi.
Segera ku tepis tangannya kasar.
“Dimana Minho Oppa??! Dia baik-baik
saja kan?!!” Air mata kini tetap membanjiri wajahku. Key Oppa hanya terdiam tidak
berkata apa-apa. mengapa semua orang diam ketika aku bertanya tentang minho
Oppa? Apa semua bisu?!
“Jawab Oppa!!” bentakku lagi.
Key Oppa menghela nafas pelan dan
menundukan kepala. Perasaanku semakin tidak karuan. apa yang sebenarnya
terjadi?!
“Kau harus menguatkan dirimu…” kata
key Oppa pelan. aku tidak tahu apa maksudnya. wajahnya kini terlihat muram. ya
tuhan.. ada apa dengan Minho Oppa?
“katakan Oppa!!”
Key Oppa menggandeng tanganku menuju
suatu ruangan yang terletak memang tidak jauh dari ruangan dimana aku terbangun
tadi.
Suara isak tangis. Ya, itu
yang bisa aku dengar dari luar Ruangan. Perlahan-ku buka pintu itu pelan. Suara
isak tanginpun lebih terdengar.
__
Author P.o.v
“Ajumma” gumam Krystal ketika ia
menatap ibu dari kekasinya itu. ibu dari Minho yang menangis tersedu-sedu
sambil berteriak menyebut nama anak bungsunya tersebut. krystal belum bisa
mencerna apa yang da lihat sekarang. mengapa semua menangis? mengapa semua
memanggil nama Minho?
krystal melangkah pelan. airmata
kini sudah mulai berjatuhan membasahi pipinya. ia yakin bahwa asa sesuatu yang
pasti tidak beres.. ia yakin itu.
“minho Oppa…” rintihnya sambil terus
berjalan lurus.
perlahan mulai terlihat seseorang
yang berbaring, terbujur kaku dengan selimut yang manutupinya. kini Krystal
sudah bisa berfikir. dan ia tahu apa maksud dari perkataan Key dan apa maksdu
dari semua orang menangis.
“Minho Oppa…” di panggilnya nama itu
sekali lagi sambil berjalanmendekat kearah tubuh yang kini hanya terdiam di
tempatnya. Krystal masih terus berharap dalam hatinya bahwa tubuh yang
terbaring itu bukanlah kekasihnya.. bukanlah seseorang yang selama ini
memaninya, menyayanginya.. bukanlah seseorang yang dia cintai.. bukan Minho.
“katakan kalau itu bukan Minho
Oppa?!” teriak Krystal kepada semua yang ada dalam ruangan itu. Ibunda Minho
segera menghampiri krystal dan memeluk gadis yang masih belia itu walau
tangisan masih membanjiri wajahnya.
“Krystal.. “ di belainya rambut
Krystal lembut oleh orang yang sudah Krystal anggap sebagai ibunya sendiri.
“kau harus kuat.. kau harus merelakannya..” lanjutnya.
Krystal menggelengkan kepalanya, dia
memang belum bisa menerima apa yang terjadi. Dibukanya perlahan selimut putih
itu. dan kini ia dapat melihat sosok Minho yang sudah terpejam dengan, memucat
dan berbagai luka yang menghiasi wajahnya.
Krystal tidak bisa menahan tangisnya
lagi. dadanya kini serasa di tekan, dia tak bisa bernafas lagi. “kau tidak
mungkin meninggalkan aku, Oppa?!! kau tidak boleh meninggalkanku! kau sudah
janji padaku!! Oppa….” tangisannya kini semakin menjadi-jadi. Krysla mencoba
membangunkan Minho, tapi percuma.. itu hanya sebuah tubuh tanpa nyawa. hanya
bisa terdiam dan tidak memperdulikan tangisan Krystal yang menjadi-jadi.
“Minho memelukmu saat kau dan minho
di temukan tadi. ia memelukmu saat kecelakaan berlangsung.. dia terus memelukmu
agar kau tidak kenapa-kenapa dan dia mengorbankan nyawanya untukmu krystal…”
suara key kini terdengar.
Tangisan Krystal kini yang memenuhi
ruangan itu. ia lelah menangis, kepalanya sakit, tubuhnya sakit.. tapi menerima
kepergian minho itu jauh lebih sakit dari yang dia alami.
**
Krystal p.o.v
Airmata ini terus saja keluar,
keluar tanpa lelah. Apa yang aku takutkan benar-benar terjadi. Minho Oppa
pergi, benar benar pergi.. aku tidak kuat menerima ini semua.
hari ini.. harusnya aku bahagia
berdua dengan Minho Oppa.. hari ini anniversary kami. hari dimana
memperingati buhungan kami yang sudah berjalan dua tahun. Tapi hari ini malah
di penuhi oleh tangisan.
Hampa.. itu yang aku rasakan.. Hampa
tanpa Minho Oppa yang biasnaya selalu menemaniku.
“Krystal.. “ panggil semuah suara
kearahku. aku tahu, itu pasti Ajumma.
“ya, ajumma..” aku mencoba menghapus
airmataku walau percuma.
“Ajumma menemukan ini di mobil
Minho.. “ kata ajumma sambil menyerahkan sebuah bungkusan berwarna pink yang
sedikit ternodai oleh merah darah.
“Ajumma yakin ini milik kau dan
Minho.. “
Aku segera meraih bungkusan itu. ku
buka isinya dan aku menemukan kotak yang terhias begitu cantik dengan pita ungu
yang menghiasi kotak itu. Aku buka perlahan.
sepasang cincin terletak di
tengah-tengah kotak. cincin yang sangat cantik. sepucuk surat terselip di dalam
kotak itu. aku membukanya dan membaca setiap kalimat yang tertulis disana.
Happy 2nd Anniversary!
Krystal.. cincin ini adalah pengikat
cinta kita. anggap saja cincin ini sebagai cincin pernikahan sungguhan karena
cincin ini khusus ku beli untuk wanita yang paling aku cintai. cincin ini untuk
mengikat kita berdua. agar kita tidka akan terpisah.
Aku sangat mencintaimu Krystal..
melebihi hidupmu. aku lebih baik mati daripada kau menderita. Ah aku memang
tidak bisa meaangkai kata-kata cinta jadi maaf bila suratku ini tidak berguna
tapi yang jelas aku sangat mencintaimu.
ALWAYS LOVE YOU. MINHO
Aku mulai mengeluarkan airmataku
yang kini malah semakin deras terjun ke pipiku. hatiku serasa semakin sakit.
Aku tidak tahu apa yang harus aku perbuat lagi. Aku butuh Minho Oppa..
~~
Apapun yang terjadi.. ada atau tidak
ada nya dirimu di sini.. aku akan tetap mencintaimu Minho Oppa… Kau akan tetap
di hatiku walaupun kau sudah pergi ke surga…
Aku juga akan selalu mencintaimu..
dan akan tetap mencintaimu.. seumur hidupku.. aku janji itu…
Minho Oppa… saranghae…..
**
Title : Sunset
Author : Shinstarkey (@_951129)
Main cast :
- Onew (Lee Jinki)
- Victoria (Song Qian)
Length : Drabble
Rating : PG-15
Genre : Romantic
Language : Indonesia
**
Angin bertiup kencang.
Menghembus setiap helaian rambut dari seorang laki-laki yang sedang duduk
termenung menatap indahnya sunset di tepi pantai. Tatapannya kosong dan
hanya memandang lurus kearah sinar matahari yang mulai meredup. Dia menghela
nafas sekali dan dan menundukan kepala.
Selalu saja terlintas bayangan
wanita yang sudah memenuhi hatinya hingga kini.. Wanita yang sanggup meluluhkan
hatinya. Wanita yang mempu merubah hidupnya, menumbuhkan kedamaian dalam
hidupnya.
‘tes’
satu tetesan airmata jatuh
kehamparan pasir yang bertaburan. Nafasnya kini tersenggal-senggal. tangis nya
pecah bersama desiran ombak yang mendominasi suasana . Hatinya sakit.. hatinya
rapuh mengingat kejadian yang belum lama ini menimpa hidupnya. Kejadian yang
bisa di bilang membuat hidupnya kini hancur. Kejadian yang membuat wanita yang
dia sayangi, yaitu istrinya kini telah pergi.. pergi ke surga… pergi
meninggalkannya.. tanpa sepatah katapun yang terucap dari istrinya sebelum ia
tinggalkan suaminya itu. Rasa sakit itu masih terus merajalela di tubuhnya.
Laki-laki selalu saja menyalahkan dirinya sendiri atas kepergian istrinya itu
“Song Qian” gumam laki-laki itu.
Suara tangisan kini makin menjadi jadi. Terlintas semua dalam pikirannya seolah
kejadian maut itu terulang lagi di otaknya.
**Flashback**
“yeobo.. kau senang dengan laut,
bukan?” Jinki menggenggam tangan song qian, Istri yang sangat dia cintai.
Sekarang mereka berada di sebuah pantai untuk berbulan madu, baru dua hari yang
lalu mereka menikah.
Song qian mengangguk senang dan
memeluk Suaminya itu. Jinki menaggapi pelukan istrinya dan memeluknya erat.
“baiklah.. aku akan memberi kejutan untukmu” kata jinki lagi dan kini menarik
tangan istrinya menyusuri hamparan pasir yang membentang.
Jinki memang sangat mencintai song
qian, dia akan melakukan apapun demi song qian untuk membahagiakan istrinya
itu.
“Tadaaa….” Jinki mempersembahkan
sebuah kapal Mini kepada song qian. Song qian terkejut dengan pemberian
suaminya itu.
“huah.. Jinki.. “ Song qian tidak
bisa berkata apa-apa menatap hadiah pemberian Jinki yang membuatnya sangat
takjub.
Song qian segera memeluk Jinki erat
“Gomawo.. yeobo.. saranghae…”
“nado.. saranghae…” jinki mengecup
bibir song qian singkat dan tersenyum sampai matanya hanya terlihat sebagai dua
buah garis lurus.
“Khajja.. Aku akan membawamu ke
tengah laut menggunakan kapal ini..” Ajak jinki menarik tangan istrinya agar
memasuki kapal.
__
Song qian sangat menikmati
pemandangan hamparan laut yang biru di sekitar mereka. Sambil melihat
kearah sunset yang terihat jelas dari kapal Mini itu. Inilah yang di
tunggu-tunggu Jinki dan song qian.. berdua menikmati indahnay sunset di tengah
hamparan laut. Membuat keduanya terbuai dalam suasana yang indah ini.
Jinki meraih tangan istrinya dan
menaruhnya di dada.. “aku akan melakukan apa-pun untukmu.. walau nyawa adalah
taruhannya..” kata Jinki dan kini mengecup Punggu tangan song qian.
Song qian tersenyum malu, wajahnya
memerah menatap Jinki. “Aku juga akan melakukan itu untukmu, Jinki.. “
Jinki meraih song qian agar jarak
mereka semakin dekat. Jinki mencium bibir Song qian dengan penuh perasaan dan kedamaian
di tengah-tengah sunset yang melukiskan keindahan dengan nuansa orange.
__
Langit sudah semakin gelap.
Mataharipun sudah tak menunjukan keberadaannya lagi.
Song qian melihat jinki yang sibuk
dengan mesin kapalnya. “Ada apa?” song qian menghampiri suaminya itu.
“Aneh.. mesin ini mati…” kata jinki
masih saja terus sibuk dengan mesin kapal. Wajah cemas terpancar dari wajah
song qian. Dia memandang suaminya dengan penuh kecemasan. Dia khawatir bagimana
kalau dia dan suaminya itu tidak bisa menepi.
“Jinki.. “ Nafas song qian kini
tidak beraturan akibat arsa takut yang menerpanya. Jinki menoleh kearah
istrinya itu dan meragkul istrinya.
“Kau takut? “
Song qian mengangguk pelan dan
bersandar di bahu Jinki. Jinki membelai rambut song qian agar menenagkan istrinya
itu. “Sudah kau tidak perlu taku.. aku akan terus menjagamu.. tenanglah..”
Song qian hanya memeluk Jinki dan
mempererat pelukannya. Wajahnya sudah terlihat lebih tenang.
Jinki sudah kehabisan akal untuk
menyalakan mesin kapalnya itu. dia menoleh kerarah song qian yang sudah
tertidur di bahunya kini. Masih ekspresi cemas dari wajah song qian.
“sepertinya tidak apa-apa bila aku
dan song qian disini sampai besok semoga saja ada yang bisa membantu besok..”
fikir Jinki dan kini mengenakan jaket di tubuh istrinya agar istrinya itu tidak
kedinginan.
Baru saja Jinki menutup matanya..
suara gemuruh air terdengar kencang dan
‘byuurrr’
Sebuah gelombang air yang bersar
menghantam kapal mini itu Hingga terpental dan tidak tahu apa yang terjadi
dengan dua orang di dalamnya yang sedang tertidur . Kapal itu habis di makan
oleh gelombang besar.
__
“kami masih belum bisa
menemukannya…” sahut seorang dari tim penyelamat kepada laki-laki yang terduduk
dengan keadaan masih shock. Dia Jinki.. beruntung jinki masih bisa di
selamatkan ke-esokan harinya. Ada nelayan yang menemukannya di tengah laut.
Tapi sayangnya tidak bersama istrinya.. song qian menghilang dan belum di
temukan sampai saat ini. Tidak ada tanda-tanda orang atau yang lebih parahnya
lagi jasad yang mengambang di tengah laut itu.
Jinki menundukan kepalanya. Airmata
terus mengalir di pipinya. Rasanya sesak sekali menerima semua keadaan yang
terjadi sekarang. Dia tak bisa berfikir apa-apa lagi selain keselamatan
istrinya itu.
“Bila dalam seminggu ini istri anda
belum di temukan.. maka, kami menyatakan bahwa istri anda telah meninggal.”
Kata tim penyelamat itu dan kemuan pergi.
Kata-kata itu makin membuat hati
jinki tidak karuan. Membuat hatinya semakin kacau.
Dan pada akhirnya.. setelah seminggu
sudah pencarian di lakukan, song qian tidak kunjun di temuakan. Dan akhirnya di
nyatakan meninggal.
**flashback end**
***
2 tahun kemudian
[Jinki P.O.V]
Sudah dua tahun itu berlalu, dan
sudah dua tahun pula aku kehilangannya, kehilangan song qian. Rasanya sangat
berat Hidup tanpa dia. Rasanya sangat hampa.
Sering aku menangis sendirian ketika
mengingatnya. Sosoknya tidak pernah hilang dari pikiranku, walau aku berusaha
melupakannya tapi itu malah membuatku semakin sakit.
Aku menyerah untuk melupakannya..
Aroma pantai tercium di hidungku.
Ya, kini aku berada di pantai, pantai yang sama ketika aku berbulan madu
bersama song qian, pantai yang sama ketika kejadian maut itu. Oke, mungkin
orang akan menganggap aku akan phobia dengan pantai akibat kejadian itu. Tapi
ternyata tidak seperti itu. Aku tidak phobia dengan pantai atau laut, walaupun
itu membuatku rindu dengannya. Aku merasa setiap aku mengunjungi pantai ini,
song qian selalu ada di sebelahku.. menemaniku.. Dia selalu ada bersamaku,
terasa dekat denganku. Apa ini akibat karena kerinduanku padanya?
Aku menatap Jam tanganku. “Pukul
05.45 PM” gumamku, aku tahu apa yang harusnya aku lakukan kali ini. Sesuatu
yang aku dan song qian sukai, sunset.. Aku berlari keluar Hotel yang aku
tempati. Menyusuri pasir yang sebenarnya menghambatku untuk berlari. Akhirnya
aku sampai ditengah pantai tepat berhadapan dengan cahaya orange yang menurutku
memang sangat indah. Aku duduk di tengah pasir sendiri. Tersenyum menadang
sunset yang tepat di depan mataku dengan suara ombak yang menemaniku, dan angin
yang membelai rambutku. Aku memjamka mataku membayangkan Song qian kini tepat
di sebelahku, bersamaku menikmati ini semua.
“hey..”
Sahut sebuah suara yang tepat berada
di sebelahku. Aku sontak membuka mata. Ingin menatap siapa yang ada di sebelahku.
“Sssoong Qiaan? “ Kataku hampir
berteriak. Menatap wanita yang duduk di sebelahku, dengan rambut berwarna
coklat yang terurai bebebas dan senyum yang sangat khas. Aku masih belum
percaya dengan apa yang aku liat sekarang.
“Ini benar-benar kau?” Aku kembali
meyakinkan wanita yang di sebelahku itu, aku takut kalau ini hanya mimpi atau
bayanganku saja.
“Iya, ini aku..song qian..”
Aku masih belum bisa mencerna
keadaan ini di otakku, Aku masih tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Tapi
aku segera memeluk wanita itu dengan erat.
“bagaimana kau bisa- “ Aku tidak
bisa merangkai kata-kata lagi. Aku sangat merindukannya.
“Kau masih mengira aku sudah
meninggal?” kata song qian dan ia masih dalam pelukanku. Aku mengangguk pelan
dan memandangnya.
“Aku selamat.. sama sepertimu..
Walau tidak semulus kau yang besoknya langsung di temukan. Aku terdampar di
sebuah pulau.. pulau kecil yang berada di tengah laut… Aku di tolong oleh
seorang nenek-nenek tua. Dan ketika aku di bawa kesini lagi, ternyata kau sudah
tidak disini lagi.” Aku masih memandang song qian yang masih menjelaskan semua
kejadian itu kepadaku. Aku tidak dapat menahan airmataku lagi, Aku menangis,
aku rindu padanya. Segera ku dekap lagi tubuhnya dan mencium keningnya. “ Aku
rindu padamu.. Mohon jangan tinggalkan aku lagi. “
Song qian hanya membalasku dengan
sebuah pekukan yang erat. Aku menggapai wajahnya dan ku cium bibirnya .
__
Kebahagiaan dapatku rasakan lagi,
dan kini Hidupku tidak akan hampa lagi. Setelah dua tahun aku sendiri dan kini
aku menemukannya lagi.. istriku.. Song qian.
Dan sunset.. sepertinya sunset
adalah suatu kejadian yang melukiskan hidupku. Karena sunset pula yang
memisahkan aku dengan song qian, dan sunset pula yang menemukanku kembali
dengan song qian.
END
Hoollaaaaaa,,,readers yang baik,
cantik n ganteng(?)apadah .. kali ini, ku beritain.. udah mulai kepincut sama SMASH.
tapii,,, abaikan aje ye.. wkwkwk~
kali ini, akuu mau bawa FF DANGER .
Yea, FF ini special ku sembahkan untuk para Aff(x)tion . Special my thanks to ;
Nadya eon, makasih yg udah jadiin kuu author di FFA. Fara eon ,yang bersedia
FF-FF SuGen kerennya ku post
. All my facebook, twitter&bbm friends. Terutama
Nhizrina
oke, happy reading aje ya?? moga suka.. repost? izin ! klo
engga RCL , dosa aku situ tanggung. okeh? oya, yg d tag juga KUDU baca!! awas
tah kalo engga
:P #evilLaugh



Poster Goes To : Dyacyrusshawol ^^
Ahn Jun Kyong
HAPPY READING
and don’t
BASHING~~
Aku melangkah menuju kelas. Kulihat,
di kelas berpuluh-puluh orang menatap mataku. Ada apa ini sebenarnya? Apa
salahku?
“Sulli sini” panggil Krystal.
“Ada apa ini Kryst? Kenapa pada
ngeliatin aku? Iri ye ngeliat kecantikan aku? #pede”
“Ishhh, si giant baby ini . Tapi
jangan bilang siapa-siapa !” kata Krystal.
“Ne, emang adaa apa??!”
“You really want to hear the story?”
kata Krystal meyakinkan. “Mungkin kamu bakal sedih mendengarnya, tapi, ini
kenyataan”
“Memangnya apa sih?” heranku.
“Tapi jangan nangis ya, aku bakal
certain” Krystal agak ragu untuk menceritakannya kepada Sulli. “Sebenarnya..
namja yang kau cintai itu (Siwon), meninggal.. tadi.. malam”
“MWO??!!? Apakah itu benar??”
kagetku, aku menahan tangisku walaupun sebenarnya, hatiku sedih sekali.
“Ne, dan anak-anak kelas mengira kau
biang keladinya” kata Krystal.
“Siapa yang mengatakannya? Kenapa ia
pergi begitu cepat? Ia janji, hari ini ia akan memberi ku sebuah gaun putih
yang ada di toko depan sekolah ! tapi , semua terlambat, Krystal, terlambat!!
Aku harus bagaimana? “ panikku.
“Kamu tenang saja . Urusan kasihin
ke aku aja, okeh? Aku bakal bantu kamu”
“Serius?? Gomawo ye, tar kutraktir
bakso yg ada di kantin .” kataku.
“Sipp deh”
@Kantin
“Hello, pembunuh?! Kau pembunuh
Siwonkan?” kata Junsu.
“ANIO, AKU BUKAN
PEMBUNUH,ARASSEOOOOO!!!!!!” teriakku. Aku marah, karena aku dikatakan pembunuh.
Aku ini bukan pembunuh. Kenapa sih, semua menuduh aku?
“Sabar yah Sulli,” kata Krystal dan
Taemin.
“Tapi, semua orang sudah mengiraku
pembunuh . Krystal, gimana ini??!!!”
“Tenang Sulli , besok ku selesaikan
sematang mungkin bersama Jessica eon”
#Besoknya
“Sulli, jangan sedih yah,” hibur
Sooyoung.
“Unnie ! Tapi, aku tak tahan,
unnie,!!” tangisku mulai meledak.
“Sulli, sabar lah. Mungkin , Siwon
oppa sudah tenang di alam sana. Aku, sebagai adiknya, yah, merelakan saja.
Mungkin itu kehendak tuhan, Sulli. Percayalah,”
“Ne, se7 sama Sooyoung unnie
*apadah-___-*” kata Krystal.
“Hello?! Mata kalian ke manasih?
Kalian mau temenan sama yeoja najis kayak dia? Idih, kalau aku ya, amit-amit!!
Apa lagi suka!! Ish!!” kata Junsu judes.
“JUNSU HYUNG! DI SEKOLAH INI TIDAK
ADA YANG NAMANYA PILIH-PILIH TEMAN!! SEMUA DERAJAT SAMA! MISKIN ATAUPUN KAYA,
CANTIK ATAUPUN JELEK, ITU CIPTAAN TUHAN! KAU SAMA SAJA MENGEJEK TUHAN!!!!” kata
semua laki laki di kelas –kecuali Junsu-.
“Oke, oke guys. Kalian sudah tidak
percaya kepadaku lagi?! Aku adukan ke kepala sekolah!”
“Silakan saja adukan oppa, kepseknya
juga lagi keluar !” kata Tiffany dan Victoria. Mereka tertawa terbahak-bahak.
“akan ku adukan kepada wakil kepala
sekolah !” kata Junsu.
“wakil kepsek lagi ke Jepang” kata
Jaejoong.
“aku adukan ke pak Leeteuk !”
“Leeteuk songsaeng sedang rapat
bersama guru-guru lain” kata Yoona , Donghae, Jessica dan Krystal.
Junsupun kehilangan kata-kata.
“PUAS!!!!” kata anak-anak . ia
segera melangkah pergi.
#Istirahat
“Good job, guys!!” kata Key.
“Sulli, mau istirahat bareng?” ajak
Victoria.
“G..g..gimana yah? Boleh deh”
jawabku ragu.
@Kantin
“Victoria unnie mau pesan apa?”
tawar Tiffany.
“Spagetti 1, jus jeruk 1. Sulli
apa?”
“Samakan saja unnie”
“Sulli, kau sedih atas kepergian
Siwon oppa ya” kata Tiffany.
“N..n..e unnie” jawabku.
“Memangnya, Junsu oppa nuduh kamu
apa sih?” heran Victoria.
“Dia bilang.. aku ini pembunuh. Aku
tidak tau apa –apa tentang kecelakaan itu. Saat kecelakaan itu berlangsung ,
aku sedang di rumah Yuri unnie”
“Yang sabar ya,”
“Gomawo, unnie”
#pulangnya
“Sulli, saranghae” kata Taemin.
“T..t..a..e..m..i..n.. Mian ya, aku
belum bisa nerima kamu.. Ini, waktunya belum tepat,”
“Tapi.. Sulli!!!!!” kata Taemin
sambil mengejarku pergi. Kalau dipikir-pikir, kasihan juga ya Taemin. Tapi, apa
boleh buat. hari ini , aku sedang benci, benciii, sekali.
@Rumah
“Sulli ! Kau kemana saja?” kata
Taeyeon, kakakku.
“Anio” jawabku. Aku segera menaiki
tangga dan berlari ke kamarku. Aku segera berganti baju, mengerjakan PR, dan
tidur.
#Sorenya
Tingtong!! bel berbunyi. “Ya,masuk”
jawabku.
Ternyata, Taemin. Mau apa dia ke
sini? Huh? Mana ada Taeyeon unnie lagi. Wah, pasti ketahuan nih.
“Taemin? ngapain kamu kesini” kataku
judes.
“Ini. Aku menemukan surat ini , dari
Tiffany noona. Ia mendapatkan surat itu dari Sooyoung noona , adik Siwon hyung
“
“I..i..ni, dari Siwon??” tanyaku.
“Ne”
Perlahan , ku baca surat itu .
Suratnya berisi :
untuk : Sulli, teman-teman kelas,
Sooyoung, umma, appa, dan lain-lain
dari : your choi siwon
annyeong., maaf memberitahukan ini
mendadak . aku menulis ini saat di taxi . maaf, aku memendam ini terlalu lama.
aku.. punya penyakit yang susah di obati dan.. hidupku tidak akan lama. untuk
Sulli, jika tidak ada aku, anggap Taemin adalah aku. untuk Sooyoung, jaga umma
dan appa, ya! untuk Taemin, jaga Sulli baik-baik. mian mendadak
“T..t..taemin” Taemin memelukku. Tak
lama, Krystal dan Jessica unnie datang.
“Sulli!! Kau kenapa?” kaget Jessica
dan Krystal.
“Ini,” kataku sambil menyodorkan
surat yang tadi diberikan Taemin. “Bacalah , kryst”
“Siwon oppa memang sangat
mencintaimu,” kata Krystal.
“Dan ia juga menyayangimu,” timbal
Jessica. “Oh ya, Sulli, aku sudah selesaikan masalah Junsu bersama Krystal tadi
.”
“Gomawo unnie, gomawo Krystal” aku
mulai senang.
#Besoknya
“Hey,hey, tumben si pengganggu gak
masuk sekolah?” heran Key.
“Wah, bener juga Key ! Mau-mau aja
dia gangguin si Sulli. Iyakan?” timbal Donghae.
“Ne!! Wah, jangan-jangan dia udah
pindah dari sekolah ini karena malu.” Eunhyuk, Minho dan Donghae tertawa.
Suasana di kelas ramai..ramai sekali. Aku lega, tidak ada yang mengejekku lagi.
Gomawo chinguya:)
“HEY..HEY!! AKU DAPET BERITA
BAGUS!!” Jaejoong berteriak.
“Berita apa?” heran Yoona.
“Si Junsu udah keluar dari sekolah
ini . Alasannya, udah engga cocok ! Bagus lah ! Sulli, sekarang tidak akan ada
yg mengganggumu lagi !” Jaejoong senang.
“YESS!!!!!!!!!!” teriak semua murid.
Akupun senang.
“Sulli , saranghae” Taemin
mengucapkan yang ke.. *berapa ye? ngitung jari…* 2. Kali ini, ku menerima ia .
“Nado” .
Tittle:My Gangsta Boy [SongFic]
Author: Ahn Jun Kyong(Nadya Fauziah)
Poster FF goes to : cutepixie
@bananajuice03
Cast:
- Choi Jin Ri (Sulli) ,F(X)
- Lee Taemin , SHINee
- Choi Minho, SHINee
Other cast: Seluruh anggota
F(X),Onew SHINee,Key SHINee
Genre: romance
Length: Songfic
Rating : PG-13 maybe,,,
NB:Annyeong guys…..perkenalkan saya
Admin dan Author disini…..semoga kalian bisa menerima saya…ini adalah FF
pertama saya yang saya buat SongFic
jadi mohon setelah membaca FF saya yang masih amatir ini untuk berkomen dengan
iklas..XD
Chinggu Ini FF terakhir aku sebelum Hiatus…..Aku mau Hiatus
soalnya ada masalah yang bikin aku harus Hiatus…Tapi tenang aja ini cuman
sementara sampai Masalahnya kelar…..
Trus kalau udah selesai aku bakalan balik lagi kok….Yang pastinya dengan FF-FF yang Menggemparkan wkwkwk…..
Doain aja biar masalah aku cepepet selesai biar aku cepet balik yach….kekeke~
Trus kalau udah selesai aku bakalan balik lagi kok….Yang pastinya dengan FF-FF yang Menggemparkan wkwkwk…..
Doain aja biar masalah aku cepepet selesai biar aku cepet balik yach….kekeke~
Aku mau Special
Thank’z sama ICHA EONNIE Yang selama ini udah kasih masukan dan mau dengerin
Curhat-an ku…..Tanpa dia mungkin aku Nggak bakal jadi seperti sekarang
ini…..Aku juga mau Thank’z Sama Rara eonnie udah mau Editin Poster FF Terakhir
aku sebelum Hiatus Ini…..
Dan Juga tak lupa Buat semua Author Di FFA (FF Amatir) Yang udah aku anggep kayak keluarga kedua bagi aku…..Dan Tak Luput pula buat Reader tercinta…..Yang udah ngerelain waktunya buat baca FF amatir kayak aku baik SIDER and Good Reader….Cheongmal Gomapta…..
Dan Juga tak lupa Buat semua Author Di FFA (FF Amatir) Yang udah aku anggep kayak keluarga kedua bagi aku…..Dan Tak Luput pula buat Reader tercinta…..Yang udah ngerelain waktunya buat baca FF amatir kayak aku baik SIDER and Good Reader….Cheongmal Gomapta…..
Owh iya Aku bikin FF ini Special
buat Para Aff(x)tion …. SO BAGI KALIAN YANG MERASA
FANS F(X) WAJIB KUDU BACA NI FF….DAN BAGI ANTI’s HARAP MENJAUH…..
Yaksok punk bahnjak
jamsoo,
(Janji, Orang
tak berarti, Menyelam berkilauan)
Nuhneun geuh
terrorjeetee moonjehguhdeun,
(Masalahmu
berasal dari tindakan Terorismu)
Hahjeemahn
pyungbuppeun No, Hamggehrahmyun OK,
(Namun,
normalnya adalah Tidak, tetapi bersama-sama tidak apa-apa,)
Wild Thing, Nahmaheh
Gangsta,
(Hal Liar, My
Gangsta,)
Sulli POV :
Semua Janji yang tak berarti darinya
menyelam berkilauan di Hatiku. Entah kenapa aku tidak bisa menolaknya, Aku
tidak bisa menolak Tindakan terorisnya, Tindakan Teroris yang telah mencuri
Hatiku Diam-diam.
Mungkin Aku sudah Gila karna
Menerimanya, Menerima Namja Liar sepertinya, Meski ku tahu perbuatannya bukan
perbuatan baik, Tapi menurutku tidak apa-apa selama Aku dan Dia bersama. Dia
memang Liar, tapi karna tingkahnya itulah yang membuatnya Menjadi Teroris
Hatiku, My Gangsta, ya itulah sebutanku untuknya.Mungkin menurut kalian itu nama
yang aneh, Tapi menurutku nama itu adalah nama Manis dariku untuknya.Dan kau
Tahu….Ia malah menyukai nama Itu!.
Sungyukpyoreul
pyuhljjuhbohnee nahtddeuhguhwuh,
(Saat Aku
membuka kartu Raportku, Aku merasa panas,)
Appa nooneul heelggeut
bohnee duh moosuhwuh,
(Ketika aku melihat
mata ayahku, sangat menakutkan,)
Gahseum chullung umma
sohrhee guhpnahjeemahn,
(Teriakan kekecewaan Ibuku yang paling menakutkan,)
(Teriakan kekecewaan Ibuku yang paling menakutkan,)
Geuhrehdoh nahn
sangwahn ahn hae,
(Tapi Aku tidak
peduli)
7 JUNI 2009
@ SEOUL HIGH SCHOOL
HAH!!!! Aku tidak percaya, Ini Pasti
Mimpi. “Aww” aku mencubit Pipiku dan ternyata sakit.Berarti ini bukan
Mimpi???….
ANDWE!!! Ini tidak boleh
terjadi…..Bagaimana bisa?…Aku kan selama ini selalu masuk 5 besar….Kenapa
sekarang aku tidak dapat RANGKING!!!!
Bagaimana Ini…..Membayangkan Mata
Tajam Appa saja sudah membuat jantungku berdebar seperti Kuda yang sedang
berlari diperlombaan….Apalagi kalau sampai Eommaku tahu…..Bisa Diomelin
setengah mati….Eommaku kan terkenal dengan Cerewetnya…..!!!
Aissshhhh!!!! Ottokhae??? #Gluk# aku
menelan ludah membayangkan Wajah-wajah orang dirumah saat mengetahui nilai
Raportku….
Tin…Tin….
Seperti suara Motor Taemin….Apa
benar itu Taemin??? Aku melihat kiri kanan kelas ku…
Aisshhh!!! Sulli Babo~ya. Mana
Mungkin Taemin kesekolah jam segini….Ini kan masih Jam pelajaran, Lagian mana
mungkin juga suara Motor Taemin bisa kedengeran di dalam kelas!!!
Dasar SULLI BABO!!!
Dasar SULLI BABO!!!
“SULLi!!!” Teriak Luna,sahabatku.
Aku dan dia sudah bersahabat sejak TK. Jadi aku tahu persis Luna tidak akan
memanggilku kalau bukan Keadaan penting, dia kan Yoeja paling Cuek sesekolahan,
Tapi Anehnya ada aja yang mau jadi Namjachinggunya. Apa Onew Hyung kesurupan
yach?? Pas nembak Luna!!!.
“Ada apa Luna~ya???” Tumben sekali
kamu memanggilku?” Tanyaku penasaran. Ia hanya ngosh-ngosh-an di depan pintu
kelasku.Sepertinya ia habis berlari sehingga Ngosh-ngosh-an kayak gitu.
“Su…Sull…Sulli~ya!!!
Ta…Tae…Taemin…!!!” Ucapnya ngosh-ngos an. “ Ada Apa dengan Taemin Luna~ya….Ini
Minum” Aku memberikan segelas air putih agar Luna bisa ngomong dengan jelas.
“Taemin…..!! dia…” iya berhenti
sejenak lalu melanjutkan kalimatnya, “Taemin menerobos masuk gerbang sekolah
dan merusak pintu masuk gedung sekolah!!!” Bentaknya. Aku diam sejenak berusaha
menangkap maksudnya….lalu tiba-tiba…. “MWO!!!” Aku segera berlari kepintu masuk
gedung sekolah. Betapa terkejutnya aku melihat dia menerobos pintu masuk yang
terbuat dari kaca, sehingga sekarang pintu itu hanya tersisa penyangga kacanya.
“TAEMIN!!! Apa yang kamu lakukan!!!”
Teriakku kepada Taemin. Tapi ia menanggapinya dengan membuat senyum
simpul diwajahnya. GOD….kenapa aku bisa jatuh cinta dengannya???
Tiba-tiba Taemin menarikku dan
menyuruhku naik Motor besarnya, semula aku menolak, Bagaimana tidak, Lihat
perbuatannya!!! Bisa-bisa aku kena SP sekolah….tapi ia memasang senjata
andalannya…Puppy Eye’s…Bagaiman aku bisa menolak, Aku tidak akan pernah bisa
menolak permintaannya kalau ia sudah memasang Mimik wajah Puppy Eye’s
andalannya itu.
Aku menaiki motor besarnya dan
BRUM….suara kenalpot motor besarnya membuat Para Soesangnimku meneriakinya
“DASAR GILA!!!”
My Gangsta Boy,
My Gangsta Boy,
Neh nahmjahjyoh neh nahmjahjyoh,
My Gangsta Boy,
My Gangsta,
My Gangsta,
Nuhn cham muhtjyuh,
Nuhn cham muhtjyuh,
You’re My Prince,
Kalimat itu, Kalimat yang selalu terngiang di pikiranku. Dia… “My Gangsta Boy”….Hanya milikku seutuhnya. Hanya dia yang ada direlung hatiku.Mengisi Hari-hariku penuh canda tawa, Hanya dia….Dia sangat Tampan dan keren….Dia adalah Pangeranku.
My Gangsta Boy,
Neh nahmjahjyoh neh nahmjahjyoh,
My Gangsta Boy,
My Gangsta,
My Gangsta,
Nuhn cham muhtjyuh,
Nuhn cham muhtjyuh,
You’re My Prince,
Kalimat itu, Kalimat yang selalu terngiang di pikiranku. Dia… “My Gangsta Boy”….Hanya milikku seutuhnya. Hanya dia yang ada direlung hatiku.Mengisi Hari-hariku penuh canda tawa, Hanya dia….Dia sangat Tampan dan keren….Dia adalah Pangeranku.
Pangeran Liar yang datang
kehidupku…dan aku adalah Putri yang beruntung memilikinya. Beruntung???…aku
ralat Bukan beruntung tapi lebih dari beruntung hingga aku tidak bisa
menjelaskannya dengan kata-kata. Ia sangat sempurna dimataku. Tak peduli orang
bilang bahwa aku buta karna memilh Namja Liar sepertinya.Yang penting Dia ada
disampingku, “My Gangsta Boy”.
Cheenoppagah
nahttahnah gyunggohhaessuh,
(kakakku datang dan
memperingatimu,)
Nuhl mahjoocheemyun
One Two Punch hohnehjoondah,
(Jika kamu menemuiku,
satu dua pukulan, dia akan menghukummu)
Chingoomahjuh
nahnrheecheemyuh nahl mahlryuhdoh,
(Bahkan teman-temanku
tidak setuju dan memarahi aku)
Uhjjehtdeun nahn
mahnahlguhyah,
(Tapi aku akan
tetap menemuimu)
Sesampainya dirumah, aku terus
diintrogasi oleh kakakku, Choi Minho.Ia menanyakanku dari mana saja aku sampai
pulang Larut malam seperti ini, Beruntung Eomma Appa sedang pergi ke rumah
paman,Lee Soe man. Jadinya aku hanya mendapatkan secercah omelan dari Oppa ku
ini.
“Dari mana saja Kau???” Tanyanya
dengan alis sbelahnya mengangkat dan kedua tanganya dilipat di depan dadanya.
“……” Aku terus saja menaiki tangga
menuju kamarku, Hingga….
“Kamu pergi dengan Namja Sialan itu
kan!!!” teriaknya.Aku sungguh bingung dengan tingkah oppa ku itu, Dulu yang
mengenalkan aku dengan Taemin adalah dia, Tapi sekarang dia jugalah yang
mencoba memisahkan aku dengannya.
“Oppa!!! Dia Punya Nama dan Namanya
adalah LEE. TAEMIN.!!!”Bentakku kasar.Habis Oppa ku ini sungguh
menyebalkan….selalu saja memangilnya Namja Sialan.Memangnya nama Taemin Namja
Sialan, Dia kan punya nama. Apa susahnya sich menyebut namanya. Apa dia tidak
bisa bicara!!!.Umpatku dalam hati.
“Ya….Pokoknya itulah….Kamu habis
pergi dengan dia kan!!! Kamu kan tahu sudah berapa kali oppa bilang jauhi
dia….dia tidak baik denganmu…Dia adalah Namja Liar!!!”Bentak Oppa ku tidak jauh
lebih kasar dari aku.
“Oppa!!! STOP sebut dia Namja
Liar!!! Oke…memang dia Namja Liar…Tapi bisakah oppa berhenti memanggilnya
Liar!!!” Teriakku, mungkin sekarang suaraku sudah didengar oleh tetangga saking
kencangnya suaraku.Aku pergi meninggalkannya menuju kamarku.
Ku tutup pintu kamarku kasar
sehingga terdengar bunyi kuat dari kamarku, aku mengunci kamarku lalu
merebahkan tubuhku dikasur sambil mendengar Musik dengan kencang. Bisa kudengar
oppaku sedang menggedor-gedor pintu kamarku untuk membukakan pintu kamarku. Aku
akan berpura-pura tidak mendengarnya.
Aku mulai mengecili suara musik
karna aku mendengar suara Hp ku berbunyi, tapi tunggu dulu…dimana Hp ku??? Aku
mencari asal suara Hp ku tapi tiba-tiba suaranya berhenti.
“Aisshhh!!! Kenapa harus berhenti
sich…aku kan jadi nggak bisa nemuin HP ku”Umpatku dalam hati.
#Remember me
I’m in d-d-d-d-danger
Pinocchio
Remember me#
suara Hp ku kembali berbunyi, dengan segera aku langsung mencari sumber asal suara HP ku dan ternyata Ada di Laci Meja Belajarku. Aku melihat layar Hp ku yang tertera tulisan *Krystal* Ada apa dia meneleponku…apa jangan-jangan…”Akh jangan berburuk sangka dulu Sulli~ya….!!” Aku menyemangati diriku sendiri lalu mengangkat telepon darinya.
I’m in d-d-d-d-danger
Pinocchio
Remember me#
suara Hp ku kembali berbunyi, dengan segera aku langsung mencari sumber asal suara HP ku dan ternyata Ada di Laci Meja Belajarku. Aku melihat layar Hp ku yang tertera tulisan *Krystal* Ada apa dia meneleponku…apa jangan-jangan…”Akh jangan berburuk sangka dulu Sulli~ya….!!” Aku menyemangati diriku sendiri lalu mengangkat telepon darinya.
“Sulli~ya….” Tanya Krystal sesaat
setelah aku mengangkat telepon darinya. “Ne…Ada apa Krystal~ya????” Tanyaku
datar, Biasanya ia hanya menelponku kalau ada hubungannya dengan…..
“Sulli~ya…dengarkan Oppamu…Dia benar…kamu seharusnya jangan berhubungan dengan
Taemin” ucapnya yang sebenarnya aku sudah menduga dari tadi, Apa lagi coba,
kalau bukan tentang Oppa ku, Choi Minho. Dia kan sangat menyukai Oppaku itu.
“Aigoo…Krystal~ya….kamu mau banget
sich disuruh-suruh sama oppa ku, menasehatiku….kamu kan tahu kalau kamu hanya
dimanfaatin oleh oppaku…dia sudah punya pacar,namanya Ji Yeon, dan orang itu
bukan kamu….Jadi kamu tidak usah mendengar perintahnya”Sergahku tegas.
Sahabatku ini memang terlalu bodoh mau disuruh-suruh oppaku. Padahal dia tahu
bahwa Oppa tidak menganngapnya Yoeja…Maksudku oppa hanya menganggapnya
Dongsaeng.
“Mian Sulli~ya…kau tahu sendiri kan
aku mana bisa menolak permintaannya….”Jawabnya Lemas….Aiggoo~ aku jadi tambah
sedih melihatnya Dimainkan oleh Oppa.
“Kamu harus tegas….Jangan mau
dimainin oleh oppaku….Kamu harus buktikan bahwa tanpa dia kamu juga tidak
apa-apa…jadi jangan mau disuruh-suruh oleh oppaku…Arreseo?!”Ucapku tegas
dengannya dan Krystal hanya menjawab “Ne” Dengan nada lemas.
Walaupun Eomma, Appa, Oppa, Dan
teman-temanku menyuruhku berhenti berhubungan dan bertemu dengan Taemin
berkali-kali, aku tidak akan berhenti mencintainya…Tidak akan pernah!!!
My Gangsta Boy,
My Gangsta Boy,
Nah bbooneejyoh nah bbooneejyoh,
My Gangsta Boy,
My Gangsta,
My Gangsta,
Hengbokhaejyuh hengbokhaejyuh,
My Gangsta,
Dia milikku…..Hanya milikku
seorang…. “My Gangsta Boy” …. Walaupun orang bilang bahwa aku tidak akan
bahagia dengannya tidak apa-apa yang penting dia dan aku bersama….Tapi
kenyataannya sekarang aku malah Bahagia…ahni bukan Bahagia…tapi sangat
Bahagia…..
Bersamanya aku sangat nyaman dan
tenang. Seolah-olah dia hanya tercipta untukku seorang. Aku tidak akan menyerah
mempertahankan Cinta kita….karna Dia telah mencuri hatiku seperti Teroris
cinta…. “My Gangsta”.
Sunggyuk ggalcheel
mahlttoo bbeddakhae,
(Kamu pemarah
dan mempunyai Sikap Buruk,)
Senggak dahnsoon
hengdong gwahgyukhae,
(Kamu berpikir
Sederhana,Namun kamu mengambil tindakan drastis)
Moosuhpdahgoh
guhpnehdoh neh noonehn ggamjjeekhae,
(Walaupun aku
katakakan dan bertindak seolah-olah aku takut, Aku menemukanmu manis di
Mataku,)
Saranghaejoolleh My
Gangsta Boy,
(Aku ingin Mencintaimu, My Gangsta Boy)
(Aku ingin Mencintaimu, My Gangsta Boy)
Aku jadi teringat pertemuan pertama
aku dengan Taemin….
FLASHBACK :
14 FEBRUARI 2009
@ Seoul High School
“Oppa kemana sich…Kok belum
jemput-jemput aku juga….Apa oppa lupa jemput aku hari ini?” Protesku dalam
hati, Bagaiman aku tidak kesal…Masa aku udah nunggu 5 Jam…belum nongol-nongol
juga…Padahal tadi pagi aku udah memperingati Oppa kalau dia telat aku akan
membocorkan rahasia Kalau dia suka sama Ji yeon eonnie. Tapi tetep aja telat.
“Aissh….Apa Oppa mau membiarkanku
kedinginan menunggunya diluar selama 5 jam???” Keluhku pada diri sendiri.
#Remember me
I’m in d-d-d-d-danger
Pinocchio
Remember me#
I’m in d-d-d-d-danger
Pinocchio
Remember me#
Hp ku berbunyi… tanpa melihat siapa
yang meneleponku aku langsung mengangkatnya dan Berteriak “YA!!! Oppa!!! Apa
kamu mau membuatku mati kedinginan!!!”Teriakku kasar. “He…he…he… Mian
Sulli~ya…Oppa ada urusan…jadi oppa tidak bisa menjemputmu…Tapi oppa sudah
menyuruh teman Oppa menjemputmu….” Ucapnya penuh penyesalan.
“Siapa???” Tanyaku ketus, bagaiman
aku tidak ketus…hanya tinggal aku yang belum dijemput disekolah. “Dia teman
Oppa namanya…..” Tiba-tiba terdengar suara Motor mengarah ke tempatku sedang
duduk. “Kamu Dongsaengnya Minho Hyung yach?” ucap namja Berhelm Hitam yang
mengendarai Motor besar dan dengan pakaian yang menankutkan sepertinya ia
adalah anggota Gangster. “Oppa…Kenapa kamu menyuruh teman yang menyeramkan
menjemputku?” Bissikku di telepon tapi dengan suara penekanan.
“Mian…Hanya dia yang bisa
menjemputmu…Donghae dan Jonghyun sedang ada kerjaan jadinya oppa menyuruhnya
menjemputmu…Tapi tenang saja…dia Anak Baik kok….”Ucap oppa ku menenangkanku
dari rasa takut. Aku menutup teleponku tapi tidak bergerak sedikitpun dari
tempat dudukku.
“MAU NAIK GAK?!!! KALAU NGAKK MAU
GUE MAU CABUT NIH!!”Ucap Namja itu Kasar yang sekarang sudah membuka helm
Hitamnya.
“…….” Aku terdiam merenung.Apa yang
harus kulakukan… Apa aku naik saja ke Motornya atau berdiam diri disini?,
tanyaku dalam hati.
“GUE CABUT AJA LACH…Males ngeladenin
YOEJA. BISU.!”Ucapnya kasar.Mwo??? Yoeja Bisu…..???.
“YA!!! KAU….!!!….”Dia menatapku
tajam sesaat setelah aku membentaknya. “Eh..A..Aku….Bu..Bukan
Yoeja..Bisu”ucapku lemah,Bagaimana mungkin aku bisa membentaknya sedangkan
tatapanya saja sudah membuat bulu kudukku berdiri*Reader: Emangnya
setan….Author : ea…Eh kagak dech…kidding-kidding
*.

“Sudahlah…Cepat naik…dan Ini…”Dia
memberikanku Helm berwarna Hitam untukku “Pakailah..Kalau kau ingin
selamat….”ucapnya dingin.Apa maksudnya selamat? Tanyaku dalam hati.
Baru aku menaiki motornya beberapa
detik, ia langsung menancap Gas motornya dengan kencang.GOD…Tolong aku…Aku rasa
aku akan mati Hari ini.Refleks aku langsung melingkari kedua tanganku di
pinggangnya erat-erat sambil menutup mataku.
Aku mendengar suara motor berhenti.Aku
mencoba membuka mataku perlahan…”Apakah Aku masih Hidup?” Tanyaku pelan. “Hey
Bodoh!!! Baru segitu saja kamu sudah takut!!! Apalagi kalau aku mengajakmu
Kencan”ia menyunggingkan sebuah senyuman Manis diwajahnya, sangat
tampan.Eh…Tapi Tunggu Dulu….dia bilang, “KENCAN!!!”
END FlashBack
Entah kenapa saat dia mengajakku
kencan aku langsung menerimanya saat itu. Bahkan Hari itu juga aku menerimanya
menjadi NamjaChingguku. Orang-orang memarahiku karna mau menerimanya menjadi
NamjaChingguku, Bahkan kakakku yang selama ini selalu mendukungku juga ikut
memarahiku. Tapi aku tidak peduli selama Taemin masih ada bersamaku.
Gangster Monster No,
Geuhdehn nahmahnee Mister,
Neh noonehn geuhjuh gweeyuhooh hamster,
Nuhn muhtjyuh,
Nuhn muhtjyukeun meesoroh nahl nooguhttjoh,
Nah yohjeum geuhdeh ddehmooneh meecheegehtjoh,
Geuhdehn nahmahnee Mister,
Neh noonehn geuhjuh gweeyuhooh hamster,
Nuhn muhtjyuh,
Nuhn muhtjyukeun meesoroh nahl nooguhttjoh,
Nah yohjeum geuhdeh ddehmooneh meecheegehtjoh,
14 FEBRUARI 2010
Hari ini tepat satu tahun aku
berpacaran dengannya, Dan kami memutuskan untuk merayakannya di Namsan Tower,
sebenarnya sich bukan keputusan bersama…Dia yang memutuskan untuk ke Namsan Tower…Padahal
sebenarnya aku maunya ke Tedy bear museum tapi dia kekeh buat pergi ke Namsan
Power, katanya dia ingin memberitahu aku sesuatu yang penting disana. Moga-moga
benar-benar penting karna kalau tidak liat aja nanti…bakal aku jadiin Rujak
bebe’k*NB utk reader : Bukan Bebek yach tapi Rujak yang ditumbuk2 itu loch*.
Aku sudah bersiap-siap dengan gaun
putih dan sepatu high hills yang diberikan Taemin kemarin buat kupakai hari
ini. Tinggal menunggu dia datang menjemputku.
#Ting Tong#
Bel rumahku berbunyi, “Akh pasti dia sudah datang menjemputku” Pikirku dalam hati. Aku segera menuruni tangga dengan Hati-hati, Takut kalau-kalau aku terjatuh karna sepatu High hills yang kupakai. Aku kalah cepat dengan Kakakku, Choi Minho. Dia lebih dulu membuka Pintu untuk Taemin. Akh…Bagaimana ini….pasti dia ingin memarahi Taemin.
Bel rumahku berbunyi, “Akh pasti dia sudah datang menjemputku” Pikirku dalam hati. Aku segera menuruni tangga dengan Hati-hati, Takut kalau-kalau aku terjatuh karna sepatu High hills yang kupakai. Aku kalah cepat dengan Kakakku, Choi Minho. Dia lebih dulu membuka Pintu untuk Taemin. Akh…Bagaimana ini….pasti dia ingin memarahi Taemin.
“Taemin…kau sudah datang, tunggu
sebentar, Ahni Tunggu yang lama….Karna Sulli sedang menuruni tangga
seperti siput..kekeke”Ucap kakakku Minho dengan wajah ceria. Tumben-tumbennya
kakakku yang satu itu baik dengan Taemin…Biasanya dia menyuruh Taemin pulang
kalau taemin menjemputku.
“YA!!! Oppa!!! Apa maksudmu aku
seperti Siput?!!! Apa kau tahu, High Hills itu susah dipakai,tau!!!” Bentakku
saat aku sudah sampai didepan pintu tempat oppa dan Taemin berdiri. “Ahni aku
tidak tahu…Aku kan tidak pernah memakai High Hills” Sergahnya membela diri.
“Oppa Mau aku pinjamkan High Hills
ku untuk oppa pakai,huh?”Balasku tajam, Oppa hanya bisa tertawa lepas bersama
Taemin saat mendengar ucapanku.Tumben Oppa sangat baik sama Taemin apakah ada
sesuatu yang membuatnya begitu baik dengan Taemin??? Tapi apa yach???.
“Sulli~ya sudah sana cepat
pergi…kasian Taemin sudah menunggumu lama”ucapnya mengakhiri tawanya dengan
Taemin. “Ne oppa….annyeong!!!”jawabku lalu meraih aluran tangan Taemin dan
menaiki Mobil yang entah dari mana Taemin punya. Ya Tuhan….Ini seperti Mimpi
yang menjadi nyata.Oppa dan Taemin Akur, Taemin berpakaian rapih bak pangeran,
dan aku juga berpakaian bagai putri yang ada di Dongeng Mimpi.Tolong jangan
bangunkan aku dari mimpi indah ini jika aku bermimpi Tuhan.
@Namsan Tower
Aku menuruni mobil Sedan yang dibawa
Taemin dan betapa terkejutnya aku saat melihat dikiri dan kanan jalan
dikelilingi oleh lampu candle putih yang menyala. Aku bertanya pada Taemin Apa
ini semua? Dan dia hanya menjawab nanti juga kamu akan tahu.
“Oh iya pakai ini….”Ucap Taemin
sembari memberikanku penutup mata berwarna Hitam untukku. “Shirreo…! kamu kan
tahu aku paling takut gelap” Sergahku sambil membuang wajahku kerah berlawanan
dari wajahnya.
“Ayolah Chagi….Kan ada aku disini,
jadi kamu nggak perlu takut”Ucapnya memohon kepadaku, jujur baru kali ini dia
memohon denganku baik-baik. “Baiklah….berikan aku penutup matanya”Ucapku
pasrah, dan menutup mataku dengan penutup mata itu.lalu mulai berjalan entah
kemana yang jelas aku sedang berjalah kesuatu tempat.
“Sebenarnya ada apa sich? Kenapa
harus ditutup segala mata aku?” Ucapku dengan suara sedikit ngambek.Tiba-tiba
kami berhenti, Dia melepaskan tanganya dariku lalu mulai mundur perlahan-lahan.
“My Gansta Boy….Kau kemana??? Kenapa aku ditinggal???” Tanyaku cemas.
“Aku akan menghitung mundur dan saat
hitunganku sudah sampai 1 kamu boleh buka penutup matamu….”ucap
Taemin. “Eeh??” Aku bingung dengan maksudnya. “10,9,8,7,6,5,4,3,2,1…Buka
penutup matamu”perintahnya. Aku mulai membuka Penutup mata ini perlahan-lahan
lalu mencoba membuka mataku yang dari tadi tertutup dan…..WOW~ aku terpesona
dengan apa yang ada dihadapanku sekarang. Sebuah meja kecil ada lilin dan Bunga
wana Putih dua kursi dan segrup penyanyi biola dan Piano.
“Hallo….Aku membawamu kesini bukan
untuk berdiam diri…..”Ia menyadarkanku dari keheningan atas kekagumanku.
“Ka…kau…Bagaimana bisa kau membuat acara seperti ini?” Tanyaku dengan penuh
kekaguman. “Apa Kau suka?” Tanyanya sambil mempersilahkanku duduk.
“Aku tak tau harus bilang apa….yang
jelas aku sangat tidak menyangka kamu bisa seromantis ini”Jawabku penuh rasa
tak percaya. Dia tersenyum “Jadi maksudmu selama ini aku tidak romantis,huh?”
Ucapnya penuh selidik. “Ah..Ahni…Maksudku….” Tiba-tiba ia tertawa lalu
mengacak-acak rambutku “Aku tahu maksudmu…Mian selama ini aku tidak bisa
bersikap selayaknya Namjachinggu yang bisa dibanggakan…Tapi mulai sekarang aku
akan berubah”Ucapnya padaku.
“Maksudmu? Aku tidak mengerti”Apa
maksudnya berbicara seperti itu. “Sebenarnya aku mengajakmu kesini karna akan
memberitahukan sesuatu” Ia berhenti sejenak dan mengambil nafas panjang “Aku
akan Kuliah ke Amerika Sulli~ya”.
“MWO?! Kuliah?!”Ucapku tidak
percaya.Bagaimana mungkin seorang Namja Liar sepertinya ingin Kuliah. Dan
setahuku ia pernah bilang bahwa dia sangat membenci Kuliah. Kenapa tiba-tiba
dia ingin kuliah?.
“Ne, Kuliah…Aku memutuskan untuk
berkuliah…Aku ingin menjadi namjachinggu yang bisa kau banggakan” Ucapnya
Mantap. Tapi kenapa tiba-tiba seperti ini? Tanyaku dalam hati. Apa
jangan-jangan….. “Minho Oppa kan yang menyuruhmu,Huh? Aku tahu pasti dia yang
menyuruhmu agar pergi dari kehidupanku….Itu sebabnya tadi ia begitu ramah
padamu! Benarkan!” Bentakku kasar.Aku tak percaya bahwa Dia tiba-tiba ingin
meninggalkanku.
“Bukan Minho Oppa yang
menyuruhku….Aku akui memang Minho oppa yang memberikanku Ide….Tapi dia tidak
memaksaku…Aku yang ingin….jadi jangan menyalahkan Oppamu itu Sulli~ya”Jelasnya
sambil memegang kedua pipiku yang kuturunkan karna mendengar ucapanya. “Apa kau
ingin kita berpacaran terus tidak diretui?” Tanyanya padaku.
“Ne…Lebih baik kita berpacaran tidak
direstui dari pada kamu meninggalkanku”Tak tahu kenapa tiba-tiba aku meneteskan
Air mataku. “Sulli…Aku bukan meninggalkanmu untuk selamanya…aku cuman Kuliah
beberapa tahun…lalu kembali denganmu….Dan saat nanti aku pulang…Aku janji aku
akan Menikahimu” Jelasnya sambil menghapus Air mataku yang dari tadi turun ke
pipiku.
“Tapi aku….”Belum selesai aku
berbicara, Dia tiba-tiba mendaratkan ciuman lembut di bibirku.OMO~ dia
menciumku….Untuk pertama kalinya selama setahun kami berpacaran, dia menciumku.
“Apa kau tidak yakin dengan cintaku ini….? Aku janji aku tidak akan berpaling
dengan Yoeja lain disana….Dan kau tahu apa….Bagaimana kalau aku melamarmu hari
ini juga….”Ia mengeluarkan Cincin dari saku celananya. “Sulli…Maukah kau
menikah denganku..?”Ucapnya dengan senyuman paling manis yang pernah aku lihat
darinya.Aku terdiam, tak tahu apa yang harus aku ucapkan. “Aku tahu…ini bukan
cincin asli…Tapi aku janji nanti setelah aku pulang aku akan….” Aku
memberhentikan ucapanya dan kembali menciumnya…. “Aku bersedia….Oppa…”Ucapku
mantap. Aku tidak pernah sebahagia ini dalam hidupku.
“Jinjja?”Tanyanya dengan wajah yang
seperti menjelaskan Apa-kah-kau-benar-benar-menerimanya? . Aku menganggukan
mukaku dengan semangat.Ia hanya bisa tersenyum lalu
memelukku.”Gomawo…Sulli~ya….Aku tidak akan mengecewakanmu….Tunggulah 5 Tahun
Lagi…dan Aku akan menjadikanmu Nyonya Lee. Aku tersenyum dan bilang “Ne…Aku
akan menunggumu 5 Tahun lagi Oppa….” . Ia terdiam…Lalu tiba-tiba dia tersadar
akan sesuatu “Kau bilang aku apa? Oppa?? Bukankah kamu tidak ingin memanggilku
oppa?” Tanyanya penuh selidik.
“Mulai sekarang aku akan memanggilmu
Oppa….Karna kamu akan berubah dari sikapmu yang liar kan? Masa aku mau panggil
kamu My gangsta Boy Lagi….”Ucapku…Ia tertawa dan mengusap kepalaku lembut. “Aku
tak janji ya…tidak akan Liar lagi” Ucapnya menggodaku.
“YA OPPA!! AWAS SAJA KALAU KAU TIDAK
BERUBAH!!! AKU TIDAK AKAN SEGAN-SEGAN MEMBUNUHMU!!!”Bentakku. dan ia tertawa…
“NE….CHOI JIN RI” Balasnya.
Gangster Monster No,
Geuhdehn nahmahnee Mister,
Neh noonehn geuhjuh gweeyuhooh hamster,
Nuhn muhtjyuh,
Nuhn muhtjyukeun meesoroh nahl nooguhttjoh,
Nah yohjeum geuhdeh ddehmooneh meecheegehtjoh,
Geuhdehn nahmahnee Mister,
Neh noonehn geuhjuh gweeyuhooh hamster,
Nuhn muhtjyuh,
Nuhn muhtjyukeun meesoroh nahl nooguhttjoh,
Nah yohjeum geuhdeh ddehmooneh meecheegehtjoh,
Ah Ah Ah AH AH,
sarangeerahn guhn,
Gyukkuhbohjee ahneun saram juhldeh mohseujyoh,
Uh Uh Uh Uh Uh guhkjung mahlahyoh,
Nahn gahseumeuhroh sarangseun bohndahneun guhjyoh,
Gyukkuhbohjee ahneun saram juhldeh mohseujyoh,
Uh Uh Uh Uh Uh guhkjung mahlahyoh,
Nahn gahseumeuhroh sarangseun bohndahneun guhjyoh,
______________
5 TAHUN KEMUDIAN…….
“Maaf bu….Tugas pakaian Musim Semi baru yang ibu berikan
sudah selesai…Mau ditaruh dimana yah?” Tanya seseorang yang kutahu pasti
Seketarisku Amber. Dia adalah temanku saat aku Kuliah bersamanya di SM College.
“Amber….sudah kubilangkan jangan
memanggiku seperti atasan….Kamu itu temanku jadi tak usah segan memanggilku
dengan Namaku.”Tegasku.
“Hehehe~ Mian…tapi tak enak dengan
karyawan yang lain….Kalau aku memanggilmu Sulli…Nanti mereka bakal
mencibirku”Ucap Amber sembari menunjuk Victoria and The Genk, Karyawan centil
yang bekerja di Kantorku. Ne Kantorku….Sekarang aku sudah mempunyai kantor
sendiri di Bidang Majalah Pakaian. Dan bisa dibilang bukan kantor kecil…karna
sudah banyak mendapat pujian dari banyak Orang…bahkan Para Desainer terkenal di
Paris juga memuji Majalahku.
“Terserah Kalau itu yang kamu
mau…Taruh di Meja aja berkasnya…Nanti aku baca setelah aku pergi” Ucapku pada
Amber. “Memangnya…Kamu Mau kemana Sulli~ya?”Tanya Amber dengan muka Penasaran.
“Ke Bandara…Hari ini Orang yang sangat Kucintai Pulang ke Korea…Btw…katanya gak
mau manggil aku dengan nama aja…Kok tadi manggil aku Sulli….” Tanyaku penuh
kemenangan. Amber akhirnya jadi malu-malu kucing karna termakan omongannya
sendiri.
“Sudah jangan pikirkan Victoria And
The Genk…Toh aku kan yang menyuruhmu memanggilku Namaku…Aku pergi”Ucapku
sembari meninggalkannya di Ruanganku. Tuhan….Aku tak sabar melihatnya…..
.
@Bandara
“Kemana sich itu orang….Aku sudah
menunggu 4 jam tapi belum juga kelihatan batang hidungnya…..Padahal kan
pesawatnya sudah sampai 2 Jam Yang lalu”Keluhku pada diri sendiri.
Apa dia bohong…Kalau hari ini dia
akan pulang?……Apa jangan-jangan dia tidak mau menemuiku?…dan jangan-jangan dia
Sudah punya yoejachinggu baru?pertanyaan itu yang dari tadi terlintas
dipikiranku selam dalam perjalanan balik ke Kantor. Aku Takut dia tidak mau
bertemu denganku karna dia sudah melupakanku.
“Tin Tin…..”
“Aisshh~ Ada apa sich? Kenapa
mobil-mobil dibelakangku mengklaksonku?” Aku membuka jendela mobilku dan
berteriak…. “YA!!! Kenapa mengklaksonku!!!” Ucapku penuh emosi. Dan seketika
juga pemilik-pemilik mobil dibelakangku Membalas Teriakanku “YA Agashhi!!!
Sekarang lampu lalu lintasnya sudah berwarna HIJAU!!!! Cepat Jalankan
Mobilmu!!!” Aku menengok kearah lampu lalu lintas dan….ASTAGA…ternyata lampu
nya sudah berwarna Hijau….Aku segera meminta maaf dan menjalankan
Mobilku. AISHHH~~~ Karna KAU TAEMIN SIALAN….AKU JADI TIDAK KONSEN
MENYETIR!!!
Setelah sampai diparkiran kantorku
aku segera masuk ke Kantor dan betapa terkejutnya aku saat melihat kantorku
gelap gulita dan banyak barang-barang berserakan. Apa Jangan-jangan kantorku
kemalingan…??? “ANDWE!!!!” Teriakku.
Aku mencoba menenangkan diriku dan
berpikir bahwa kantorku tidak kemalingan, dan aku segera menuju ke ruangan
kantorku walau sebenarnya aku takut. Perlahan-lahan kakiku dan tanganku
meraba-raba sekitarku karna disini sangat gelap sehingga aku takut aku salah
melangkah. Sesampainya aku di Pintu Ruanganku, saat aku ingin membuka pintunya…
“SUPRISE…!!!!” Ucap seluruh karyawan
di kantorku sambil memegang Sebuah KUE…..Tapi untuk apa?
“Ehm…Ehm!” Sebuah suara dari
seseorang dibelakangku.Sontak aku kaget dan melihat siapa
dibelakangku.Begitu kagetnya aku saat melihat Seorang namja berposisi seperti
orang melamar dan menyodorkanku Kotak merah yang terbuka dan didalamnya ada
Sebuah Cincin Berlian.
“Choi Jin RI…Maukah kau menjadi
pendamping hidupku selamanya?” Ucap namja itu kepadaku.Aku diam tak tahu harus
menjawab apa, sampai akhirnya para karyawan dikantorku berteriak
“TERIMA…TERIMA….TERIMA…..” berbarengan.
“Maaf Tuan yang sudah meninggalkanku
5 tahun…..Aku tidak mau….”Seketika itu juga raut wajah Taemin berubah menjadi
kekecewaan. “Maksudku….aku tidak mau menolakmu…”Ucapku dengan kekehan dariku…Ia
tersenyum lalu memelukku erat dan berputar.Lalu saat berhenti, ia berkata….
“Maaf mengecewakanmu nona…tapi aku masih Liar….kekeke” Aku dan dia tertawa
bersama dan diikuti tepuk tangan dari semua karyawan di kantorku.
________________________
“Hari ini adalah hari bahagiaku….Aku
berjalan di karpet merah bersama Ayahku, berarah kesuatu tujuan…ya Altar,
Tempatku dan Taemin akan memulai kehidupan baru, Sebagi suami istri.
Saat aku sudah sampai diujung karpet
merah, Ayahku dengan perlahan melepaskan genggamannya dari tanganku dan
memberikannya kepada Taemin.Taemin menyambut tanganku dan kamipun naik ketempat
suci untuk mengikat hubungan kami sebagai suami Istri.
“Apakah Kau Lee Taemin…bersedia
menerima Choi Jin Ri sebagai istrimusampai maut memisahkan kalian?” Ucap
Pendeta di depan kami. Dengan Mantap Taemin menjawab “Aku besedia”. Dan
giliranku pun datang “Apakah kau Choi Jin Ri….Bersedia menerima Lee Taemin
sebagai suamimu sampai maut memisahkah kalian?” Aku menatap Taemin sebentar dia
tersenyum lalu dengan mantap aku menjawab “Aku bersedia” . “Dengan ini kalian
dudah menjadi Suami Istri…Mempelai Laki-laki boleh mencium….”Belum selesai
Pendeta berbicara aku segera melumatkan Ciuman ke Bibirnya. Malu? Tidak….aku
tidak malu, Toh…dia sudah menjadi suamiku….Kekeke~ 

END
“Ontoria(?)”
By
: Jiyool_ssi
Main
Cast :
-
Onew SHINee
-
Victoria f(x)
Other
Cast :
-
SHINee Member
-
f(x) Member
Genre
: Romance, Friendship
Rate
: PG-15
Backsound
: SHINee – Your Name
F(x)
– Step By Me
Pithor
: Annyeong…

langsung
ajha,
Let’s
Start —>>
“Ontoria?”
gumam Victoria heran, saat ini ia tengah membaca sebuah fansite yang berbau
f(x) dan seniornya, SHINee. Dan sebuah artikel dari salah seorang admin di
website itu menarik perhatiannya. “Ontoria is Real” begitulah judul artikel
itu, ia tertarik karena kata ‘Ontoria’ tersebut terdengar mirip dengan nama
panggungnya, segera saja ia buka agar dapat membaca artikel tersebut.
“Ontoria
is real”
Artikel
tersebut memang membahas tentang dirinya, namun yang membuatnya heran, tak
hanya dirinya, yaitu Onew, leader SHINee itu juga ikut dibahas, artikel itu
mengatakan bahwa ia dan Onew seolahmempunyai hubungan khusus. Bahkan
menyertakan beberapa foto yang disebut ‘Ontoria Moment’, yaitu foto-foto dimana
Onew dan Victoria sedang berhigh-five ria atau sekedar mengobrol berdua.
Sejenak
Victoria terkekeh pelan lalu ia melanjutkan acaranya membaca artikel tersebut
hingga habis.
+
+
+
“Umma
sedang membaca apa?” tanya Sulli. ‘Brak!’ Victoria buru-buru menutup layar
notebook-nya dengan gerakan kasar.
“Aigo
Sulli-ah, kau mengagetkanku” keluhnya sambil mengelus dada.
“Umma…
aku kan hanya bertanya umma sedang membaca apa,” keluh Sulli, namun umma-nya
itu sudah ribut sendiri.
“Apa
umma menyembunyikan sesuatu?” tanya Sulli curiga.
“E-eeh?
apa maksudmu? tidak ada apa-apa sungguh,”
“Kalau
begitu apa yang umma baca tadi?”
“…..”
Victoria
tampak berpikir keras untuk menjawab pertanyaan Sulli tersebut. Entah kenapa
rasanya sulit menjawabnya, tapi tapi, sebenarnya apa sullitnya sih menjawab,
“aku sedang membaca artikel Ontoria Choi Sulli,”???
Baru
saja Victoria menemukan jawaban yang tepat dan akan menjelaskannya pada Sulli,
tetapi gadis itu sedang sibuk menerima telepon dari orang yang lebih menarik
dari “Artikel yang Song Victoria baca”.
“Ne
Taemin oppa? Baiklah aku akan segera kesana chagi…” Sulli berceloteh ria dengan
nada ceria-nya yang biasa apabila sedang berbicara dengan ‘Taemin oppa-nya’
itu, dan tentu saja jawaban mengenai “Apa yang umma baca?” telah jauh-jauh ia
hiraukan sejak menerima telepon dari ‘Taemin oppa-nya’ tadi.
Victoria
memutar bola matanya kesal. Huh! Taemin selalu saja dengan mudahnya dapat
mengalihkan perhatian si Giant baby itu.
“Umma
aku pergi dulu…” pamit Sulli, namun sang umma hanya diam, ia tau Sulli tak
membutuhkan jawabannya, dilarangpun, gadis itu akan nekat pergi. Oh Tuhan,
tentu saja itu semua demi Taemin.
Kembali
pada sang umma, gadis yang cukup unik itu tiba-tiba terkekeh sendiri. Agaknya
ia meyadari tingkah aneh-nya saat diinterogasi oleh Sulli tadi. Memangnya ada
hubungan apa dia dengan leader SHINee itu? sampai harus malu dan menutupi
tentang artikel yang ia baca tadi. Victoria lantas menggeleng, ia jitak
kepalanya seraya begumam,
“pabo
Qian”
namun
setelah itu, hal yang ia lakukan selanjutnya adalah melanjutkan membaca artikel
‘Ontoria’ tersebut.
***
Victoria
berguling-guling gelisah di atas tempat tidurnya. 3 lainnya sudah tertidur
pulas, sementara Krystal sibuk berbicara dengan 2 ponsel, yang satu dari
onnie-nya Jessica, yang satu lagi, siapa lagi kalau bukan flamming charisma
itu? 2 bulan sudah mereka berpacaran, bocah atletik itu tak pernah absen
menhubungi Krystal tiap malamnya.
Dan
yang menjadi pertanyaan sekarang, jika Krystal punya alasan untuk tidak tidur
seperti ‘tiga’ lainnya, lalu apa alasannya?
Ia
dan Onew tidak terlalu dekat, bagaimana bisa netizen berpikir seperti itu?
bahkan mereka berhigh-five hanya sekedar formalitas sebagai sesama leader dari
grup mereka masing-masing.
“Ontoria…”
gumam Victoria sambil berguling-guling gelisah, bahkan Nickhun yang berstatus
sebagai ‘suami’nya saja tidak pernah membuatnya gelisah seperti ini, sampai
membuatnya terjaga begini…
Aish,
sebegitunya berpengaruhnya ya, artikel tentang-nya dan Onew itu?
***
07.00
AM
“Sulli
ah, Krystal ah, Luna ah, banguuuunn!!! pallie pallie pallie..” pekik Victoria
melihat ke-3 anaknya yang masih berstatus sebagai pelajar masih tergolek di
atas tempat tidur.
“Hnng…umma..ngantuk”
Krystal yang menjawab duluan, gadis itu kembali tertidur dengan punggung
onnie-nya Luna sebagai bantal.
“Siapa
suruh ngobrol dengan Minho hingga pagi, ayo cepat!!!”
“Onnie…
Minho oppa hanya minta kutemani nonton bola”
“No
reason, just wake up!!” triak Amber membantu sang umma, gadis tomboy itu ikut
mengguncang-ngguncangkan badan adik-adiknya.
“Taemin
oppa, hehe…” igau Sulli, membuat Victoria dan Amber saling pandang, ckck, giant
baby ini, sungguh terlalu…(-.-)
“Amber
tolong bangunkan mereka, aku mau memasak sarapan dulu” ucap Victoria.
***
SM
Office, 02.00 PM
“Jadi
bagaimana posisinya?” Luna dan Taemin tengah berdiskusi serius untuk penampilan
mereka di Gayo Daejun SBS nanti. SHINee dan f(x) memang dijadwalkan duet
bersama, namun hanya untuk lagu SHINee di part tertentu saja. Dan disinilah
mereka sekarang, di ruang practice dance kantor SM, berdiskusi untuk
formasidance yang akan ditampilkan nantinya. Meski yang terbilang ‘tengah’
berdiskusi hanyalah Luna, Victoria, Taemin dan Key. Yang lainnya? jangan tanya,
Minho-Krystal sedang ‘ngobrol’ berdua saja di pojok ruangan sana,
Jonghyun-Amber-Onew asyik bermain kartu, sedangkan Sulli? Ia memang ikut
kelompok diskusi Taemin-Luna-Key-Victoria, namun kerjanya hanya bersandar pada
pundak Taemin sambil mendengarkan musik dari Ipod-nya, ya, gadis itu tengah tertidur
pulas, mereka semua maklum karena jadwal Giant baby itu memang lebih padat dari
yang lainnya.
“Amber
masih cedera, ia tak bisa ikut, itu yang perlu diingat” Key berpendapat sambil
melirik Amber melalui sudut matanya, yang paling khawatir soal cedera kaki
Amber memang dirinya.
“Ne
jadi 9 orang, ah itu semakin sulit…” Luna tampak berpikir keras. Tiba-tiba
gadis itu tersenyum.
“Kita
tentukan pasangannya saja dulu” lanjutnya.
“Hmmm…
Jonghyun hyung juga belum bisa menari kan?” sergah Taemin yang mendapat
anggukan dari tiga lainnya.
“Kalau
begitu Luna juga sendiri saja sama seperti Jonghyun hyung, mereka kan sama-sama
vokalis utama”
“Terus?”
tanya Victoria ingin tahu.
“Jadi
yang tersisa hanya Aku, Sulli, Victoria noona, Key Hyung, Minho hyung dan
Krystal” lanjut Taemin, namun tiba-tiba Victoria menyela.
“Dan
Onew” Selanya, sontak tiga lainnya menengok ke arah Victoria. Bahkan Taemin dan
Key yang anggota SHINee saja lupa tidak menyebutkan nama leader-nya itu. Tapi
kenapa malah Victoria yang…
“Ehem,
ne, Onew hyung juga” Taemin berdehem pelan dengan wajah mengejek ke arah leader
f(x) itu, namun Victoria hanya menunduk dan mengipasi(?) wajahnya, ia bersyukur
Onew tidak mendengar apapun.
“Baiklah
kalau begitu” simpul Key, kemudian ia berteriak pada anggota lainnya.
“Ya!
semua kecuali Amber dan Jonghyun hyung kumpul kesini”
Jonghyun
dan Amber hanya salingpandang, namun kemudian mereka berdua melempar tatapan
membunuh Key, Key hanya tertawa kecil, meski begitu, toh akhirnya Jonghyun san
Amber ikut berkumpul juga.
“Jadi
bagaimana?” tanya namja ayam itu sambil mengambil posisi duduk disebelah
Victoria. Gadis China itu hanya melirik Onew sekilas, terlintas kembali pikiran
yang mengganggunya tadi malam. “Ontoria is Real” Kata-kata itu seolah tak
berhenti berputar di kepala Victoria. Gadis itu kemudian hanya menunduk,
memeluk lututnya, berkonsentrasi untuk mengusir pikiran tentang Ontoria di
otaknya sekarang.
“Jadi
posisinya 4-3, f(x) ditengah, Minho hyungjelas diposisi tepi” ucap Taemin
sambil tersenyum. Mengejek namja tiang tersebut.
“Aku
dengan Krystal” ucap Minho sambil menarik pundak Krystal.
“Tidak
bisa begitu, kita juga harus mempertimbangkan tingginya pabo” protes Key.
“Kalau
begitu aku di tep satunya Hyung, aku dengan Krystal saja, Sulli kan tinggi,
bisa dengan Minho hyung atau Key hyung” ucap Taemin.
“Berarti
aku dengan Victoria noona?”
“Tidak
mau!!” tolak Victoria keras, gadis yang tadinya diam dan menunduk itu tiba-tiba
berteriak, membuat member SHINee dan f(x) yang lainnya kaget, terutama Onew.
“E-eh,
noona tidak mau? tidak apa-apa kita
bisa
mengganti formasi-nya ya kan?” tanya Onew, namun tak ada satu dari mereka yang
menjawab. Victoria sendiri merasa terkejut atas perkataannya barusan.
“Umma
kenapa dengan Onew oppa?” tanya Luna khawatir, tidak biasanya Victoria seperti
ini.
“A-aku,
aku hanya..” Victoria memandang gugup sekitarnya, terlebih lagi pada Onew.
“Apa
jangan-jangan…”
TBC
Ahihi~
Ontoria
nih, pairing umma-appa favoritku,
gaje
ya ff-nya?
gomawo
dah mau baca,
*emang
ada yang mau?*
Tittle : teenagers love
Author: clariska cho
Length: 1 shoots
Genre : romance
Rated : pg-15
Cast :minho SHINee
jonghyun SHINee
Sulli (fx)
krystal (fx)
“Kau tahu, berapa kali kau membolos
bulan ini huh?” Eomma terus mengomel, membuat telingaku benar benar pengang.
“well… Aku lupa eomma..” ujarku santai.
“Choi Sulli kau…” Eomma kembali berteriak membuatku mundur beberapa langkah, karena kupingku benar benar tepat disamping mulutnya.
“well… Aku lupa eomma..” ujarku santai.
“Choi Sulli kau…” Eomma kembali berteriak membuatku mundur beberapa langkah, karena kupingku benar benar tepat disamping mulutnya.
Bisa kau bayangkan betapa kerasnya
suara Eomma.
“Aigoooo~” kesal! Aku kesal karena
Eomma terus menahanku didapur, membanjiriku dengan nasihat nasihatnya.
“Makanya kau jangan bergaul dengan
berandal.” Minho oppa datang tiba tiba dan duduk disampingku. Baiklah aku sudah
cukup muak tentang ini. Maksudku nasihat eomma sudah benar benar memenuhi
lubang telingaku dan sekarang Choi Minho kakak ku tersayang menambah panas
ruangan ini.
“Diam kau!” sentakku, dia tertawa
benar benar membuat moodku bertambah jelek.
“sudahlah eomma… Aku tidak bisa
menjadi Choi Sulli yang manis lagi… Aku ini Choi Sulli yang sudah dewasa dan
umurku sudah 17 tahun!”jelasku kesal. Aku tahu ini sangat tidak sopan tapi aku
benar benar lelah.
“Sulli ya!” bentak Eomma. Aku
menggaruk kepalaku yang tidak gatal sama sekali.
“Mianhae omma… Aku benar benar janji
tidak akan melakukannya lagi.” dustaku, padahal jelas aku sudah ada janji
nonton konser bersama Amber unnie.
“Kau janji… ?” pelan Eomma jelas
suaranya telah berubah sedikit lembut.
aku tersenyum dan mengangguk, Yeah
siapa yang bisa menolak senyumanku! Batinku.
Minho memelototi eomma, yang
langsung mengangguk manis padaKu. Aku terkekeh kecil. Aku menang.
********
“Krystal! Please jangan beritahu
Minho oppa… Please..” ujarku memohon pada Krystal. Krystal melipat tangannya
tepat didadanya. Aku tahu posisi ini, dia benar benar tidak mau menolongku.
“Sulli ya! Aku benar benar tidak
mengerti dirimu.. Aku tahu kita sudah kelas 2 bukan anak kecil lagi tapi bukan
berarti menjadi tidak sekolah setiap harinya.” ceramahnya, aku menghela nafas
putus asa.
“Aku sekolah 3 kali dalam seminggu
bukan?” elakku cepat.
Krystal memelototiku.”kau kira
sekolah seperti makan obat”
Aku tertawa mendengar jawabannya,
benar juga perkataannya.
“Aku sudah janji sama Amber unnie.”
ujarku lagi.
“Sulli.. Amber unnie sudah kuliah
dan kau? Hey kau itu masih siswi SMA.” Aku benar benar lelah dengan
perbincangan bersama Krystal.
“Aku tahu kau suka Minho
kan?”Ancamku sambil menggodanya. Dia menggeleng cepat. Wajahnya berubah seperti
tomat.
“Anii…”
“bohong!”
“ani… Sulli ya..”
“bohong!”
“ani… Sulli ya..”
“Hey! Sedang apa… ?” Minho oppa
datang disaat yang tidak tepat. Sial batinku!
“Ah ani…” Krystal menjawabnya ragu.
Sial aku tidak bisa mengintimidasi Krystal kalau begini.
“Sulli kau tidak berpikir untuk
membolos lagi kan?” tebak Minho oppa aku menelan ludah. Baiklah tidak ada cara
lain untuk membatalkan rencana nonton konser bersama Amber Unni. Mianhae unnie.
****
Krystal sedang merapikan buku buku
di lokernya. Sampai seseorang mengetuk pintu lokernya yang terbuka.
“Oh chankamaaaan!” ujarnya agak
kesal. “Oh mianhae sunbae…”
Krystal menggigit bibir bawahnya, ia malu karena Minho sedang berdiri disebelahnya dengan kaos yang basah karena keringatnya. Pasti latihan basket lagi, batin Krystal.
Krystal menggigit bibir bawahnya, ia malu karena Minho sedang berdiri disebelahnya dengan kaos yang basah karena keringatnya. Pasti latihan basket lagi, batin Krystal.
“Krystal-ssi aku ingin bicara… ”
Ujar Minho, membuat Krystal merasakan sesuatu. Detak jantungnya berdetak lebih
cepat.
“Apa itu… ?” tanya Krystal ragu. Di
kepalanya terbesit pikiran pikiran bodoh. Seperti bayangan Minho mengatakan
“Krystal-ah neomu neomu joahaeyo..” Ah Krystal menggelengkan kepalanya cepat.
Bodoh sekali aku batinnya.
“Tentang Sulli..” Dan benar saja
bahwa Minho tidak mengatakan sedikitpun kata yang mendekati harapan Krystal.
Krystal menelan ludah.
“eum.. Eoh? Apa itu?” tanya Krystal
berusaaha menutupi kekecewaannya.
“Aku butuh bantuanmu..”
******
Sulli berjalan pelan menuju
rumahnya. Dia benar benar kecewa karena tidak melihat konser hari ini. Padahal
Mir -idola Sulli sekaligus seniornya di SMP- manggung hari ini. Sulli
mengerucutkan bibirnya benar benar kecewa.
Hanya beberapa langkah sebelum ia
sampai didepan rumahnya, ada seseorang yang menyentuh pundaknya.
“Oppa demi tuhan! Aku tidak ingin
bercanda!” Ujar Sulli ketus.
“Maaf… Aku hanya ingin bertanya..” Sulli menoleh cepat, sadar bahwa itu bukan suara kakak laki lakinya.
“Oh maaf aku kira kau kakak ku..” ujar Sulli sedikit bersalah. Dan entah apa yang membuat Sulli tertegun. Lelaki didepannya membuatnya menggigit bibir. TAMPAN! Lelaki dihadapannya mungkin tidak terlalu tinggi, tapi terlihat sangat manly.
“Maaf nona?”
“Eh? Iya…” jawab Sulli tak karuan.
“boleh aku bertanya… ? ” tanya lelaki itu. Yah lelaki yang menggunakan kemeja biru itu.
“Tentu.. Tentu,,,”
“Kau tahu Choi Minho?” Tanya lelaki itu, Sulli berpikir terlebih dahulu. Choi Minho nama yang begitu familiar untuknya.
“Tunggu aku seperti kenal nama itu…” Ujar Sulli sambil berpikir. “Choi Minho… Choi Minho..”
“Tidak apa kalau kau tidak tahu.. Aku bisa bertanya pada orang lain kok.” Jelas Lelaki itu, setelah Sulli terus berdiam diri sambil berpikir.
Sulli menepuk dahinya.
“OMO! Choi Minho itu kakakku! Waaah aku lupa.”
Lelaki itu menatap sulli tidak percaya. Yah mana mungkin ada adik yang lupa nama kakanya sendiri.
“Kau serius?”
Sulli mengangguk sambil tersenyum. Gila lelaki ini mampu membuat Sulli lupa kakaknya sendiri.
“Heheeheehe Iya.. Choi Minho yang tinggi dan sedikit tampan bukan…?” jelas Sulli lagi.
“Sedikit tampan?…” tanya pria itu geli.
Sulli mengangguk cepat.
“Bagiku oppa tidak tampan bahkan kau lebih….” Sulli menggantungkan kata katanya. Dia hampir kelepasan.
“Aku lebih apa… ?”
“Ah ani… Oya siapa namamu?” tanya Sulli.
“Kim Jonghyun..”
“Maaf… Aku hanya ingin bertanya..” Sulli menoleh cepat, sadar bahwa itu bukan suara kakak laki lakinya.
“Oh maaf aku kira kau kakak ku..” ujar Sulli sedikit bersalah. Dan entah apa yang membuat Sulli tertegun. Lelaki didepannya membuatnya menggigit bibir. TAMPAN! Lelaki dihadapannya mungkin tidak terlalu tinggi, tapi terlihat sangat manly.
“Maaf nona?”
“Eh? Iya…” jawab Sulli tak karuan.
“boleh aku bertanya… ? ” tanya lelaki itu. Yah lelaki yang menggunakan kemeja biru itu.
“Tentu.. Tentu,,,”
“Kau tahu Choi Minho?” Tanya lelaki itu, Sulli berpikir terlebih dahulu. Choi Minho nama yang begitu familiar untuknya.
“Tunggu aku seperti kenal nama itu…” Ujar Sulli sambil berpikir. “Choi Minho… Choi Minho..”
“Tidak apa kalau kau tidak tahu.. Aku bisa bertanya pada orang lain kok.” Jelas Lelaki itu, setelah Sulli terus berdiam diri sambil berpikir.
Sulli menepuk dahinya.
“OMO! Choi Minho itu kakakku! Waaah aku lupa.”
Lelaki itu menatap sulli tidak percaya. Yah mana mungkin ada adik yang lupa nama kakanya sendiri.
“Kau serius?”
Sulli mengangguk sambil tersenyum. Gila lelaki ini mampu membuat Sulli lupa kakaknya sendiri.
“Heheeheehe Iya.. Choi Minho yang tinggi dan sedikit tampan bukan…?” jelas Sulli lagi.
“Sedikit tampan?…” tanya pria itu geli.
Sulli mengangguk cepat.
“Bagiku oppa tidak tampan bahkan kau lebih….” Sulli menggantungkan kata katanya. Dia hampir kelepasan.
“Aku lebih apa… ?”
“Ah ani… Oya siapa namamu?” tanya Sulli.
“Kim Jonghyun..”
******
Krystal membuka buku paket fisika
miliknya. Tapi pikirannya tidak fokus pada soal, tapi pada rencana Minho.
Apakah tidak keterlaluan… Ah! Krystal menutup buku paketnya, menghela nafas.
“maafkan aku Sulli.” gumam Krystal pelan.
“Krystaaaaaaaaaaaaaaaaaaaal!!!” Sulli muncul dari pintu kelas, berlari menghampiri bangku Krystal.
“ada apa…?” tanya Krystal tidak tertarik.
“Kau tahu! Ada murid baru? Dan dia sahabat Minho oppa dan dia TAMPAN!” Sulli begitu semangat menceritakan hal ini. Krystal bergidik entah karena apa.
“Oh? Hanya Oh? Tunggu sampai kau melihatnnya…” Ancam Sulli, Krystal tersenyum lemah tidak tertarik.
“Oh iya kau mau membolos hari ini?” Tanya Krystal pelan.
“Ani… Bukankah ada ulangan…? Jadi aku tidak akan bolos hari ini..”
“bagus! Kau harus berubah…” ujar Krystal memainkan rambut Sulli.
“tapi besok aku tidak janji yaaaa…” kata Sulli menggoda Krystal. Besok? Siapa yang tahu.
“maafkan aku Sulli.” gumam Krystal pelan.
“Krystaaaaaaaaaaaaaaaaaaaal!!!” Sulli muncul dari pintu kelas, berlari menghampiri bangku Krystal.
“ada apa…?” tanya Krystal tidak tertarik.
“Kau tahu! Ada murid baru? Dan dia sahabat Minho oppa dan dia TAMPAN!” Sulli begitu semangat menceritakan hal ini. Krystal bergidik entah karena apa.
“Oh? Hanya Oh? Tunggu sampai kau melihatnnya…” Ancam Sulli, Krystal tersenyum lemah tidak tertarik.
“Oh iya kau mau membolos hari ini?” Tanya Krystal pelan.
“Ani… Bukankah ada ulangan…? Jadi aku tidak akan bolos hari ini..”
“bagus! Kau harus berubah…” ujar Krystal memainkan rambut Sulli.
“tapi besok aku tidak janji yaaaa…” kata Sulli menggoda Krystal. Besok? Siapa yang tahu.
********
Minho memperbaiki tali sepatunya
yang sedikitt melonggar. Sampai seseorang memukul kepalanya keras.
“Ya!… Appo!” pekik Minho kesal. Menatap sosok dihadapannya. Sahabatnya Jonghyun. Jonghyun yang sudah menggunakan baju olahraga sekolahnya.
“Cepat sekali kau mendapat seragam?” tanya Minho aneh.
“Aku tidak tahu… Tapi yang jelas aku masuk koperasi dan wanita yang melayaniku langsung memberiku.” jawab Jonghyun santai. Memainkan bola basket di tangannya.
“aigooo~ kau tahu murid baru biasanya paling cepat mendapatkannya itu 1minggu dan Kau…” Minho menelan ludah.
“Mungkin aku spesial…” ujarnya santai. Yah Minho mengakui kalau Jonghyun spesial makanya ia meminta bantuan sahabatnya ini.
“Ya!… Appo!” pekik Minho kesal. Menatap sosok dihadapannya. Sahabatnya Jonghyun. Jonghyun yang sudah menggunakan baju olahraga sekolahnya.
“Cepat sekali kau mendapat seragam?” tanya Minho aneh.
“Aku tidak tahu… Tapi yang jelas aku masuk koperasi dan wanita yang melayaniku langsung memberiku.” jawab Jonghyun santai. Memainkan bola basket di tangannya.
“aigooo~ kau tahu murid baru biasanya paling cepat mendapatkannya itu 1minggu dan Kau…” Minho menelan ludah.
“Mungkin aku spesial…” ujarnya santai. Yah Minho mengakui kalau Jonghyun spesial makanya ia meminta bantuan sahabatnya ini.
********
“Eomma lapor! Choi sulli tidak bolos
hari ini.” pekik Sulli sambil berlari menuju dapur, membuat Eommanya tersenyum
senang.
“Itu anak Eomma.”
Sulli tersenyum kecil, dia sudah merencanakan tidak sekolah besok. Maaf eomma batin Sulli.
“Itu anak Eomma.”
Sulli tersenyum kecil, dia sudah merencanakan tidak sekolah besok. Maaf eomma batin Sulli.
******
krystal menekan tombol di ponselnya,
mencoba menghubungi Sulli. Tapi sedari tadi Sulli tidak mengangkat telpon dari
Krystal. Krystal berdecak. Mengetik sebuah pesan untuk Minho. Anehnya untuk Minho
bukan untuk Sulli.
******
Sulli melangkahkan kakinya terburu
buru. Berusaha lebih cepat dari Minho kakaknya. Hari ini dia punya acara
bersama Sunny unnie. Kakak kelasnya yang ahli berdandan. Entah apa yang membuat
Sulli malas sekolah. Padahal di sekolahnya Sulli cukup terkenal.
“Sulli ssi!” panggil seseorang,
Sulli menghentikan langkahnya, melihat sekeliling. mana mungkin ada yang
mengetahuinya sedang berusaha membolos. Toh dia sudah tidak di lingkungan rumah
dan Sekolahnya.
“hanya perasaanku saja…”ujar Sulli pelan.
“Sulli ssi?” lagi lagi seseorang menyentuh pundaknya. Aigooo batin Sulli.
“ah jonghyun sunbae…” ujar Sulli menggaruk kepalanya.
“Apa kau tersesat…? Ayo kitta berangkat bersama..” Sulli menelan ludah. Baiklah dia gagal tentang hari ini.
“Mianhae unnie” batin Sulli.
“hanya perasaanku saja…”ujar Sulli pelan.
“Sulli ssi?” lagi lagi seseorang menyentuh pundaknya. Aigooo batin Sulli.
“ah jonghyun sunbae…” ujar Sulli menggaruk kepalanya.
“Apa kau tersesat…? Ayo kitta berangkat bersama..” Sulli menelan ludah. Baiklah dia gagal tentang hari ini.
“Mianhae unnie” batin Sulli.
*****
Krystal menatap Sulli. Sedari tadi
Sulli terus mengerucutkan bibirnya.
“Aku rasa kau sakit atau… Lebih tepatnya bibirmu sakit?” goda Krystal. Sulli menatapnya galak membuat Krystal diam seketika.
“Aku rasa kau sakit atau… Lebih tepatnya bibirmu sakit?” goda Krystal. Sulli menatapnya galak membuat Krystal diam seketika.
Okay sedikit demi sedikit, Krystal
yakin bahwa ide Minho sangat bagus. Ah krystal menggeleng melihat kelakuan
sahabatnya.
******
Sudah seminggu dan Sulli tidak
membolos barang 1 hari pun. Dan itu karena Jonghyun. Yah Jonghyun selalu ada
disaat Sulli berpikir untuk membolos. Kadang Sulli berpikir apa Jonghyun
seorang peramal.
“Sulli… Mau pulang bareng?” tanya
Jonghyun tiba tiba. Sulli sedang berjalan bersama Krystal.
“Bagaimana denganku bodoh?” protes Minho yang ada di boncengan Jonghyun.
“Kau bisa jalan kaki kan?” tanya Jonghyun cuek pada Minho.
“Ah ani… Sunbae gomawo.”
“Bagaimana denganku bodoh?” protes Minho yang ada di boncengan Jonghyun.
“Kau bisa jalan kaki kan?” tanya Jonghyun cuek pada Minho.
“Ah ani… Sunbae gomawo.”
“Okay aku duluan yah…”ujar Jonghyun
tersenyum, senyuman yang membuat pipi Sulli bersemu merah. Okay Sulli
menyukainya!
“Jangan pulang terlambat sulli! Dan
Krystal anyeong…..” Ujar Minho dan sekarang motor Jonghyun dsudah tidak
terlihat.
krystal dan Sulli sama sama
menyentuh pipinya. Aigooo~ apa mereka sedang terkena virus yang sama? Siapa
yang tahu.
*******
“Sulli… kenapa tidak bolos? Bukannya
Mir akan tampil di konser hari ini?” Tanya Krystal. Yah Sulli semakin rajin saja
masuk sekolah.
“Ah iakah? Well,, aku lupa.” Sulli terus melihat keluar jendela. Melihat sekumpulan anak lelaki yang bermain Basket. Atau hanya fokus melihat jonghyun.
“hei! Apa yang kau lihat?” tanya Krystal.
“Jonghyun opp… Err… Maksudku Jonghyun sunbae.” Sulli tersenyum kecil, senyuman khasnya yang juga selalu mmbuat matanya terlihat seperti ikut tersenyum.
“Kau menyukainya… ? Kenapa?” Tanya Krystal berusaha terdengar seperti biasa. Takut membuat Sulli mengetahui sesuatu.
“Karena.. Dia menyukaiku… Maksudku dia selalu baik dan perhatian padaku heheheeh aku yakin dia menyukaiku.” ujar Sulli jujur. Dan ini salah satu Sulli berhenti membolos. Yah karena Jonghyun.
“Ah iakah? Well,, aku lupa.” Sulli terus melihat keluar jendela. Melihat sekumpulan anak lelaki yang bermain Basket. Atau hanya fokus melihat jonghyun.
“hei! Apa yang kau lihat?” tanya Krystal.
“Jonghyun opp… Err… Maksudku Jonghyun sunbae.” Sulli tersenyum kecil, senyuman khasnya yang juga selalu mmbuat matanya terlihat seperti ikut tersenyum.
“Kau menyukainya… ? Kenapa?” Tanya Krystal berusaha terdengar seperti biasa. Takut membuat Sulli mengetahui sesuatu.
“Karena.. Dia menyukaiku… Maksudku dia selalu baik dan perhatian padaku heheheeh aku yakin dia menyukaiku.” ujar Sulli jujur. Dan ini salah satu Sulli berhenti membolos. Yah karena Jonghyun.
*******
Krystal tidak pulang bersama Sulli dia ingin mengatakan sesuatu pada Minho. Dan Sulli tidak boleh tahu tentang itu. Krystal takut Sulli marah padanya karena masalah ini.
Krystal tidak pulang bersama Sulli dia ingin mengatakan sesuatu pada Minho. Dan Sulli tidak boleh tahu tentang itu. Krystal takut Sulli marah padanya karena masalah ini.
“Krystal kau belum pulang?” Minho
baru keluar dari ruang ganti sekolah. Yah seperti biasa habis berlatih bermain
basket.
“Ah… Aku ingin bicara Sunbae…” ujar Krystal.
“Err… Kalian pulang bareng?” tanya Jonghyun tiba tiba. Ia juga baru keluar dari ruang ganti.
“Ani… Hanya saja aku ingin bicara dengan Minho sunbae..” ujar Krystal mengelak, Jonghyun tersenyum menggoda.
“Ya! Kau duluan saja.. Aku akan pulang bersama Krystal.” jawab Minho tegas.
“Ah… Aku ingin bicara Sunbae…” ujar Krystal.
“Err… Kalian pulang bareng?” tanya Jonghyun tiba tiba. Ia juga baru keluar dari ruang ganti.
“Ani… Hanya saja aku ingin bicara dengan Minho sunbae..” ujar Krystal mengelak, Jonghyun tersenyum menggoda.
“Ya! Kau duluan saja.. Aku akan pulang bersama Krystal.” jawab Minho tegas.
****
“Ada apa Krystal?” tanya Minho saat
mereka sedang berjalan keluar gerbang sekolah.
“Sunbae… Aku yakin rencanamu baik tapi Sulli benar benar menyukai Jonghyun hyung..” jelas Krystal, Minho menghentikan langkahnya.
“Cheongmalyo?”tanya Minho kaget.
“Aku takut Sulli kecewa…”
“ah asal kita diam Sulli tidak akan tahu. Bukankah Sulli tidak pernah bolos lagi?”
Krystal mengangguk tapi masih jelas, kalau Krystal tidak yakin tentang ini. Minho menyentuh tangan Krystal, entah sengaja atau tidak. Membuat Krystal sedikit mengambil jarak.
Minho berjalan pelan bersama Krystal menuju halte bis.
“Krystal gomawoyo karena sangat memperhatikan sulli.”
“Sunbae… Aku yakin rencanamu baik tapi Sulli benar benar menyukai Jonghyun hyung..” jelas Krystal, Minho menghentikan langkahnya.
“Cheongmalyo?”tanya Minho kaget.
“Aku takut Sulli kecewa…”
“ah asal kita diam Sulli tidak akan tahu. Bukankah Sulli tidak pernah bolos lagi?”
Krystal mengangguk tapi masih jelas, kalau Krystal tidak yakin tentang ini. Minho menyentuh tangan Krystal, entah sengaja atau tidak. Membuat Krystal sedikit mengambil jarak.
Minho berjalan pelan bersama Krystal menuju halte bis.
“Krystal gomawoyo karena sangat memperhatikan sulli.”
******
Sulli menunggu Krystal, hari ini
harii Minggu. Mereka berjanji akan jalan bersama. Dan sulli sangat menantikan
itu. Sudah lama dia tidak bermain. Karena dia sudah tidak pernah membolos lagi.
“Ya! Krystal lama sekali… Kau tahu
aku menunggumukan?” kesal Sulli di ujung telepon. Yang ditelepon terkekeh
sambil meminta meminta maaf.
“baik aku tunggu 15menit lagi.. Aku malu berdiri sendiri didepan pintu masuk mall tahu… Ne arracho.” ujar Sulli lagi.
“baik aku tunggu 15menit lagi.. Aku malu berdiri sendiri didepan pintu masuk mall tahu… Ne arracho.” ujar Sulli lagi.
Sulli melihat sekelilingnya, dan
eentah kebetulan atau apa dia melihat Jonghyun sedang berjalan bersama….
Seorang gadis… Sulli menyipitkan matanya penasaran. Ada rasa tegang didadanya.
Apa jonghyun sunbae sudah punya kekasih? Tampa sadar sulli mengikuti langkah
jonghyun yang asyik merangkul yeoja disampingnya.
“Kau tidak bilang sudah punya
pacar…?” ujar gadis disamping
“noona dia bukan pacarku aku hanya membantu temanku agar adiknya tidak bolos pelajaran dan sekolah hanya itu…”
“kau bohong pada noona.”
“Aku tidak bohong noona, aku hanya menolong dan tidak menyukainya.”
“noona dia bukan pacarku aku hanya membantu temanku agar adiknya tidak bolos pelajaran dan sekolah hanya itu…”
“kau bohong pada noona.”
“Aku tidak bohong noona, aku hanya menolong dan tidak menyukainya.”
DEG
Sulli menekan dadanya. Jahat. Minho
oppa jahat, Jonghyun sunbae jahat. Bagaimana bisa mereka melakukan ini. Sulli
menellan ludah ia benar benar kecewa. Ia kira Jonghyun benar benar
menyukainnya. sulli menangis, bagaimanapun sulli masih seorang gadis. Dan ini
pertama kalinya dia patah hati.
*********
“Sulli buka pintu! Kenapa sih kau
ini ?”tanya Minho sambil menggedor pintu kamar Sulli. Sedaritadi Sulli mengunci
kamarnya dan dia tidak turun saat jam makan malam.
“Sulli! Keluar! Kau kenapa?” sentak
Minho. Terlalu kesal karena perkataannya diabaikan oleh Sulli.
Pintu kamar Sulli terbuka, Minho
menghela nafas senang.
“Hey! Kau kenapa say…” Belum sampai Minho menyelesaikan perkataannya, Sulli sudah mendorongnya.
“Sulli ya!” pekik Minho.
“MWO? MWO!”sentak Sulli.
“ada apa sih denganmu?”tanya Minho.
“Kau mempermainkan aku. Ini tidak lucu! Aku pikir Jonghyun sunbae benar benar menyukaiku… Tapi itu hanya pikiran kotormu! Aku benar benar benci padamu BENCI BENCI!” sulli terisak ia kembali masuk kekamarnya dan membanting pintu.
“Hey! Kau kenapa say…” Belum sampai Minho menyelesaikan perkataannya, Sulli sudah mendorongnya.
“Sulli ya!” pekik Minho.
“MWO? MWO!”sentak Sulli.
“ada apa sih denganmu?”tanya Minho.
“Kau mempermainkan aku. Ini tidak lucu! Aku pikir Jonghyun sunbae benar benar menyukaiku… Tapi itu hanya pikiran kotormu! Aku benar benar benci padamu BENCI BENCI!” sulli terisak ia kembali masuk kekamarnya dan membanting pintu.
Minho menelan ludah, dia benar benar
tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Dia marah pada diri sendiri karena
membuat adiknya menyesal.
“Minho? Kenapa kau dan adikmu?”
tanya Eomma tiba tiba.
“Ah ani..” bohong Minho.
“Ah ani..” bohong Minho.
Minho menekan ponselnya cepat.
Mencoba menghubungi Krystal. Menunggu nada sambungnya dan.. Terhubung.
“….”
“Krystal ssi Sulli sudah tahu.”
“…… …..”
“Krystal ssi Sulli sudah tahu.”
“…… …..”
********
Krystal terlihat bingung. Ia takut
Sulli tidak masuk lagi. Dan kembali pada kebiasaan lamanya.
“Sulli” pekik krystal. Sulli
berjalan kehadapan Krystal, matanya bengkak.
“Gweunchanayo? Kenapa kau batalkan janji yang kemarin?” tanya Krystal berpura pura tidak tahu.
“Gweunchanayo? Kenapa kau batalkan janji yang kemarin?” tanya Krystal berpura pura tidak tahu.
“Ani… Hiks ani…” sulli terisak di
pelukan Krystal. Krystal berusaha menenangkan Sulli. Dia juga merasa bersalah
karena setuju pada rencana Minho. “Mianhae sulli ya.” gumam Krystal tak
terdengar.
******
Jonghyun asik bermain basket
dilapangan sekolah, dan Minho menghampirinya dengan wajah lelah.
“waeyo?”tanya Jonghyun.
“Sulli sudah tahu dan dia kesal padaku. Dirumah dia tidak bicara sama sekali.”
Jonghyunterlihat kaget, ia berhenti bermain. Dan fokus pada Minho.
“dan sekarang apa dia membolos… ?” tanya Jonghyun khawatir.
“Ani… Tapi matanya bengkak karena menangis. Dia benar benar menyukaimu bodoh.” ujar Minho dan memukul kepalanya sendiri saking kesalnya.
“Aigooo ya jinjja? Kasian sekali dia… Biar aku menghiburnya.”
“Shireoyo! Kalau kau tidak menyukainya jangan menghiburnya… Jangan membuatnya berharap.” jonghyun terdiam, ia dia masih tidak tahu perasaan macam apa yang ia simpan Sulli. Hanya temankah? Atau hanya karena rencana Minho. Jonghyun menghela nafas.
“waeyo?”tanya Jonghyun.
“Sulli sudah tahu dan dia kesal padaku. Dirumah dia tidak bicara sama sekali.”
Jonghyunterlihat kaget, ia berhenti bermain. Dan fokus pada Minho.
“dan sekarang apa dia membolos… ?” tanya Jonghyun khawatir.
“Ani… Tapi matanya bengkak karena menangis. Dia benar benar menyukaimu bodoh.” ujar Minho dan memukul kepalanya sendiri saking kesalnya.
“Aigooo ya jinjja? Kasian sekali dia… Biar aku menghiburnya.”
“Shireoyo! Kalau kau tidak menyukainya jangan menghiburnya… Jangan membuatnya berharap.” jonghyun terdiam, ia dia masih tidak tahu perasaan macam apa yang ia simpan Sulli. Hanya temankah? Atau hanya karena rencana Minho. Jonghyun menghela nafas.
*****
Sulli merapikan lokernya ditemani
Krystal. Seseorang melewatinya. Jonghyun. Jonghyun tersenyum pada Sulli. Tapi
Sulli membuang muka dengan cepat. Ia masih sangat kalut karena permainan
kakaknya Minho. Sulli menarik Krystal menjauh dari Jonghyun.
*******
Jonghyun melemparkan tubuhnya di
kasur empuk miliknya. Bodoh? Kenapa Sulli bisa tahu rencana Minho, batinnya. Ia
benar benar tidak ingin Sulli menjauhinya. Dia benar benar ingin Sulli seperti
hari hari biasa tersenyum manis padanya.
Ah! Jonghyunn pusing dengan
perasaannya sendiri. Terlalu pusing dengan pikirannya.
******
Minho menatap Krystal yang sedang
berbicara pada Sulli. Yah Krystal sedang bermain bersama Sulli. Minho masih
merasa bersalah karena kejadian ini. Dan Krystal juga sedikit menjauh darinya.
Ah apa lagi.
“Krystal-ssi perlu aku antar?” tanya
Minho. Krystal sudah berpamitan dan Sulli sudah masuk kamarnya lagi karena
Minho menghampiri krystal.
“ah tidak usah sunbae.”
“ini sudah hampir malam. Biar aku antar.”
“baiklah…”
“ah tidak usah sunbae.”
“ini sudah hampir malam. Biar aku antar.”
“baiklah…”
*******
Minho mengantarkan Krystal dengan sepeda
motor. Sesampainya didepan rumah Krystal.
“Gamsahamnida sunbaenim” Krystal siap masuk kerumahnya.
“Krystal-ssi…”
“eh? waeyo?” tanya Krystal berhenti dan kembali menoleh.
“Jangan jauhi aku… Sulli menjauhiku dan aku tidak ingin kau menjauhiku krystal.”
“Gamsahamnida sunbaenim” Krystal siap masuk kerumahnya.
“Krystal-ssi…”
“eh? waeyo?” tanya Krystal berhenti dan kembali menoleh.
“Jangan jauhi aku… Sulli menjauhiku dan aku tidak ingin kau menjauhiku krystal.”
********
sulli melirik ke arloji yang ia
kenakan di tangan kirinya. Sudah jam 8 dan Krystal belum datang ke sekolah ada
apa ini? tidak biasanya Krystal seperti ini. Sulli malas belajar pelajaran
kewarganegaraan tampa Krystal. dengan perlahan Sulli keluar dari kelas tampa
sepengetahuan ketua kelasnya. berjalan menuju kantin tidak peduli dengan
beberapa teman sekelas yang memelototinya. Sulli berjalan menuju kantin dan
secara tidak langsung melewati kelas kakaknya dan pasti KELAS JONGHYUN! Sulli
menghela nafas. Berharap tidak ada Jonghyun yang melihatnya. Dengan sedikit
berlari ia melewati kelas kakak lelakinya itu, sedikit melirik sekilas tidak
ada Minho, apa mungkin kakakya itu membolos? Hal yang sangat jarang ia Minho
lakukan.
“SULLI!” panggil seseorang Sulli
menelan ludah menoleh ke arah suara itu. Hanya Jonghyun yang tersenyum. Sulli
menatap Jonghyun tidak tertarik.
“Mau Kemana?” tanya Jonghyun.
“bukan urusanmu.”
“SUlli-ssi…”
“wae?”
“kau tahu Minho kenapa tidak masuk?”
tanya Jonghyun, sedikit menghambat Sulli untuk pergi.
“bukan urusanku.” Sulli kembali
berbalik dan berjalan menuju kantin.
“chankaman…”
“wae?” ketus Sulli.
“Minho dan Krystal sedang date.”
“Mwo!!” pekik Sulli, cukup kencang.
membuat Victoria seosangnim keluar kelas.
********
Sulli berdiri di tengah lapangan
bersama Jonghyun. Mengerucutkan bibirnya kesal. Jonghyun malah tersenyum
seperti orang gila, bukan Jonghyun tidak gila dia hanya terlalu senang. Senang
karena bisa di hukum bersama Sulli.
“Apa begitu panas?” tanya Jonghyun.
“kau tidak punya mata huh?” ketus
Sulli.
“aigoo~ kenapa kau jadi galak
begini?”
“Jangan banyak bicara.” ketus Sulli lagi.
“Jangan banyak bicara.” ketus Sulli lagi.
“kau ini… maafkan oppa sulli, jebal
PLEASE.” mohon Jonghyun.
“Apa yang harus dimaafkan ?”
“jangan pura pura aku tahu, kau
kecewa karena aku tidak….”
“DIAM SUNBAE!” sentak Sulli. Sulli
ingin melempar sesuatu karena masalah itu. Dia terlalu kesal, ini pertama
kalinya dia jatuh cinta tapi gagal seperti ini. Dan jujur Sulli masih suka
Jonghyun.
“Sulli…. sulli…” panggil Jonghyun.
Sulli diam tidak tertarik tetapi dalam hati Sulli. Sulli sangat tegang.
“Pada dasarnya sekarang semua
berubah.” ujar Jonghyun tiba tiba.
“eoh?”
“aku menyukaimu Sulli, karena
terlalu sering melihatmu, terlalu sering menghabiskan waktu denganmu..”
“Sunbae tolong jangan….” kata kata Sulli
terputus begitu telunjuk Jonghyun menyentuh bibirnya. Bersemu merah sekarang
waktu istirahat dan banyak siswa sii yang melihat mereka.
“Aku menyukaimu. cheongmal ini
bukanperintah Minho.”
Pipi Sulli bersemu merah sedikit
menunduk.
“Mari mulai dari awal!” ujar
Jonghyun ceria.
“Anyeong Kim Jonghyun imnida” ujar
Jonghyun membungkuk sedikit.
“wooooooooooooooooooooooooooo”
terdengar suara gemuruh dari sisa siswi yang melihat mereka. Jonghyun
memberikan tangannya untuk berjabat dengan Sulli. Sulli masih diam.
“EUM… anyeong Choi Sulli imnida.
bangapseumnida!” balas Sulli akhirnya dengan senyuman khasnya. tidak ada
perasaan kesal dihatinya lagi. Dia senang karena Jonghyun juga menyukainya.
FIN~
That Girl

That Girl
Author : Fai 성 Minra
Main cast :
• Taemin SHINee as Lee Taemin
• YOU as Yoon _____ (feel free to replace your name here)
Genre :romance family, fluff (kayaknya-____-)
Rating : G
Length : drabble (1503 words)
Backsound : Love Love Love – After School (maybe)
Disclaimer : only own the plot. Terinspirasi dari komik, ada yang tau komik apa?
N.B. : FF cacatkayak authornya… Tapi bagi yang udah
liat wajib baca dan komen~!
Main cast :
• Taemin SHINee as Lee Taemin
• YOU as Yoon _____ (feel free to replace your name here)
Genre :
Rating : G
Length : drabble (1503 words)
Backsound : Love Love Love – After School (maybe)
Disclaimer : only own the plot. Terinspirasi dari komik, ada yang tau komik apa?
N.B. : FF cacat
IF YOU A PLAGIATOR OR SILENT READERS, BACK OFF!
I HATE PLAGIATOR AND SILENT READERS!
I HATE PLAGIATOR AND SILENT READERS!
(Taemin P.O.V.)
Terdengar suara dentingan piano dari jauh sana. Suaranya indah sekali, tapi siapa yang memainkannya? Siapa yang bermain piano disekitar danau ini? Lagi-lagi suara piano itu terdengar. Aku semakin penasaran siapa yang memainkan piano tersebut. Akhirnya aku berjalan melewati pohon-pohon yang ada disekitar danau, lalu kulihat diseberang danau – tapi tidak terlalu jauh ada sebuah piano putih yang sedang dimainkan oleh seorang yeoja berambut panjang.

Hey, siapa dia? Baru kali ini aku melihatnya. Aku tidak bisa melihat wajahnya. Tapi aku berfirasat bahwa yeoja itu berparas anggun dan elegan. Bisa dilihat dari caranya berpakaian dan memainkan piano.
Setelah beberapa lama aku memperhatikannya, dia sepertinya menengok kesini. Oh no, aku harus segera sembunyi! Aku langsung bersembunyi dibalik pohon dan agak mengintip sedikit.
Setelah merasa situasi aman – maksudku yeoja itu tidak melihat kearahku bersembunyi, aku beranjak dari tempat persembunyianku dan masih memperhatikan yeoja itu.
“Hey, Taemin… Apa yang kau lakukan disini?” tiba-tiba seorang namja mengejutkanku dengan cara menyentuh pundakku. Ternyata Jinki hyung. Huh, untung saja orang ini tidak membuatku mati karena kaget.
“Hyung, kau mengagetkanku tau!” seruku tapi setengah berbisik.
“Apa yang kau lihat?” tanyanya seraya melihat kesebrang danau.
“Ah, sudah-sudah. Kita kembali saja,” kataku lalu meninggalkan Jinki hyung sendiri ditepi danau.
Terdengar suara dentingan piano dari jauh sana. Suaranya indah sekali, tapi siapa yang memainkannya? Siapa yang bermain piano disekitar danau ini? Lagi-lagi suara piano itu terdengar. Aku semakin penasaran siapa yang memainkan piano tersebut. Akhirnya aku berjalan melewati pohon-pohon yang ada disekitar danau, lalu kulihat diseberang danau – tapi tidak terlalu jauh ada sebuah piano putih yang sedang dimainkan oleh seorang yeoja berambut panjang.

Hey, siapa dia? Baru kali ini aku melihatnya. Aku tidak bisa melihat wajahnya. Tapi aku berfirasat bahwa yeoja itu berparas anggun dan elegan. Bisa dilihat dari caranya berpakaian dan memainkan piano.
Setelah beberapa lama aku memperhatikannya, dia sepertinya menengok kesini. Oh no, aku harus segera sembunyi! Aku langsung bersembunyi dibalik pohon dan agak mengintip sedikit.
Setelah merasa situasi aman – maksudku yeoja itu tidak melihat kearahku bersembunyi, aku beranjak dari tempat persembunyianku dan masih memperhatikan yeoja itu.
“Hey, Taemin… Apa yang kau lakukan disini?” tiba-tiba seorang namja mengejutkanku dengan cara menyentuh pundakku. Ternyata Jinki hyung. Huh, untung saja orang ini tidak membuatku mati karena kaget.
“Hyung, kau mengagetkanku tau!” seruku tapi setengah berbisik.
“Apa yang kau lihat?” tanyanya seraya melihat kesebrang danau.
“Ah, sudah-sudah. Kita kembali saja,” kataku lalu meninggalkan Jinki hyung sendiri ditepi danau.
+++
Hari ini – tepatnya sore ini, aku
melakukan kebiasaanku lagi – berjalan-jalan disekitar danau. Dan lagi-lagi
suara piano itu terdengar. Hey, kenapa aku baru menyadarinya sekarang ya?
Maksudnya menyadari bahwa ada yang selalu bermain piano disekitar sini. Hm,
atau mungkin yeoja itu memang sudah dari dulu bermain piano disekitar danau ini
tapi aku saja yang tidak tau? Kalau iya, sebodoh apakah aku ini sampai-sampai
itu saja tidak kusadari.
Aku mendengar lagi suara dentingan lembut piano. Aku jadi ingin tau. Kebetulan sih aku membawa teropong. Dan mungkin aku bisa mendekat dengan menaiki sebuah kano. Ya, kebetulan sekali. Didepanku sekarang ada sebuah kano kecil.

“Taem, kau mau kemana?” tanya Jinki hyung. Huft, orang ini mengganggu saja.
“Sudahlah, aku mau mencari udara sebentar saja,” dustaku sambil menaiki kano tadi dan mulai mendayung. Aku harus bisa mendekat dan melihat yeoja itu. Ah, tapi kenapa aku jadi seperti ini ya hanya karena yeoja itu?
Sekarang aku ada ditengah-tengah danau dan akhirnya aku berhenti. Aku mengangkat teropong milikku, dan aku ingin melihat yeoja tersebut menggunakan teropong ini. Ah ya… Sesuai perkataanku, dia punya image yang anggun dan elegan.
Tiba-tiba yeoja itu menengok kearahku, dan aku langsung memalingkan wajah – berpura-pura tidak memerhatikannya dari sini. Mataku sedikit melirik kearahnya, dan untung saja dia tidak curiga denganku.
Hh, lebih baik sekarang aku kembali – sebelum yeoja itu tau bahwa aku daritadi memperhatikannya.
Aku mendengar lagi suara dentingan lembut piano. Aku jadi ingin tau. Kebetulan sih aku membawa teropong. Dan mungkin aku bisa mendekat dengan menaiki sebuah kano. Ya, kebetulan sekali. Didepanku sekarang ada sebuah kano kecil.

“Taem, kau mau kemana?” tanya Jinki hyung. Huft, orang ini mengganggu saja.
“Sudahlah, aku mau mencari udara sebentar saja,” dustaku sambil menaiki kano tadi dan mulai mendayung. Aku harus bisa mendekat dan melihat yeoja itu. Ah, tapi kenapa aku jadi seperti ini ya hanya karena yeoja itu?
Sekarang aku ada ditengah-tengah danau dan akhirnya aku berhenti. Aku mengangkat teropong milikku, dan aku ingin melihat yeoja tersebut menggunakan teropong ini. Ah ya… Sesuai perkataanku, dia punya image yang anggun dan elegan.
Tiba-tiba yeoja itu menengok kearahku, dan aku langsung memalingkan wajah – berpura-pura tidak memerhatikannya dari sini. Mataku sedikit melirik kearahnya, dan untung saja dia tidak curiga denganku.
Hh, lebih baik sekarang aku kembali – sebelum yeoja itu tau bahwa aku daritadi memperhatikannya.
+++
“Taemin, sekarang kau jadi keluar
rumah terus, dan kau juga jadi sering berjalan-jalan disekitar danau. Apa yang
kau lakukan?” tanya Jinki hyung penasaran. Aku menatap Jinki hyung dan tertawa
kecil.
“Tidak, tidak apa-apa. Aku lebih suka menghabiskan waktuku disana daripada berdiam diri dirumah,” jawabku.
“Ya, tapi…”
‘Sudahlah, hyung. Aku mau keluar dulu ya,” kataku lalu berjalan keluar rumah. Sekarang dia pasti mengoceh sendiri didalam.
Hh, sudah 4 hari berlalu, tapi aku masih belum mengetahui siapa yeoja itu. Bagaimana caranya untuk mengajaknya berkenalan? Harusnya aku meminta bantuan pada Jinki hyung bagaimana cara untuk mengajak seorang yeoja berkenalan. Tapi jika aku bertanya pada Jinki hyung, dia pasti akan menertawaiku. Dia pasti akan bilang aku tidak gentle hanya gara-gara tidak tau bagaimana caranya mengajak seorang yeoja berkenalan.
“Tidak, tidak apa-apa. Aku lebih suka menghabiskan waktuku disana daripada berdiam diri dirumah,” jawabku.
“Ya, tapi…”
‘Sudahlah, hyung. Aku mau keluar dulu ya,” kataku lalu berjalan keluar rumah. Sekarang dia pasti mengoceh sendiri didalam.
Hh, sudah 4 hari berlalu, tapi aku masih belum mengetahui siapa yeoja itu. Bagaimana caranya untuk mengajaknya berkenalan? Harusnya aku meminta bantuan pada Jinki hyung bagaimana cara untuk mengajak seorang yeoja berkenalan. Tapi jika aku bertanya pada Jinki hyung, dia pasti akan menertawaiku. Dia pasti akan bilang aku tidak gentle hanya gara-gara tidak tau bagaimana caranya mengajak seorang yeoja berkenalan.
+++
Sudah sore, dan aku masih duduk
ditepi danau mendengarkan yeoja itu bermain piano. Tiba-tiba aku berdiri begitu
saja tanpa kusadari. Saraf tidak sadarku sedang beraktivitas, dan kakiku
membawaku berjalan menaiki kano dan dengan kano ini aku mendekat kearah yeoja
yang selama ini aku perhatikan.
Yeoja itu tiba-tiba berdiri. Kukira dia akan memanggilku, tapi dia malah pergi meninggalkan pianonya. Aku segera menepikan kano ini dan berjalan mendekati piano milik yeoja tersebut. Aku memegang piano itu, dan menekan satu tuts piano tersebut. Hm, piano ini memang mengeluarkan suara yang lembut.
“Selama ini aku sudah mengira bahwa kau terus memperhatikanku.”
Aku terkejut, dan melihat yeoja yang selama ini aku perhatikan kini berdiri dibelakangku. Aku menggaruk leher belakangku, dan tersenyum kecil.
“Jadi, selama ini kau mengetahuinya ya…,” kataku lesu. Dia tertawa kecil.
“Mana mungkin aku tidak mengetahuinya. Setiap kali aku duduk disini, kau selalu duduk ditepi sana,” katanya sambil menunjuk keseberang danau – tempat aku selalu memperhatikannya.
“Aku menyukai permainan pianomu,” kataku tiba-tiba.
“Thanks,” katanya sambil tersenyum. Aku hanya membalas senyumannya. Oh ya, kenapa aku tidak sekalian memperkenalkan diri?
“Oh ya, namaku Lee Taemin, panggil Taemin saja. Kau?” ujarku sambil tersenyum.
“_____. Yoon _____,” katanya membalas senyumanku.
Yeoja itu tiba-tiba berdiri. Kukira dia akan memanggilku, tapi dia malah pergi meninggalkan pianonya. Aku segera menepikan kano ini dan berjalan mendekati piano milik yeoja tersebut. Aku memegang piano itu, dan menekan satu tuts piano tersebut. Hm, piano ini memang mengeluarkan suara yang lembut.
“Selama ini aku sudah mengira bahwa kau terus memperhatikanku.”
Aku terkejut, dan melihat yeoja yang selama ini aku perhatikan kini berdiri dibelakangku. Aku menggaruk leher belakangku, dan tersenyum kecil.
“Jadi, selama ini kau mengetahuinya ya…,” kataku lesu. Dia tertawa kecil.
“Mana mungkin aku tidak mengetahuinya. Setiap kali aku duduk disini, kau selalu duduk ditepi sana,” katanya sambil menunjuk keseberang danau – tempat aku selalu memperhatikannya.
“Aku menyukai permainan pianomu,” kataku tiba-tiba.
“Thanks,” katanya sambil tersenyum. Aku hanya membalas senyumannya. Oh ya, kenapa aku tidak sekalian memperkenalkan diri?
“Oh ya, namaku Lee Taemin, panggil Taemin saja. Kau?” ujarku sambil tersenyum.
“_____. Yoon _____,” katanya membalas senyumanku.
+++
Hey, tumben sekali hari ini aku
tidak mendengar suara dentingan piano. Kemana _____? Tumben hari ini dia tidak
memainkan pianonya. Atau dia sekarang sedang tidak ada dirumah?
Dia juga tidak ada ditempat dia sering bermain piano. Bahkan pianonya juga tidak ada ditempat biasa. Eh? Ada apa ya? Aku menggaruk telinga belakangku sendiri karena bingung.
“Orang yang kau cari sudah pindah kemarin,” tiba-tiba seorang ahjumma mendekatiku. Eh? Maksudnya dia _____ sudah pindah?
“Maksud ahjumma _____?” tanyaku tidak yakin.
“Ya, kemarin _____ dan keluarganya pindah keluar negri,” jawabnya. Hah? Jadi dia sudah pindah? Kenapa tidak memberitahuku?
“Oh, sudah pindah ya? Gamsahamnida ahjumma,” kataku sambil membungkuk lalu meninggalkan ahjumma itu dan aku langsung pulang saja. Kenapa _____ tidak bilang padaku kalau dia sudah pindah?
Dia juga tidak ada ditempat dia sering bermain piano. Bahkan pianonya juga tidak ada ditempat biasa. Eh? Ada apa ya? Aku menggaruk telinga belakangku sendiri karena bingung.
“Orang yang kau cari sudah pindah kemarin,” tiba-tiba seorang ahjumma mendekatiku. Eh? Maksudnya dia _____ sudah pindah?
“Maksud ahjumma _____?” tanyaku tidak yakin.
“Ya, kemarin _____ dan keluarganya pindah keluar negri,” jawabnya. Hah? Jadi dia sudah pindah? Kenapa tidak memberitahuku?
“Oh, sudah pindah ya? Gamsahamnida ahjumma,” kataku sambil membungkuk lalu meninggalkan ahjumma itu dan aku langsung pulang saja. Kenapa _____ tidak bilang padaku kalau dia sudah pindah?
+++
Tiga tahun berlalu, dan belum ada
kabar dari _____. Hh, sudah tiga tahun pula setiap sore aku hanya duduk-duduk
ditepi danau ini. Bosan? Tidak juga sih.
“Taemin, sedang apa kau disini?” tanya Jinki hyung seraya duduk disebelahku.
“Ah, tidak… Aku hanya melihat-lihat,” dustaku. Aku melirik Onew hyung yang sekarang sedang menatapku. Hey, kenapa dia ini?
“Tidak usah bohong, Taem,” kata Jinki hyung.
“Eerrr…,” gumamku seraya menggaruk leher belakangku. “Tidak, aku hanya ingin mendengar sebuah lantunan piano.”
“Piano? Oh, jadi yeoja itu ya?” tanya Jinki hyung. Eh? Jinki hyung tau?
“Kau tau, hyung?” tanyaku.
“Haha, tidak mungkin aku tidak tau. Tiga tahun belakangan aku selalu memperhatikanmu dan kau selalu kesini untuk mendengarkan yeoja itu bermain piano kan?” tanya Jinki hyung.
“Eh? Iya… Tepat sasaran,” kataku seraya menerawang keatas.
“Lebih baik kau dengarkan hyung bermain piano saja,” kata Jinki hyung lagi.
“Eh? TIDAK!” jeritku seraya berlari meninggalkan Jinki hyung sendirian. Setauku, Jinki hyung itu paling payah bermain piano. Permainannya sangat kasar, dan bisa membuat orang yang mendengarnya sakit parah – mulai dari gagal ginjal, jantungan, kanker otak, gendang telinga pecah, gangguan jiwa, saraf putus, autisme dan hamil diluar nikah -_________-
“Taemin, sedang apa kau disini?” tanya Jinki hyung seraya duduk disebelahku.
“Ah, tidak… Aku hanya melihat-lihat,” dustaku. Aku melirik Onew hyung yang sekarang sedang menatapku. Hey, kenapa dia ini?
“Tidak usah bohong, Taem,” kata Jinki hyung.
“Eerrr…,” gumamku seraya menggaruk leher belakangku. “Tidak, aku hanya ingin mendengar sebuah lantunan piano.”
“Piano? Oh, jadi yeoja itu ya?” tanya Jinki hyung. Eh? Jinki hyung tau?
“Kau tau, hyung?” tanyaku.
“Haha, tidak mungkin aku tidak tau. Tiga tahun belakangan aku selalu memperhatikanmu dan kau selalu kesini untuk mendengarkan yeoja itu bermain piano kan?” tanya Jinki hyung.
“Eh? Iya… Tepat sasaran,” kataku seraya menerawang keatas.
“Lebih baik kau dengarkan hyung bermain piano saja,” kata Jinki hyung lagi.
“Eh? TIDAK!” jeritku seraya berlari meninggalkan Jinki hyung sendirian. Setauku, Jinki hyung itu paling payah bermain piano. Permainannya sangat kasar, dan bisa membuat orang yang mendengarnya sakit parah – mulai dari gagal ginjal, jantungan, kanker otak, gendang telinga pecah, gangguan jiwa, saraf putus, autisme dan hamil diluar nikah -_________-
+++
Jinki hyung mengajakku kesebuah
gedung, menghadiri suatu acara – semacam pesta atau apalah itu namanya aku
tidak tau. Toh bukan urusanku kok.
“Hyung, aku keluar ya. Aku tidak mengerti acara apa ini,” izinku.
“Ya, tapi jangan pernah kau mencoba-coba untuk pulang kerumah, atau kau akan merasakan akibatnya!” serunya.
“Apa? Bagaimana kalau aku bilang ‘aku ingin 5 porsi ayam goreng’?” ujarku dan berlalu saja – keluar dari gedung dan duduk didepan gedung. Si pecinta ayam itu… Untuk apa dia mengajakku ketempat seperti ini?
Eh? Ternyata disebelahku ini ada seorang yeoja. Siapa ya? Kelihatannya dia sedang merenung. Tapi pandangan matanya keatas – kelangit malam ini.
“Ehm,” aku mencoba untuk menyapanya. Ternyata dia sadar bahwa aku menyapanya. Yeoja itu hanya tersenyum kecut padaku.
“Apa masalahmu?” tanyaku sambil bersender pada dinding dan menatap langit malam.
“Eh… Tidak… Hanya saja, aku merasa bersalah,” katanya. Aku melihatnya menunduk, dan sepertinya dia memainkan tangannya.
“Bersalah…?” tanyaku lagi. Dia mengangkat wajahnya. Hey! Kenapa rasanya aku pernah melihat wajahnya ya?
“Ya, pokoknya begitulah. Sudah tiga tahun belakangan aku tidak bermain piano semenjak aku ikut dengan orang tuaku keluar negri. Aku juga tidak berpamitan terlebih dahulu dengan seorang namja yang selalu menemaniku saat aku sedang bermain piano. Kejam bukan?” katanya lalu menatapku. Ternyata…
“Hey, sepertinya…,” ujarnya terputus. Aku tersenyum padanya. Tidak salah lagi, pasti dia yeoja yang waktu itu. Sebaiknya aku memperkenalkan diriku – lagi. “Yup, Lee Taemin imnida.” Yeoja itu membalas senyumanku, dan aku langsung saja memeluknya. “Yoon _____ imnida.”
“Hyung, aku keluar ya. Aku tidak mengerti acara apa ini,” izinku.
“Ya, tapi jangan pernah kau mencoba-coba untuk pulang kerumah, atau kau akan merasakan akibatnya!” serunya.
“Apa? Bagaimana kalau aku bilang ‘aku ingin 5 porsi ayam goreng’?” ujarku dan berlalu saja – keluar dari gedung dan duduk didepan gedung. Si pecinta ayam itu… Untuk apa dia mengajakku ketempat seperti ini?
Eh? Ternyata disebelahku ini ada seorang yeoja. Siapa ya? Kelihatannya dia sedang merenung. Tapi pandangan matanya keatas – kelangit malam ini.
“Ehm,” aku mencoba untuk menyapanya. Ternyata dia sadar bahwa aku menyapanya. Yeoja itu hanya tersenyum kecut padaku.
“Apa masalahmu?” tanyaku sambil bersender pada dinding dan menatap langit malam.
“Eh… Tidak… Hanya saja, aku merasa bersalah,” katanya. Aku melihatnya menunduk, dan sepertinya dia memainkan tangannya.
“Bersalah…?” tanyaku lagi. Dia mengangkat wajahnya. Hey! Kenapa rasanya aku pernah melihat wajahnya ya?
“Ya, pokoknya begitulah. Sudah tiga tahun belakangan aku tidak bermain piano semenjak aku ikut dengan orang tuaku keluar negri. Aku juga tidak berpamitan terlebih dahulu dengan seorang namja yang selalu menemaniku saat aku sedang bermain piano. Kejam bukan?” katanya lalu menatapku. Ternyata…
“Hey, sepertinya…,” ujarnya terputus. Aku tersenyum padanya. Tidak salah lagi, pasti dia yeoja yang waktu itu. Sebaiknya aku memperkenalkan diriku – lagi. “Yup, Lee Taemin imnida.” Yeoja itu membalas senyumanku, dan aku langsung saja memeluknya. “Yoon _____ imnida.”
_-_END_-_
Be
My Love

Be My Love
Author : Fai 신이 Kevin (Fai)
Cast :
• Lee Taemin (SHINee)
• YOU / readers
Genre : romance? friendship?
Rating : G
Length : ficlet (1473 words)
Disclaimer : only own the plot. Terinspirasi dari note-nya temen saya di facebook yang awalnya pake bahasa Inggris.
Backsound song :
• Romantic – SHINee
• Please Be Mine – Jonas Brothers
• Tears – SNSD
N.B. : all belong to Taemin’s POV.
Hmm—remaja yang sedang dilema cinta(?) jadi FFnya kayak begini. Hahaha. Yuuk yuuukkk happy reading yah para good readers =)
Cast :
• Lee Taemin (SHINee)
• YOU / readers
Genre : romance? friendship?
Rating : G
Length : ficlet (1473 words)
Disclaimer : only own the plot. Terinspirasi dari note-nya temen saya di facebook yang awalnya pake bahasa Inggris.
Backsound song :
• Romantic – SHINee
• Please Be Mine – Jonas Brothers
• Tears – SNSD
N.B. : all belong to Taemin’s POV.
Hmm—remaja yang sedang dilema cinta(?) jadi FFnya kayak begini. Hahaha. Yuuk yuuukkk happy reading yah para good readers =)
Don’t be a plagiator and silent readers, please…
~~~~~~~~~~
I want to tell her that I love her..
I love her, but I was shy…
~~~~~~~~~~
I want to tell her that I love her..
I love her, but I was shy…
~~~~~~~~~~
16 November 2002
Mataku memandang jauh seorang gadis. Ia adalah sahabatku. Lama kupandangi dirinya.. rambutnya yang sehalus sutra.. andai ia milikku. Tapi dia tidak menyadari perasaanku, dan aku tau itu.
Sekarang kami berdua masih kelas 1 SMA. Melewati masa remaja bersama. Tapi.. dia tidak pernah tau bahwa aku ingin dia menjadi milikku. Yang dia tau, aku hanyalah sahabatnya. Sahabat kecilnya hingga sekarang. Aku sering berkhayal jika ia menjadi milikku. Menurutku, cinta dalam khayalan jauh lebih baik daripada cinta dalam kenyataan.
Melihatnya tersenyum begitu membuatku ingin menyatakan perasaanku padanya. Aku ingin mengatakan bahwa aku mencintainya. Tapi aku terlalu malu.
Dia menolehkan kepalanya kearahku, lalu melambaikan tangannya didepan wajahku. Seketika aku tersadar dari lamunanku.
“Taemin, bolehkah aku meminjam buku catatanmu?” tanyanya seraya tersenyum manis.
“Tentu saja boleh,” jawabku seraya membalas senyumannya. Kemudian aku memberikan buku catatanku padanya.
“Terima kasih, kau memang sahabatku yang baik, Taemin,” katanya—tersenyum lagi. Yah, ‘sahabat’. Aku ingin mengutarakan padanya ; aku ingin dia tau bahwa aku tidak ingin hanya menjadi sahabat ataupun sekedar teman. Aku mencintainya, tapi aku terlalu malu, dan aku tidak tau mengapa.
Mataku memandang jauh seorang gadis. Ia adalah sahabatku. Lama kupandangi dirinya.. rambutnya yang sehalus sutra.. andai ia milikku. Tapi dia tidak menyadari perasaanku, dan aku tau itu.
Sekarang kami berdua masih kelas 1 SMA. Melewati masa remaja bersama. Tapi.. dia tidak pernah tau bahwa aku ingin dia menjadi milikku. Yang dia tau, aku hanyalah sahabatnya. Sahabat kecilnya hingga sekarang. Aku sering berkhayal jika ia menjadi milikku. Menurutku, cinta dalam khayalan jauh lebih baik daripada cinta dalam kenyataan.
Melihatnya tersenyum begitu membuatku ingin menyatakan perasaanku padanya. Aku ingin mengatakan bahwa aku mencintainya. Tapi aku terlalu malu.
Dia menolehkan kepalanya kearahku, lalu melambaikan tangannya didepan wajahku. Seketika aku tersadar dari lamunanku.
“Taemin, bolehkah aku meminjam buku catatanmu?” tanyanya seraya tersenyum manis.
“Tentu saja boleh,” jawabku seraya membalas senyumannya. Kemudian aku memberikan buku catatanku padanya.
“Terima kasih, kau memang sahabatku yang baik, Taemin,” katanya—tersenyum lagi. Yah, ‘sahabat’. Aku ingin mengutarakan padanya ; aku ingin dia tau bahwa aku tidak ingin hanya menjadi sahabat ataupun sekedar teman. Aku mencintainya, tapi aku terlalu malu, dan aku tidak tau mengapa.
31 Desember 2003
Sekarang, aku dengan gadis yang kucintai itu sudah kelas 2 SMA. Dan ternyata kami sekelas lagi. Sayangnya, sekarang dia sudah mempunyai pacar. Lain denganku yang masih tetap mencintainya. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah berhenti mencintainya.
Telepon berdering. Kuangkat dan kudengar suaranya yang terisak. Ternyata ia menangis… Ia menceritakan padaku bahwa lelaki yang dicintainya telah merobek hatinya. Dia memintaku untuk menemaninya, karena dia tidak ingin sendirian. Tentu saja aku mau. Aku segera beranjak dari kamarku menuju rumahnya yang tepat berada disamping rumahku.
Ketika aku berada didepan rumahnya dan baru saja akan mengetuk pintunya, aku mendengar suara langkah kaki yang berlari kecil mendekati pintu. Kemudian knop pintu itu diputar dan dibuka olehnya. Aku melihatnya menangis, matanya yang sembab dan merah. Dia langsung menghambur kepelukanku, dan tangisannya semakin menjadi-jadi.
“Laki-laki itu brengsek… Seharusnya aku mendengarkanmu dari dulu, kalau tidak, aku tidak akan merasa disakiti seperti ini…,” tangisnya. Aku hanya bisa mengelus rambutnya pelan. Apakah dia sadar, bahwa sebenarnya aku sangat senang dipeluknya? Apakah dia sadar, bahwa sebenarnya hatiku sangat senang mendengarnya putus dengan kekasihnya?
Cintamu itu.. aku akan memunguti setiap serpihannya. Dan sebisa mungkin mengumpulkannya, merekatkan setiap pecahannya, dan memapah cinta ini kemana-mana sampai kau sadar bahwa aku benar-benar mencintaimu…
Dia melepaskan pelukannya, lalu menghapus air mata yang ada disudut matanya. Kemudian dia mengajakku masuk, dan menceritakan semuanya padaku. Menceritakan bagaimana lelaki yang dicintainya menyakitinya…
“Padahal aku sudah berjanji dengannya ingin melewati pergantian tahun bersama. Tapi dia malah menyakiti hatiku…,” isaknya lagi. Aku hanya bisa menatap matanya dan mendengarkan ceritanya.
“Taemin, kau mau tidak melewati malam pergantian tahun denganku sebagai sahabat? Mau ya? Please…,” rengeknya. Akupun hanya mengangguk.
“Tentu saja aku mau, kita kan sahabat,” kataku sambil tersenyum. Yah, ‘sahabat’. Apa kau tau, bahwa aku sangat senang saat kau mengajakku melewati malam pergantian tahun bersama?
“Terima kasih, kau memang sahabatku yang baik,” katanya sambil menatapku lalu dia mencium pipiku. Aku ingin mengutarakan padanya ; aku ingin dia tau bahwa aku tidak ingin hanya menjadi sahabat ataupun sekedar teman. Aku mencintainya, tapi aku terlalu malu, dan aku tidak tau mengapa.
Sekarang, aku dengan gadis yang kucintai itu sudah kelas 2 SMA. Dan ternyata kami sekelas lagi. Sayangnya, sekarang dia sudah mempunyai pacar. Lain denganku yang masih tetap mencintainya. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah berhenti mencintainya.
Telepon berdering. Kuangkat dan kudengar suaranya yang terisak. Ternyata ia menangis… Ia menceritakan padaku bahwa lelaki yang dicintainya telah merobek hatinya. Dia memintaku untuk menemaninya, karena dia tidak ingin sendirian. Tentu saja aku mau. Aku segera beranjak dari kamarku menuju rumahnya yang tepat berada disamping rumahku.
Ketika aku berada didepan rumahnya dan baru saja akan mengetuk pintunya, aku mendengar suara langkah kaki yang berlari kecil mendekati pintu. Kemudian knop pintu itu diputar dan dibuka olehnya. Aku melihatnya menangis, matanya yang sembab dan merah. Dia langsung menghambur kepelukanku, dan tangisannya semakin menjadi-jadi.
“Laki-laki itu brengsek… Seharusnya aku mendengarkanmu dari dulu, kalau tidak, aku tidak akan merasa disakiti seperti ini…,” tangisnya. Aku hanya bisa mengelus rambutnya pelan. Apakah dia sadar, bahwa sebenarnya aku sangat senang dipeluknya? Apakah dia sadar, bahwa sebenarnya hatiku sangat senang mendengarnya putus dengan kekasihnya?
Cintamu itu.. aku akan memunguti setiap serpihannya. Dan sebisa mungkin mengumpulkannya, merekatkan setiap pecahannya, dan memapah cinta ini kemana-mana sampai kau sadar bahwa aku benar-benar mencintaimu…
Dia melepaskan pelukannya, lalu menghapus air mata yang ada disudut matanya. Kemudian dia mengajakku masuk, dan menceritakan semuanya padaku. Menceritakan bagaimana lelaki yang dicintainya menyakitinya…
“Padahal aku sudah berjanji dengannya ingin melewati pergantian tahun bersama. Tapi dia malah menyakiti hatiku…,” isaknya lagi. Aku hanya bisa menatap matanya dan mendengarkan ceritanya.
“Taemin, kau mau tidak melewati malam pergantian tahun denganku sebagai sahabat? Mau ya? Please…,” rengeknya. Akupun hanya mengangguk.
“Tentu saja aku mau, kita kan sahabat,” kataku sambil tersenyum. Yah, ‘sahabat’. Apa kau tau, bahwa aku sangat senang saat kau mengajakku melewati malam pergantian tahun bersama?
“Terima kasih, kau memang sahabatku yang baik,” katanya sambil menatapku lalu dia mencium pipiku. Aku ingin mengutarakan padanya ; aku ingin dia tau bahwa aku tidak ingin hanya menjadi sahabat ataupun sekedar teman. Aku mencintainya, tapi aku terlalu malu, dan aku tidak tau mengapa.
15 Juni 2004
Sekarang aku dan gadis yang kucintai itu sudah kelas 3 SMA. Dan hari ini adalah hari kelulusan. Sejam sebelum malam perpisahan SMA, dia datang padaku dan mengeluh padaku.
“Pacarku sakit… dan ia tak bisa menemaniku untuk pergi ke acara perpisahan… Maukah kau menemaniku, pergi bersama sebagai sahabat?” pintanya. Tentu saja aku menjawab ‘ya’ walaupun dia memintaku menemaninya sebagai ‘sahabat’. Aku tidak mungkin menolak setiap perkataannya. Setiap kali aku selalu berdoa agar kami bisa bersama. Doa yang terjawab mendatangkan lebih banyak air mata daripada doa yang tidak terjawab. Tiada satupun yang tunggal didunia ini. Segalanya telah diatur oleh pemilik alam semesta. Berjumpa dan berbaur dalam satu jiwa. Mengapa kita tidak bisa bersama?
Akhirnya kami pun pergi bersama sebagai ‘sahabat’. Dia terlihat sangat senang. Saat acara perpisahan berlalu pun wajahnya masih berseri-seri. Dan sekarang kami berdiri didepan rumahnya. Aku memandang dirinya, dia tersenyum padaku… Menatapku dengan sepasang bola mata yang bersinar.. andai ia milikku.. Tapi dia tidak tau perasaanku, dan aku tau itu.
“Ini adalah hari terbaikku! Terima kasih, kau memang sahabatku yang baik,” katanya lalu mencium pipiku. Aku ingin mengutarakan padanya ; aku ingin dia tau bahwa aku tidak ingin hanya menjadi sahabat ataupun sekedar teman. Aku mencintainya, tapi aku terlalu malu, dan aku tidak tau mengapa.
Sekarang aku dan gadis yang kucintai itu sudah kelas 3 SMA. Dan hari ini adalah hari kelulusan. Sejam sebelum malam perpisahan SMA, dia datang padaku dan mengeluh padaku.
“Pacarku sakit… dan ia tak bisa menemaniku untuk pergi ke acara perpisahan… Maukah kau menemaniku, pergi bersama sebagai sahabat?” pintanya. Tentu saja aku menjawab ‘ya’ walaupun dia memintaku menemaninya sebagai ‘sahabat’. Aku tidak mungkin menolak setiap perkataannya. Setiap kali aku selalu berdoa agar kami bisa bersama. Doa yang terjawab mendatangkan lebih banyak air mata daripada doa yang tidak terjawab. Tiada satupun yang tunggal didunia ini. Segalanya telah diatur oleh pemilik alam semesta. Berjumpa dan berbaur dalam satu jiwa. Mengapa kita tidak bisa bersama?
Akhirnya kami pun pergi bersama sebagai ‘sahabat’. Dia terlihat sangat senang. Saat acara perpisahan berlalu pun wajahnya masih berseri-seri. Dan sekarang kami berdiri didepan rumahnya. Aku memandang dirinya, dia tersenyum padaku… Menatapku dengan sepasang bola mata yang bersinar.. andai ia milikku.. Tapi dia tidak tau perasaanku, dan aku tau itu.
“Ini adalah hari terbaikku! Terima kasih, kau memang sahabatku yang baik,” katanya lalu mencium pipiku. Aku ingin mengutarakan padanya ; aku ingin dia tau bahwa aku tidak ingin hanya menjadi sahabat ataupun sekedar teman. Aku mencintainya, tapi aku terlalu malu, dan aku tidak tau mengapa.
17 Juli 2007
Bertahun-tahun telah berlalu… dan sekarang adalah hari kelulusanku dengan gadis yang kucintai. Gadis yang selalu kucintai itu.. tidak pernah mengetahui perasaanku yang sebenarnya,
Aku menatap dirinya yang sungguh sempurna, naik keatas panggung layaknya seorang malaikat untuk menerima ijazah. Aku tak sempat mengedipkan mataku sedetik saja. Aku sangat-sangat mencintainya. Tapi dia tidak menyadari perasaanku, dan aku tau itu.
Sebelum pulang, ia datang padaku dengan seragam kelulusannya, dan menangis dipelukanku. Ia mengangkat kepalanya dari pundakku dan aku tersenyum padanya.
“Taemin, terima kasih selama ini sudah menjadi sahabatku…,” katanya seraya tersenyum manis.
“Ya, aku akan selalu menjadi sahabatmu…,” kataku tulus sambil memeluknya sekali lagi. Ia menangis lagi, dan mengusap air matanya.
“Terima kasih, kau memang sahabatku yang baik,” katanya lalu mencium pipiku. Aku ingin mengutarakan padanya ; aku ingin dia tau bahwa aku tidak ingin hanya menjadi sahabat ataupun sekedar teman. Aku mencintainya, tapi aku terlalu malu, dan aku tidak tau mengapa.
Bertahun-tahun telah berlalu… dan sekarang adalah hari kelulusanku dengan gadis yang kucintai. Gadis yang selalu kucintai itu.. tidak pernah mengetahui perasaanku yang sebenarnya,
Aku menatap dirinya yang sungguh sempurna, naik keatas panggung layaknya seorang malaikat untuk menerima ijazah. Aku tak sempat mengedipkan mataku sedetik saja. Aku sangat-sangat mencintainya. Tapi dia tidak menyadari perasaanku, dan aku tau itu.
Sebelum pulang, ia datang padaku dengan seragam kelulusannya, dan menangis dipelukanku. Ia mengangkat kepalanya dari pundakku dan aku tersenyum padanya.
“Taemin, terima kasih selama ini sudah menjadi sahabatku…,” katanya seraya tersenyum manis.
“Ya, aku akan selalu menjadi sahabatmu…,” kataku tulus sambil memeluknya sekali lagi. Ia menangis lagi, dan mengusap air matanya.
“Terima kasih, kau memang sahabatku yang baik,” katanya lalu mencium pipiku. Aku ingin mengutarakan padanya ; aku ingin dia tau bahwa aku tidak ingin hanya menjadi sahabat ataupun sekedar teman. Aku mencintainya, tapi aku terlalu malu, dan aku tidak tau mengapa.
14 Februari 2009
Aku duduk dibangku gereja, menatap dirinya yang berkata, “aku bersedia..”
Akhirnya dia menikah juga. Dia sudah siap mengarungi bahtera kehidupan yang baru dengan lelaki yang bukan diriku.. andai ia milikku. Tapi dia tidak menyadari perasaanku, dan aku tau itu. Sebelum ia pergi, ia datang kepadaku.
“Kamu datang! Terima kasih,” katanya sambil memelukku erat. Kulihat lelaki yang sudah menjadi suaminya mendekati kami, lalu dia membiarkan kami berdua.. sebagai ‘sahabat’..
“Kau cantik sekali..,” pujiku sambil tersenyum. Dia membalas senyumanku dan memelukku lagi.
“Kapan kau akan menikah, Taemin?” tanyanya seraya tertawa kecil. Aku menepuk-nepuk bahunya. Saat ini, aku ingin menangis melihatnya tertawa bahagia seperti itu. Seandainya waktu bisa diputar, aku ingin mengutarakan perasaanku selama ini padamu… Dan kuharap kau juga menyukaiku.
Sayangnya semua itu sudah terlambat. Kau sudah menjadi milik orang lain. Aku selama ini selalu menunggumu. Tapi aku terlalu malu. Kali ini dia memelukku lagi, dengan lebih erat dan aku tau bahwa dia saat ini menangis dalam pelukanku.. terisak dalam pelukanku.. Aku membalas pelukannya, dan diam-diam aku ikut menangis..
“Taemin, terima kasih selama ini. Terima kasih sudah menjadi sahabatku. Terima kasih, kau memang sahabat yang baik,” katanya lalu melepas pelukannya dan mencium pipiku. Aku ingin mengutarakan padanya ; aku ingin dia tau bahwa aku tidak ingin hanya menjadi sahabat ataupun sekedar teman. Aku mencintainya, tapi aku terlalu malu, dan aku tidak tau mengapa.
Aku duduk dibangku gereja, menatap dirinya yang berkata, “aku bersedia..”
Akhirnya dia menikah juga. Dia sudah siap mengarungi bahtera kehidupan yang baru dengan lelaki yang bukan diriku.. andai ia milikku. Tapi dia tidak menyadari perasaanku, dan aku tau itu. Sebelum ia pergi, ia datang kepadaku.
“Kamu datang! Terima kasih,” katanya sambil memelukku erat. Kulihat lelaki yang sudah menjadi suaminya mendekati kami, lalu dia membiarkan kami berdua.. sebagai ‘sahabat’..
“Kau cantik sekali..,” pujiku sambil tersenyum. Dia membalas senyumanku dan memelukku lagi.
“Kapan kau akan menikah, Taemin?” tanyanya seraya tertawa kecil. Aku menepuk-nepuk bahunya. Saat ini, aku ingin menangis melihatnya tertawa bahagia seperti itu. Seandainya waktu bisa diputar, aku ingin mengutarakan perasaanku selama ini padamu… Dan kuharap kau juga menyukaiku.
Sayangnya semua itu sudah terlambat. Kau sudah menjadi milik orang lain. Aku selama ini selalu menunggumu. Tapi aku terlalu malu. Kali ini dia memelukku lagi, dengan lebih erat dan aku tau bahwa dia saat ini menangis dalam pelukanku.. terisak dalam pelukanku.. Aku membalas pelukannya, dan diam-diam aku ikut menangis..
“Taemin, terima kasih selama ini. Terima kasih sudah menjadi sahabatku. Terima kasih, kau memang sahabat yang baik,” katanya lalu melepas pelukannya dan mencium pipiku. Aku ingin mengutarakan padanya ; aku ingin dia tau bahwa aku tidak ingin hanya menjadi sahabat ataupun sekedar teman. Aku mencintainya, tapi aku terlalu malu, dan aku tidak tau mengapa.
Beberapa tahun kemudian…
Pemakaman. Bertahun-tahun telah
kulewati. Aku memandang peti jenazah seorang gadis yang pernah menjadi
‘sahabat’ku. Disebelah kananku ada seorang gadis yang kini telah menjadi
istriku. Dan disebelah kiriku, seorang laki-laki berdiri seraya memeluk anaknya
yang menangis. Dia adalah keluarga dari seorang gadis yang pernah menjadi
‘sahabat’ku..
“Kehidupan bukan tentang berapa kali kau menarik nafas. Tetapi tentang berapa peristiwa yang berhasil menghentikan nafasmu..,” kata seorang pastor.
Sebagai penutup acara pemakaman, pastor membacakan awal dari diari yang pernah ditulis gadis itu saat masih bersekolah di SMA.
“Aku menatap lelaki itu.. Lee Taemin.. andai ia milikku.. Tapi dia tidak menyadari perasaanku, dan aku tahu itu. Aku ingin mengutarakan padanya ; aku ingin dia tahu bahwa aku tidak ingin hanya menjadi sahabat ataupun sekedar teman. Aku mencintainya, tapi aku terlalu malu, dan aku tidak tahu mengapa. Aku berharap ia dapat mengutarakan cintanya padaku! Dan aku juga berharap aku dapat mengutarakannya…”
Setelah pastor membacakan halaman dari diari gadis itu, semua orang menatapku, termasuk istriku juga suami gadis yang selama ini kucintai. Aku terdiam, lalu masuk mobilku—sendirian.
Tidak terasa air mata mulai membasahi pipiku. Aku sangat menyesal selama ini tidak pernah mengutarakan perasaanku padanya.. Andai saja waktu bisa diputar kembali, aku akan segera mengutarakan perasaanku padanya. Dan kau akan menjadi milikku. Andai saja.. andai saja.. Ini semua, hanyalah angan-anganku..
“Kehidupan bukan tentang berapa kali kau menarik nafas. Tetapi tentang berapa peristiwa yang berhasil menghentikan nafasmu..,” kata seorang pastor.
Sebagai penutup acara pemakaman, pastor membacakan awal dari diari yang pernah ditulis gadis itu saat masih bersekolah di SMA.
“Aku menatap lelaki itu.. Lee Taemin.. andai ia milikku.. Tapi dia tidak menyadari perasaanku, dan aku tahu itu. Aku ingin mengutarakan padanya ; aku ingin dia tahu bahwa aku tidak ingin hanya menjadi sahabat ataupun sekedar teman. Aku mencintainya, tapi aku terlalu malu, dan aku tidak tahu mengapa. Aku berharap ia dapat mengutarakan cintanya padaku! Dan aku juga berharap aku dapat mengutarakannya…”
Setelah pastor membacakan halaman dari diari gadis itu, semua orang menatapku, termasuk istriku juga suami gadis yang selama ini kucintai. Aku terdiam, lalu masuk mobilku—sendirian.
Tidak terasa air mata mulai membasahi pipiku. Aku sangat menyesal selama ini tidak pernah mengutarakan perasaanku padanya.. Andai saja waktu bisa diputar kembali, aku akan segera mengutarakan perasaanku padanya. Dan kau akan menjadi milikku. Andai saja.. andai saja.. Ini semua, hanyalah angan-anganku..
-END-